Misi Hendropriyono Wujudkan Aksara Nusantara Lewat Taman Sekar Wijaya Kusuma
Visi paling utama yaitu membangkitkan kembali kepribadian bangsa yang berbudaya setelah banyaknya kebudayaan asing yang negatif.
Guru Besar Sekolah Tinggi Intelijen Negara, AM Hendropriyono membuat Taman Sekar Wijaya Kusuma (TSWK) untuk menjadikan aksara Nusantara sebagai alat komunikasi tertulis yang resmi. Maka, TSWK memiliki visi dan misi.
Visi paling utama yaitu membangkitkan kembali kepribadian bangsa yang berbudaya setelah banyaknya kebudayaan asing yang negatif.
-
Bagaimana Heru Budi Hartono ingin menyelesaikan masalah kemacetan di Jakarta? Menurut Heru, kondisi ini perlu dievaluasi bersama. Hal itu disampaikan Heru saat membuka focus group discussion (FGD) terkait penanganan kemacetan di Ibu Kota di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, pada Kamis (6/7). "Hari ini kita kumpul karena tuntutan dari masyarakat untuk diskusikan bagaimana salah satunya mengatasi kemacetan. Banyak masukan-masukan bagaimana kalau jam kerja dibagi. Terutama pada saat saya diskusi dengan Pak Kapolda, Pak dirlantas. Kalau jam 6 itu seperti air bah. Dari bekasi, Tangerang, Depok, jam yang sama menuju Jakarta."
-
Siapa Ki Ageng Henis? Ki Ageng Henis merupakan leluhur dari Raja-Raja Mataram Di tepian Sungai Jenes, Kampung Laweyan, Kota Surakarta, terdapat sebuah makam tua. Di makam itu bersemayam seorang tokoh yang disegani pada masanya. Dia adalah Ki Ageng Henis, tokoh hebat di balik kejayaan Kampung Batik Laweyan, Solo. Mengutip Liputan6.com, Ki Ageng Henis merupakan sosok pengajar agama Islam dan ahli batik.
-
Apa keinginan Anang Hermansyah? Saat merayakan ulang tahunnya yang ke-55, Anang Hermansyah mengungkapkan keinginannya untuk memiliki anak lagi. Ia menyampaikan hal ini kepada awak media, mengungkapkan keinginan pribadinya untuk memperluas keluarga.
-
Apa yang dibahas Indonesia di Sidang Umum ke-44 AIPA di Jakarta? “AIPA ke-44 nanti juga akan membahas persoalan kesejahteraan, masyarakat, dan planet (prosperity, people, and planet),” kata Putu, Rabu (26/7/2023).
-
Kapan Wibowo Wirjodiprodjo meninggal? Di akhir hidupnya, Ari dan Ira Wibowo menceritakan bahwa sang ayah pergi dengan tenang, tanpa rasa sakit, dan dikelilingi oleh keluarga tercinta.
-
Bagaimana KPK menahan Helmut Hermawan? "Menjadi salah satu bagian dari kebutuhan proses penyidikan, tim penyidik menahan HH (Helmut) selama 20 hari pertama sejak 7 Desember 2023 hingga 26 Desember 2023 di rutan KPK," ujar Wakil Ketua KPK Alexander Marwata dalam jumpa pers di gedung KPK, Kamis (7/12).
"Kepentingan diberlakukannya Aksara Nusantara kini adalah demi mencegah semakin maraknya pemberlakuan aksara asing seperti yang terjadi di kota Baubau Sulawesi Tenggara, yang Pemerintah Daerahnya menerapkan aksara Hangul bangsa Korea dalam kurikulum lokal di sekolah. Kini aksara Hangul tersebut mulai banyak digunakan di gedung-gedung baik milik pemerintah maupun swasta," tulis visiTaman Sekar Wijaya Kusuma (TSWK).
