Kisah Lucu Orang Betawi Saat Naik Haji, Orang Berjubah Dikira Syekh Ternyata Kuli Panggul
Penampilan kuli panggul itu berjubah dan mengenakan sorban berwarna merah putih.
Penulis: Arsya Muhammad
Banyak kisah menarik tentang ibadah Haji. Di masa lalu, perjalanan menuju pelabuhan Jeddah ditempuh dengan kapal laut.
Tahun 1967, keluarga Buya Hamka mendapat tawaran untuk naik haji dari Pejabat Presiden RI, Jenderal Soeharto. Tawaran itu disambut baik oleh Buya untuk menunaikan ibadah haji. Bersama Buya turut istri dan anak Buya, Irfan Hamka.
Mereka berangkat tanggal 17 Februari 1968. Saat itu perjalanan Jakarta-Jeddah masih ditempuh dengan kapal laut. Dirjen Haji menunjuk PT Arafat untuk menyelenggarakan perjalanan haji jamaah Indonesia.
Untuk memberangkatkan jemaah haji Indonesia, PT Arafat selain menggunakan kapal milik pelayaran Indonesia, menyewa beberapa kapal dari luar negeri. Salah satunya adalah Mae Abato.
Kapal inilah yang digunakan oleh Buya Hamka dan keluarganya. Mae Abato kapal yang cukup mewah saat itu. Kapten kapalnya orang Norwegia. Untuk kelas VIP, makanan yang disajikan pun dengan standar jamuan ala Eropa.
Banyak kisah menarik selama di kapal yang dituliskan oleh Irfan Hamka. Catatan beliau menjadi menarik karena saat ini sudah tidak ada lagi jamaah haji Indonesia yang diberangkatkan dengan kapal laut.
-
Bagaimana cara orang berhaji? Biasanya, ada serangkaian acara yang dilakukan menjelang seseorang menunaikan ibadah Haji. Salah satunya yakni momen berpamitan kepada sanak, saudara, hingga orang-orang terdekat.
-
Apa artinya 'haji'? Menurut istilahnya, Haji tak lain berasal dari bahasa Arab 'Hagg' yang berarti berziarah. Maka dari itu, makna haji sendiri yakni merupakan ibadah berupa ziarah yang dilakukan ke Kota Suci Mekkah dalam rangka meningkatkan keimanan dan takwa seseorang terhadap Allah SWT.
-
Siapa jemaah haji termuda Bangka Belitung? Salah satu yang membuat haru adalah kisah Inas Syifa yang menjadi calon jemaah haji termuda di Bangka Belitung.
-
Kenapa orang berhaji? Haji sendiri merupakan salah satu rukun Islam yang bisa ditunaikan. Haji merupakan ibadah yang ditunaikan setelah syahadat, salat, zakat, dan puasa. Namun dalam syariatnya, menunaikan ibadah Haji dapat dilakukan apabila seorang muslim mampu melaksanakannya.
-
Apa yang dimaksud dengan haji? Haji secara istilah adalah menyengaja berkunjung ke Baitullah, di Makkah untuk melakukan ibadah pada waktu dan cara tertentu serta dilakukan dengan tertib.
-
Apa gelar yang diberikan kepada orang yang sudah haji? Masyarakat Indonesia tentu sudah tidak asing dengan penyebutan gelar Haji atau Hajah. Tidak bisa dipungkiri, masyarakat Indonesia memiliki tradisi memberi gelar 'Haji' atau 'Hajah' di depan nama orang usai menunaikan ibadah Haji.
Tidak cuma hal serius, kadang terselip cerita lucu selama perjalanan haji ini. Kisah ini dituliskan Irfan Hamka dalam buku Ayah, Kisah Buya Hamka, yang diterbitkan Republika tahun 2013.
Ceritanya setelah 13 hari berlayar dengan Mae Abato, rombongan Jemaah Haji Indonesia tiba di Pelabuhan Jeddah. Pintu menuju Tanah Suci Makkah dan Madinah.
Saat itu belum banyak hotel seperti sekarang. Jamaah Haji Indonesia ditampung di rumah para Syekh yang ditunjuk secara resmi oleh Dirjen Haji Indonesia. Maka kopor-kopor milik para jamaah haji Indonesia di atas kapal pun telah diberi nama serta alamat rumah Syekh yang dituju.
Begitu kapal berlabuh di dermaga dan tangga diturunkan, para penumpang sudah tak sabar segera menginjak daratan.
Kuli Panggul Dikira Syekh
Irfan Hamka berkisah yang pertama turun dari kapal adalah penumpang kelas III. Di dermaga terlihat sudah banyak kuli panggul yang bersiap naik ke atas kapal untuk mengangkat kopor dan barang-barang milik mereka.
Penampilan kuli panggul itu berjubah dan mengenakan sorban berwarna merah putih.
Uniknya, begitu turun, banyak jamaah haji asal Indonesia langsung mencium tangan dan memeluk kuli-kuli itu. Mereka menangis penuh haru.
“Tuan, ane datang dari Betawi, kelamaan di kapal sampai bosan, Alhamdulillah sampai juga kemari,” kata seorang pria sambil terisak memeluk seorang ‘berjubah dan bersorban’ itu.
Sebelum melepaskan pelukannya, pria asal Betawi itu masih sempat mencium pipi kanan dan pria Arab tersebut sebagai tanda hormat.
Dari Jeddah, rombongan ditampung dahulu sebelum selanjutnya dibawa ke Makkah. Saat itulah kuli-kuli tersebut mulai menjalankan tugasnya untuk mengangkut kopor penumpang kapal.
Pria asal Betawi itu pun sadar, ternyata pria Timur Tengah yang dikiranya syekh itu adalah seorang kuli panggul.
“Sialan, ane kira Wan Habib atau utusan Syekh yang menjemput, tahunya kuli panggul. Pantesan baunya tengik, kalau Habib kan biasanya wangi,” omel pria betawi tadi dengan logatnya yang kental.
Irfan Hamka yang tanpa sengaja mendengar omelan tersebut pun tersenyum geli.