Muhammadiyah gandeng Komnas HAM dan BNPT terkait autopsi Siyono
"Autopsi berjalan dengan baik, dengan lancar tidak ada perlawanan apapun," ujar Bendahara Umum PP Muhammadiyah Suyatno.
Bendahara Umum PP Muhammadiyah Suyatno mengatakan bahwa autopsi terhadap jenazah terduga teroris Siyono di lokasi makam Sasana Laya Brengkungan, Desa Pogung, Kecamatan Cawas, Klaten, Jawa Tengah akan dibuka ke publik. Dia juga menjelaskan bahwa autopsi didukung penuh oleh keluarga Siyono.
"Apa yang dilakukan Muhammadiyah soal autopsi yang insyaAllah akan dibuka secara publik dan bisa terbuka," ucapnya di acara pengajian bulanan pimpinan pusat Muhammadiyah dengan tema 'Pemberantasan Terorisme yang Pancasilais dan Komprehensif' di Pusat Dakwah, Jakarta, Jumat (8/3) malam.
"Autopsi berjalan dengan baik, dengan lancar tidak ada perlawanan apapun dan keluarga memberikan dukungan," tambahnya.
Tidak hanya itu, menurutnya autopsi akan dikawal penuh oleh pihak BNPT dan Komnas HAM. "Dengan sinergi dengan BNPT dan Komnas HAM bisa menjalankan terorisme yang Pancasilais dan komprehensif dengan tata cara Muhammadiyah," ungkapnya.
Suyatno pun menegaskan bahwa pihaknya mengajak komponen masyarakat untuk memberantas terorisme. "Tanpa terkecuali mari kita bersama-sama memberantas terorisme," bebernya.
Diketahui sebelumnya, Tim ahli forensik dari Universitas Muhammadiyah pada Minggu (3/4) mulai melakukan autopsi terhadap jenazah terduga teroris Siyono di lokasi makam Sasana Laya Brengkungan, Desa Pogung, Kecamatan Cawas, Klaten, Jawa Tengah. Autopsi terhadap terduga teroris yang tewas setelah ditangkap Densus 88 beberapa waktu lalu tersebut dilakukan sekitar pukul 07.30 WIB, namun tertutup untuk media dan dengan pengamanan yang sangat ketat.
Sebelumnya PP Muhammadiyah menerjunkan tim forensik dari Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan Surakarta untuk melakukan autopsi jenazah Siyono. Autopsi dilakukan atas permintaan istri Siyono dan keluarga untuk mengetahui penyebab pasti kematian terduga teroris itu.
Baca juga:
Anggota Densus 88 yang tewaskan Siyono terancam hukuman
Propam Polri: Densus harus tanggung jawab atas kematian Siyono
Kapolri dituntut adili anggota Densus 88 yang menewaskan Siyono
Komisi III bakal panggil Muhammadiyah dan Densus 88 soal Siyono
Muhammadiyah tunggu hasil otopsi Siyono sebelum tentukan sikap
Propam isyaratkan hukum anggota Densus yang duel dengan Siyono
-
Siapa Serka Sudiyono? Serka Sudiyono adalah anggota TNI yang bekerja sebagai Babinsa di Desa Kemadu, Kecamatan Sulang, Rembang.
-
Siapa Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo? Kartosoewirjo merupakan tokoh populer di balik pemberontakan DI/TII pada tahun 1948.
-
Mengapa Masjid At Taqwa Cirebon diganti namanya? Alasan renovasi juga karena posisinya sudah cukup melenceng dari arah kiblat, sehingga perlu diluruskan. Setelahnya, Koordinator Urusan Agama Cirebon, R. M. Arhatha, menginisiasi pergantian nama masjid agar tidak lagi menggunakan kata “Agung”. Ini karena saat itu sudah ada masjid bernama Masjid Agung Sang Cipta Rasa yang ada di Alun-Alun Kasepuhan dan menjadi salah satu masjid kuno paling tua yang ada di sana.
-
Apa yang dilakukan Syekh Nurjati di Cirebon? Di Cirebon, keduanya sepakat mulai mengajarkan ilmu Agama Islam yang saat itu masih banyak yang belum mengenalnya.
-
Siapa Syekh Nurjati? Syekh Maulana Idhofi Mahdi Datuk Kahfi atau Syekh Nurjati menjadi tokoh penyebar Agama Islam yang berpengaruh di sekitar abad ke-14.
-
Kapan Masjid Raya Sumatra Barat diresmikan? Awal pembangunan masjid ini ditandai dengan peletakan batu pertama pada 21 Desember 2007 silam.