Miris, Asap Kebakaran Lahan di Kampar Riau Kepung Gedung Sekolahan
Asap masuk ke sekolah karena lokasi titik api kebakaran lahan sangat dekat dengan SMP Negeri 8 Tambang.
Titik api di Riau terus bertambah seiring musim kemarau yang belum menunjukkan tanda-tanda berakhir.
Miris, Asap Kebakaran Lahan di Kampar Riau Kepung Gedung Sekolahan
Lahan Terbakar Bersebelahan dengan Sekolah
Kebakaran lahan sekitar 2 hektare terjadi di Desa Tarai Bangun Kecamatan Tambang, Kabupaten Kampar, Riau. Parahnya, kabut asap sampai masuk ke SMP 8 Tambang karena bersebelahan dengan lahan yang terbakar.
Pantauan merdeka.com Selasa (29/8), siswa siswi SMP 8 tetap masuk sekolah seperti biasa. Asap dari kebakaran lahan kosong itu juga terlihat mengelilingi sekolah tersebut. Terlihat Tim Manggala Agni dan TNI berjibaku melakukan upaya pemadaman.
- Sosok Ini Dilarang Masuk Sekolah Penerbangan oleh Ayahnya, Tak Disangka Kini Dikenang sebagai Bapak TNI AU
- Kabut Asap Kiriman Sumsel Selimuti Pekanbaru, Siswa Belajar dari Rumah
- Siswa SMP 132 di Jakbar Tewas Usai Jatuh dari Lantai 4 Gedung Sekolah
- Terungkap, Penyebab Kebakaran di Gunung Guntur Akibat Siswa SMP Bakar Alang-Alang
"Banyak asap yang masuk ke sekolah. Biasanya kan jam 1 siang, tapi kemarin kami pulang jam 12 karena banyak asap."
Kata salah satu siswa SMP 8 Tambang saat ditemui merdeka.com.
@merdeka.com
Kebakaran lahan Desa Tarai Bangun
Kebakaran lahan di Desa Tarai Bangun terjadi sejak Senin (28/8). Tim Manggala Agini yang mendapat laporan langsung ke lokasi melakukan pemadaman.
"Kebakaran lahan kosong ini sekitar 2 hektare, iya asapnya sampai masuk ke sekolah SMP itu," ujar salah satu anggota Manggala Agni, Ardi Chandra di lokasi.
Kepala Manggala Agni Daerah Operasi Sumatera IV/Pekanbaru, Chaerul Parsaulian Ginting mengatakan asap masuk ke sekolah karena lokasi titik api kebakaran lahan sangat dekat dengan SMP Negeri 8 Tambang.
"Titik api dekat dengan sekolah, hanya dibatasi parit. Senin kemarin sapnya mengarah ke sekolah, sehingga anak-anak dipulangkan lebih cepat oleh gurunya sebelum jam 12 siang," kata Chaerul.
Saat anak sekolah dipulangkan, petugas gabungan dari Manggala Agni dan TNI berjibaku memadamkan api di lahan gambut itu. Sebab, asap kebakaran gambut itu sempat memenuhi lingkungan sekolah hingga mengganggu aktivitas belajar siswa.
Petugas mendapat rintangan dalam melakukan pemadaman. Sebab, api sudah berada di dalam gambut. Apalagi tanah yang berkontur gambut butuh waktu lama untuk dipadamkan jika sudah terbakar.
"Gambutnya di situ sekitar tiga meter dalamnya. Kita butuh waktu melakukan pemadaman dan pendinginan api di lahan gambut. Tapi sumber air untuk pemadaman ada di kanal," kata Chaerul.
Meski sudah berjuang melakukan upaya pemadaman, namun hingga sore tadi, titik api belum padam. Petugas akan melanjutkan pemadaman besok pagi.
Chaerul menyampaikan, lahan yang sama pernah terbakar pada tahun 2019. Waktu itu, tim Manggala Agni Pekanbaru juga dikerahkan untuk pemadaman.
"Iya, pada tahun 2019 lalu, lahan ini pernah terbakar juga, saat itu kami melakukan pemadaman. Dan sekarang terbakar lagi."
Kata Kepala Manggala Agni Pekanbaru