Motif marbut di Garut berbohong dianiaya karena butuh uang
Polda Jabar menghadirkan Uyu Ruhyana (56) dalam gelar perkara di Mapolda Jabar, Jalan Soekarno Hatta, Kota Bandung. Pria asal Garut yang sempat viral karena dikabarkan menjadi korban penganiayaan itu mengakui berita itu tidak benar.
Polda Jabar menghadirkan Uyu Ruhyana (56) dalam gelar perkara di Mapolda Jabar, Jalan Soekarno Hatta, Kota Bandung. Pria asal Garut yang sempat viral karena dikabarkan menjadi korban penganiayaan itu mengakui berita itu tidak benar.
Uyu mengakui merekayasa kejadian karena penghasilannya sebagai marbut Masjid Besar Al Istiqomah di Pamengpeuk Garut tidak cukup memenuhi kebutuhan ekonomi.
-
Kenapa berita hoaks ini beredar? Beredar sebuah tangkapan layar judul berita yang berisi Menteri Amerika Serikat menyebut Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bodoh usai Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 diserang hacker beredar di media sosial.
-
Bagaimana cara mengetahui bahwa berita tersebut tidak benar? Melansir dari reuters, The Economist tidak menerbitkan sampul yang menggambarkan Presiden AS Joe Biden bermain catur dengan Vladimir Putin, dengan judul yang memperingatkan tentang perang nuklir yang “tak terelakkan” antara keduanya.
-
Siapa yang diharuskan bertanggung jawab atas konten hoax di media digital? Dalam peraturan itu dijelaskan bahwa apabila ada konten hoaks, yang pertama kali bertanggung jawab adalah platformnya, bukan si pembuat konten tersebut.
-
Siapa yang diklaim sebagai tersangka yang dilepaskan dalam berita hoaks? Berita yang beredar mengenai kepolisian yang membebaskan tersangka pembunuhan Vina Cirebon bernama Pegi karena salah tangkap adalah berita bohong.
-
Bagaimana Cek Fakta Merdeka.com melakukan penelusuran terhadap berita hoaks tersebut? Penelusuran Cek Fakta Merdeka.com melakukan penelusuran melalui fitur Google Image. Menemukan bahwa thumbnail video Youtube merupakan foto dari berita Antaranews.com berjudul “Polisi bebaskan perawat DN tersangka gunting jari bayi di Palembang” yang diunggah pada 13 Februari 2023.
-
Bagaimana BRI memastikan bahwa video tentang hilangnya uang nasabah akibat serangan bansos adalah hoax? BRI memastikan video yang tengah viral di social media terkait "Uang Hilang di BRI adalah efek dari Pemilu Untuk Serangan Bansos" adalah tidak benar dan tidak berdasar.
"Saya ingin menyampaikan kejadian yang beredar di Facebook hanya rekayasa saya," katanya, Kamis (1/3).
Munculnya ide itu berawal ketika anaknya meminta dibelikan mesin pemotong rumput untuk kerja. Namun, ia kebingungan karena gajinya sebesar Rp 125 ribu hanya cukup untuk keperluan rumah tangga. Itupun masih kurang. Sempat ada keinginan untuk pinjam uang. Tetapi tidak tahu harus minta tolong ke siapa.
Hingga akhirnya, pada Selasa (27/2) malam ia mendapatkan ide untuk berpura-pura menjadi korban penganiayaan. Tujuannya menarik simpati dari masyarakat.
"Perbuatan itu saya mengharapkan dikasih uang," terangnya.
Sebelumnya beredar kabar bahwa seorang marbut Masjid Besar Al-Istiqomah di Kecamatan Pameungpeuk Kabupaten Garut dianiaya seorang tak dikenal.
Kabar itu tak hanya beredar melalui pesan berantai via WhatsApp, namun muncul pemberitaan di sejumlah media online.
Dari pesan itu disampaikan kronologis bahwa Uyu ditemukan di dalam masjid dalam kondisi tangan kaki terikat, mulut sudah disumpal di samping kursi kayu yang patah sebelum salat subuh. Di pesan yang tak jelas itu pun disampaikan bahwa korban mengalami luka senjata tajam.
Namun, Polda Jabar memastikan berita penganiayaan itu hoax. Hasil pemeriksaan sementara, korban mengakui bahwa peristiwa tersebut merupakan rekayasa dari korban itu sendiri.
"Motifnya adalah masalah ekonomi di mana korban selaku marbut masjid tidak ada yang memperhatikan," ujar Dirkrimum Polda Jabar Kombes Umar Surya Fana.
Baca juga:
Marbut Masjid gunting baju dan peci sendiri biar disangka dianiaya
Sebar kabar hoax mengaku dianiaya, marbut di Garut jadi tersangka
Mengapa orang mau direkrut masuk jaringan penyebar hoax ?
Buka Kampung Hukum, ketua MA harap masyarakat sadar hukum di era digital
Polisi bekuk pemilik akun FB Fuad Sidiq terkait grup MCA