MUI ambil alih penyimpanan Alquran raksasa di Sidoarjo
MUI khawatir terjadi penyimpangan keyakinan terhadap kemunculan Alquran tersebut di masyarakat.
Kemunculan kitab suci Alquran raksasa di Desa Glagaharum, Kecamatan Porong, Sidoarjo, Jawa Timur yang secara tiba-tiba dan menggegerkan warga, membuat Majelis Ulama Indonesia (MUI) setempat terpaksa mengambil tindakan, Selasa (13/1). Karena khawatir memunculkan keyakinan menyimpang di masyarakat.
Hal itu dilakukan pihak MUI Sidoarjo, bertujuan, selain melakukan penelitian terhadap mushaf Alquran raksasa tersebut, juga untuk mengantisipasi munculnya keyakinan-keyakinan yang mengarah pada kemusyrikan.
Kabarnya, Ketua MUI Sidoarjo, KH Usman Bahri sendiri yang turun ke lapangan untuk melihat langsung wujud kita suci berukuran 2x2,40 meter dengan ketebalan 15 sentimeter dan berat 1 kuintal tersebut.
Tak hanya itu, MUI-juga mengambil alih penyimpanannya dari rumah Anang Asriyanto (38), warga setempat ke Kantor MUI Sidoarjo.
Dikonfirmasi terkait masalah itu, Kiai Usman mengatakan, saat datang ke lokasi penemuan Al Quran raksasa bersampul kertas warna hitam itu, dia juga membawa Alquran ukuran kecil untuk membandingkan atau mencocokkan huruf hijaiyah dan lafaz-lafaznya.
"Setelah kita teliti dan kita cocokkan huruf-hurufnya dengan kitab kecil, ternyata ada kelebihan ayat pada surah Al Baqarah. Pada ayat keempat surah tersebut, ada bunyi unzila yang ditulis dua kali secara berjajar," katanya.
Kemudian Kiai Usman memperlihatkan sambil membaca ayat ke empat surah Al Baqarah itu secara benar: Walladziina yukminuuna bimaa unzila ilaika wamaa unzila min qablika wabil aakhirati hum yuuqinuun.
"Tapi pada Al Quran raksasa itu, bunyinya seperti ini: Walladziina yukminuuna bimaa unzila unzila ilaika wamaa unzila min qablika wabil aakhirati hum yuuqinuun. Jadi kalimat unzila yang pertama diulang dua kali. Kalimat unzila yang kedua sudah benar, hanya satu kali," papar dia.
Meski dikabarkan kemunculan Al Quran raksasa ini secara tiba-tiba dan jatuh dari atap rumah Anang ketika acara istighosah rutin digelar, Kiai Usama menegaskan untuk berhati-hati menjaga munculnya keyakinan yang menyimpang dari ajaran.
Dia juga menyatakan dengan tegas, MUI tidak sependapat jika Alquran raksasa itu muncul tiba-tiba dan jatuh dari atap.
"Memang Al Quran ini, pada mushaf-mushafnya, tertulis huruf-huruf hijaiyahnya hasil tulisan tangan manusia. Tapi saya tidak percaya kalau Alquran itu tiba-tiba muncul dan jatuh dari atas ke bawah," ketusnya.
Untuk itu, masih kata dia, atas peristiwa ini, MUI harus mengambil sikap tegas. "Bukan apa-apa, kita khawatir muncul keyakinan atau sesuatu yang tidak kita inginkan di masyarakat. Makanya tadi kita usulkan untuk menyimpan Alquran tersebut ke tempat yang aman," tegasnya.
Sebelumnya, Senin kemarin (12/1), saat warga di area peta terdampak lumpur panas Lapindo Sidoarjo menggelar istighosah rutin di rumah Anang Asriyanto, warga Glagaharum, Porong, jamaah dikagetkan dengan suara benda jatuh dari dalam kamar si tuan rumah.
Setelah dicek, ternyata tumpukan kertas berukuran raksasa bersampul kertas warna hitam yang jatuh dari atap kamar. Setelah dibuka, benda bersampul hitam itu berisi ayat-ayat suci Al Quran.
Selanjutnya, rumah Anang menjadi ramai dikunjungi warga, baik dari Sidoarjo sendiri maupun dari luar Sidoarjo. Untuk antisipasi munculnya hal-hal tidak diinginkan, pihak kepolisian langsung mengambil tindakan pengamanan di rumah Anang dan memberi garis polisi.
Baca juga:
Dari Prabowo sampai MUI sebut Islam bukan otak serangan Prancis
MUI: Biar pakai Takbir serangan di Prancis tak wakili Islam
MUI Samarinda: Pergantian tahun tidak perlu foya-foya
Menanti sentuhan Din Syamsuddin buat PPP
MUI: Sekali pemerintah intervensi parpol akan terjadi kekacauan
MUI: Ucapkan selamat Natal buat sahabat baik enggak apa-apa
-
Siapa yang menyumbangkan Alquran raksasa di Masjid Agung Baiturrahman? Alquran raksasa dengan tulisan tangan ini merupakan sumbangan dari seorang donatur.
-
Bagaimana cara para qori membaca Alquran raksasa di Masjid Agung Baiturrahman? Setiap pembacaan Alquran raksasa ini dibutuhkan paling tidak tiga qori. Dimana 1 qori bertugas untuk melantunkan ayat-ayat suci, sementara 2 qori lainnya bertugas untuk membuka setiap lembar halaman Alquran.
-
Mengapa tadarus menggunakan Alquran raksasa dilakukan di Masjid Agung Baiturrahman? Saat Ramadan, para qori di Masjid Baiturrahman mengkhatamkan Alquran raksasa itu paling tidak sebanyak dua kali. Tadarus dilakukan rutin selepas salat tarawih.
-
Bagaimana Syekh Maulana Mansyuruddin membuat ukiran di Batu Quran? Mengutip karya ilmiah Ahmad Fauzy dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, berjudul “Komodifikasi Wisata Religi Batu Quran” Syekh Maulana Masyuruddin sempat menggoreskan telunjuknya ke sebuah batu yang ada di tengah kolam tersebut.
-
Kapan Bedug Raksasa Masjid Istiqlal mulai ada? Mengutip Liputan6, bedug raksasa ini rupanya sudah ada sejak 1972. Kala itu, Presiden Soeharto memberikannya kepada pihak DKM sebagai hadiah.
-
Dimana Alquran raksasa disimpan di Masjid Agung Baiturrahman? Alquran tersebut berukuran cukup besar dan tersimpan pada kotak kayu.