Sebagai informasi, Aksara Nusantara adalah aksara Jawa dalam bahasa Indonesia. Semula sebagai aksara Jawa temuan Aji Saka. Pada tahun 826 Masehi diberlakukan di seluruh daerah yang dipersatukan oleh Majapahit. Bahkan tarikh Saka pernah digunakan secara resmi di Kerajaan Majapahit selama 234 tahun (Tahun 1 Saka = Tahun 78 Masehi).
Untuk mewujudkan visi, TSWK memiliki misi seperti menjadikan diri sebagai etalase dari keluhuran sejarah dan kebudayaan asli Indonesia serta membimbing generasi muda agar menguasai aksara Nusantara.
"Berjuang agar aksara Nusantara dapat diresmikan oleh otoritas pusat, sehingga dapat meletakkannya pada platform digital dan memperoleh domain internet seperti 43 negara lainnya di dunia."
Hendropriyono mengatakan saat ini Indonesia memiliki ancaman dalam aspek ketahanan budaya karena adanya kegandrungan masyarakat terhadap aksara asing.
"Aksara asing yang digandrungi masyarakat yaitu aksara Hangul Korea dan aksara Hanzi China. Kegandrungan kaum muda Indonesia karena pengaruh seni budaya Korea yang ditebarkan oleh K-Pop, sedangkan kegandrungan terhadap aksara Hanzi karena pengaruh kekuatan ekonomi perdagangan dan finansial serta kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi China. Aksara-aksara asing yang bersifat mengganggu atau menghambat perkembangan aksara Nusantara antara lain adalah aksara Palawa India, aksara Jawi Arab dan aksara Khamen Thailand," katanya.
Kemudian, Hendropriyono mengatakan setiap negara memiliki ketahanan dalam kebudayaannya masing-masing.
"Jawaban yang berupa ketahanan kebudayaan masyarakat bangsa Indonesia yang diawali dengan membuat setaranya aksara Nusantara dengan aksara latin, merupakan kunci untuk menjawab tantangan hegemoni latin Barat karena Lingua Franca Inggris yang berada dalam status quo sejak abad ke 18," sambung Hendropriyono.
Maka dari itu, Hendropriyono ingin aksara Nusantara diterapkan dalam tulisan gerak, lagu, seni tari, musik tradisional, musik modern, puisi, wayang, sulap, teater, seni ukir tiga dimensi, dan lainnya. Dia juga menginisiasi tiga kelas untuk mempelajari aksara Nusantara.
"Text books untuk sekolah khusus aksara Nusantara yang terdiri dari 3 jenjang kelas, yaitu kelas 1 yang disebut kelas Pendekar, kelas 2 disebut kelas Adipati, kelas 3 disebut kelas Senapati. Waktu pendidikan paling lama 18 bulan dan jika lulus ujian akan mendapat gelar Pengiran atau Pengiran Putri Budaya Nusantara. Tugas para Pengiran/Pengiran Putri adalah mensosialisasikan aksara Nusantara, agar dari generasi ke generasi dapat digunakan dan berfungsi untuk semakin mempersatukan seluruh Nusantara," katanya.
Menurut Hendropriyono, lingkungan masyarakat Indonesia di era industri 5.0 kini hanya akan menggunakan aksara Nusantara miliknya sendiri jika memenuhi dua syarat. Pertama, diberlakukan resmi oleh kemauan politik (Political Will) dari otoritas pusat, sebagai tindak lanjut pemberlakuan aksara Jawa oleh otoritas daerah-daerah Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Cirebon dan Indramayu dan dipelajarkan kepada generasi penerus melalui kurikulum pelajaran di sekolah-sekolah.
Kedua, dirasakan kegunaannya untuk kebutuhan pribadi atau masyarakat, yang hidup di era serba internet dan berkecerdasan buatan. Misalnya, dengan tertera pada platform digital, dapat lebih cepat dan tepat memahami hakikat dari ontologi seni dan budaya asli Indonesia yang antara lain digelar di TSWK.
Reporter Magang: Alya Fathinah
(mdk/rhm)