Menguak Asal-Usul Taman Nasional di Indonesia, Sudah Ada sejak Zaman Kerajaan Sriwijaya
Taman Srikestra ini berada di dataran cukup tinggi serta jauh dari pemukiman kota.
Taman Srikestra ini berada di dataran cukup tinggi serta jauh dari pemukiman kota.
Menguak Asal-Usul Taman Nasional di Indonesia, Sudah Ada sejak Zaman Kerajaan Sriwijaya
Taman Nasional (TN) merupakan sebuah kawasan hutan yang menjadi habitat bagi flora dan fauna yang tergolong langka dan berada di ambang kepunahan. Selain itu, Taman Nasional juga dimanfaatkan sebagai destinasi wisata edukasi.
Namun, tidak banyak tahu soal sejarah lahirnya konsep Taman Nasional dan bagaimana kisahnya. Usut punya usut, konsep Taman Nasional sudah ada sejak zaman Kerajaan Sriwijaya yang berusia lebih dari ribuan tahun!
-
Kapan Taman Purbakala Sriwijaya diresmikan? Menghabiskan waktu pembangunan lebih kurang 4 tahun, TPKS telah diresmi beroperasi pada tahun 1990 dan diresmikan oleh Presiden Soeharto.
-
Dimana letak Taman Purbakala Sriwijaya? Taman Purbakala Sriwijaya, Bekas Kawasan Pemukiman dengan Ragam Jenis Peninggalannya Kerajaan Sriwijaya yang terletak di pesisir Sumatra Selatan ini dikenal dalam sejarah sebagai salah satu pemerintahan yang cukup kuat di wilayah maritimnya.
-
Dimana Situs kerajaan Sriwijaya ditemukan? Situs kerajaan Sriwijaya pada zaman dahulu yang dikenal sebagai Pulau Emas telah ditemukan para pemancing lokal yang melakukan penyelaman malam hari di Sungai Musi, Sumatera Selatan.
-
Apa yang ditemukan di Taman Purbakala Sriwijaya? Penetapan tempat ini menjadi Taman Purbakala dibuktikan dengan penemuan-penemuan benda yang digunakan untuk menunjang kehidupan sehari-hari mereka mulai dari perahu, bangunan bata, gerabah, dan lain sebagainya.
-
Di mana kerajaan Sriwijaya berada? Seorang ahli geografi dari Persia bernama Abu Raihan Al-Biruni melakukan kunjungan ke Sriwijaya dan menyebut kerajaan ini terletak di Pulau Suwarnadib.
-
Siapa raja Sriwijaya yang namanya dikaitkan dengan asal usul nama Sumatera? Mengutip Liputan6.com, ada spekulasi tentang nama Sumatra yang diambil dari nama tokoh Raja Sriwijaya bernama Haji Sumatrabhumi atau disebut Raja Tanah Sumatra.
Taman Nasional ini berada di Kampung Talang Tuo, berjarak 6 km arah Barat Daya Bukit Siguntang. TN ini lahir atas pemikiran Sri Baginda Sri Jayanasa yang berniat menanam beragam jenis pohon yang bermanfaat bagi kehidupan.
Ingin tahu lebih dalam terkait asal-usul lahirnya konsep Taman Nasional di Indonesia? Simak informasinya yang dirangkum merdeka.com (18/6) dari berbagai sumber berikut ini.
Taman Nasional itu Bernama Sriksetra
Sri Baginda Sri Jayanasa atau dikenal Dapunta Hyang Srijayanasa sudah mencanangkan konsep Taman Nasional yang diberi nama Taman Sriksetra. Ia sengaja memanfaatkan lahan untuk ditanam berbagai jenis pohon yang bisa dimanfaatkan ketika panen tiba.
Taman Srikestra ini sengaja dibangun agar tidak terjadi erosi dan menjadi tempat peresapan air tanah bagi penduduk Kota Palembang saat itu. Maka tak heran jika lokasinya berada di bukit atau di dataran tinggi.
Selain mendirikan Taman Nasional, Sri Jayanasa juga membangun fasilitas lainnya yaitu bendungan serta kolam air yang bisa dimanfaatkan masyarakat sekitar.
Melansir dari arkenas.kemdikbud.go.id, Taman Sriksetra ini dibangun pada tahun 684 masehi atau sudah berusia lebih dari 1.000 tahun.
Bermanfaat Bagi Sesama
Pencanangan Taman Sriksetra oleh Sri Jayanasa ini tentunya bisa dirasakan langsung oleh masyarakat sekitar. Artinya, seluruh isi dari Taman Sriksetra ini bisa bermanfaat bagi sesama.
Melansir dari arkenas.kemdikbud.go.id, terdapat sebuah potongan kalimat bertuliskan "Inilah niat baginda: Semoga yang ditanam di sini, pohon kelapa, pinang, aren, sagu, dan bermacam-macam pohon, buahnya dapat dimakan, demikian bambu haur, waluh, dan pattum dan sebagainya".
Berkaitan dengan Konsep Kepercayaan
Dalam konsep keagamaan Kerajaan Sriwijaya tidak lepas dari implementasi agama Buddha yang mengusung konsep makro kosmos atau alam semesta dengan mikro kosmos atau dunia manusia. Kota Sriwijaya sendiri merupakan bagian dari mikro kosmos.
Sementara itu, tempat tertinggi di Sriwijaya adalah Bukit Siguntang yang dianggap sebagai Gunung Meru. Manusia bertempat tinggal di sebelah selatan bukit di daerah pinggiran Sungai Musi. Kemudian rumah ibadah diletakkan di sebelah utara dengan kontur tanah yang tinggi.
Taman Srikestra ini berada di dataran cukup tinggi serta jauh dari pemukiman kota. Hal ini sebuah upaya untuk konservasi lahan agar tidak terjadi erosi dan menjadi sumur resapan air bagi penduduk Kota Palembang.
Di lokasi taman ini juga mengalir dua anak sungai yang mengarah ke kota yaitu Sungai Kedukan dan Sungai Sekanak.