Mimpi Mendikbud Nadiem Lihat Orangtua Berlomba-Lomba Daftarkan Anaknya ke SMK
"Saya bermimpi bahwa sekolah-sekolah SMK dan politeknik di kita itu setara dengan yang terbaik dunia. Setara dengan yang terbaik di Eropa, di Jerman, di Australia dan lain-lain," kata Nadiem.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Makarim, memiliki mimpi dalam lima tahun ke depan Sekolah Menengah Kejuruan atau SMK akan diminati orangtua siswa dan siswa itu sendiri. Saking tingginya minat itu, dia ingin melihat kepala sekolah SMK menolak peserta didik karena membeludaknya para pendaftar.
"Saya bermimpi itu bisa terjadi, saya bermimpi bisa mendapatkan program-program terakselerasi sehingga dalam waktu yang jauh lebih singkat para siswa mendapatkan D2, atau juga D4. Itu harapan saya untuk mendapatkan value proposition bagi SMK," kata Nadiem melalui diskusi daring pada Sabtu (27/6).
-
Siapa yang berjasa membantu Mahmud Yunus dalam memperjuangkan pendidikan Islam di Indonesia? Usulan ini dibahas oleh Departemen Pendidikan dan Pengajaran dan Yunus sendiri perwakilan dari Departemen Agama.
-
Apa saja yang dilakukan Mahmud Yunus untuk kemajuan pendidikan Islam di Indonesia? Seorang ahli ulama dan tafsir Al-Qur'an ini begitu berjasa terhadap pelajaran Agama Islam agar bisa tercantum di kurikulum nasional melalui jabatannya di Kementerian Agama.
-
Kapan Azriel Hermansyah berencana melanjutkan pendidikan? Aurel Hermansyah juga mengungkapkan bahwa adiknya, Azriel, berencana melanjutkan pendidikan ke jenjang S-2 dalam waktu dekat.
-
Kapan Najwa Shihab menyelesaikan pendidikan di Universitas Indonesia? Dilahirkan di Ujungpandang, Sulawesi Selatan, pada 1977, Najwa menyelesaikan pendidikannya di Fakultas Hukum Universitas Indonesia pada 1996.
-
Kapan Ma'ruf Amin melanjutkan sekolah ke Tebuireng? Kemudian, Ma’ruf Amin melanjutkan sekolah ke jenjang Madrasah Ibtidaijah Salafijah Safiijah Tebuireng, Jombang, Jawa Timur pada 1958.
-
Apa yang dilakukan Djamaluddin Adinegoro untuk menyiasati larangan menulis saat sekolah? Untuk menyiasatinya, ia menggunakan nama samaran 'Adinegoro' hingga menjadi identitasnya yang baru. Dengan nama itu, dirinya berhasil menyalurkan bakatnya dalam menulis lalu dipublikasikan tanpa diketahui oleh siapapun.
Nadiem juga berharap agar ke depannya para siswa SMK mendapatkan keuntungan bukan hanya pelatihan keahlian, melainkan juga sertifikat guna melanjutkan ke jenjang berikutnya, seperti D3 ataupun D4. Tetapi hal itu bisa terealisasi jika SMK bekerja sama dengan politeknik maupun perguruan tinggi lain agar para siswa SMK bisa menempuh jalur fast track dan memperoleh gelar D3 ataupun D4 dari perguruan tinggi bersangkutan.
"Saya bermimpi bahwa sekolah-sekolah SMK dan politeknik di kita itu setara dengan yang terbaik dunia. Setara dengan yang terbaik di Eropa, di Jerman, di Australia dan lain-lain," ucap dia.
Sebaliknya, pelbagai harapan itu tak akan tercapai apalagi kepala sekolah di banyak SMK tidak siap serta berani mengambil risiko.
"Saya rasa visi ini tak bisa tercapai kalau kepala sekolah tak bisa menjadi striker-nya. Jadinya harapan kami ini bisa terlaksana dan harapannya ini bisa menjadi suatu turing point bagi dunia pendidikan vokasi kita yang selama ini potensinya jauh lebih besar dari pencapaiannya selama ini," jelas Nadiem.
Mendikbud Nadiem sedang menggalakkan upaya kerja sama dunia industri dengan dunia pendidikan di Tanah Air yang dia ibaratkan dengan perkawinan massal. Perkawinan massal dimaksud ialah sebuah simbiosis mutualisme antara sektor pendidikan dan dunia industri.
"Esensi daripada program ini sebenarnya ya paling diuntungkan ya mereka, adalah industri tentunya. Karena sekarang saja cost yang para industri ini harus membayar untuk melatih staf-staf mereka, untuk mendapatkan talenta-talenta banyak sekali yang mesti diimpor, perlu dari luar kota, dari tempat lain dan itu perlu mengeluarkan banyak cost," ucap Nadiem dalam sesi diskusi daring bersama Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbud, Wikan Sakarinto pada Sabtu (27/6).
Kalau misalnya, lanjut Nadiem dunia industri tak bisa mendapatkan talenta-talenta yang mereka butuhkan. Maka dampak terhadap lini bisnis mereka akan luar biasa buruk. Misalnya bisa saja mereka mesti menunda proyek-proyek yang telah direncanakan.
"Jadi kita lihat banyak sekali, jenis-jenis project-project baru, membangun pabrik-pabrik baru yang akhirnya tertunda-tunda karena tidak ada spesialis-spesialis, tidak cukup staf dari vokasi yang bisa mengakselerasi timeline mereka," ujar Nadiem.
Mendikbud mengatakan bahwa industri mesti melihat SMK-SMK ataupun vokasi sebagai lembaga pelatihan para pekerjanya. Keuntungan lainnya juga bahwa lulusan dari SMK maupun vokasi memiliki harga yang kompetitif sehingga industri tak dibebani dengan biaya yang besar untuk merekrut dan mempekerjakan mereka.
"Karena masih mudah belum prakarir ya," ucapnya.
Reporter: Yopi Makdori
Sumber: Liputan6.com
Baca juga:
Tak Ada Kurikulum Adaptif saat Pandemi, Pembelajaran Jarak Jauh Tak Efektif
Ini Penjelasan Dinas Pendidikan DKI Pakai Syarat Usia Minimal untuk PPDB
Disdik DKI Sarankan Calon Siswa Tersingkir Karena Usia Ikut Jalur Prestasi
PPDB Berdasarkan Usia Diprotes Wali Murid, Ombudsman DKI Sebut Sesuai Permendikbud
Bermain Layang-Layang di Kuburan
Anies Ingin Ada Intervensi Pemda soal Integrasi Sistem Pendidikan