MUI Minta Prabowo Setop Impor Produk Israel
MUI juga mengajak masyarakat untuk terus melanjutkan gerakan boikot produk yang terafiliasi dengan negara tersebut.
Majelis Ulama Indonesia (MUI) meminta kepada Presiden Prabowo Subianto untuk segera menghentikan impor produk berasal dari Israel. MUI juga mengajak masyarakat untuk terus melanjutkan gerakan boikot produk yang terafiliasi dengan negara tersebut.
“Penghentian impor produk Israel ini perlu dilakukan oleh pemerintahan baru, supaya Indonesia tidak terkesan setengah hati dalam mendukung kemerdekaan Palestina,” kata Ketua MUI bidang Dakwah dan Ukhuwah, Muhammad Cholil Nafis, Kamis (7/11).
- Soal Boikot Produk Pro Israel, PBNU Ingatkan Masyarakat Harus Tepat Sasaran
- PHRI Minta Pemerintah Klarifikasi Perusahaan atau Produk Terafliasi Israel
- Aksi Boikot Makin Gencar, Perusahaan Asing Terafiliasi Konflik Israel Terdampak Signifikan
- MUI Serukan Umat Islam Tetap Boikot Produk Terafiliasi Israel Selama Ramadan
Dia juga mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk tidak bosan memboikot segala bentuk produk yang terafiliasi degan Israel. Harapannya, agar Israel benar-benar menghentikan penyiksaan kepada masyarakat yang ada di Palestina.
“Dampak boikot terhadap produk-produk Israel di dalam negeri kan sudah mulai kelihatan, gerakan ini wajib dilanjutkan, sampai Israel benar-benar berhenti melakukan genosida terhadap warga sipil Palestina,” ujar dia, dikutip dari Antara.
MUI memuji pidato Prabowo yang menegaskan mendukung kemerdekaan Israel pada pelantikan sebagai Presiden. Pelantikan itu dihadiri perwakilan negara-negara sahabat.
Menurut Cholil, pidato Prabowo itu menunjukkan Indonesia sangat berkomitmen dalam mendukung agar bangsa Palestina terbebas dari cengkeraman penjajahan Zionis Israel.
Cholil melanjutkan, hingga saat ini, konsistensi dukungan Indonesia terhadap Palestina ini secara masif juga diikuti oleh masyarakat Muslim Indonesia, yang sejak akhir tahun 2023 kompak melakukan gerakan boikot terhadap produk-produk yang terafiliasi dengan negara Zionis Israel.
Kekuatan boikot itu terlihat dengan mulai babak belurnya perusahaan-perusahaan yang teridentifikasi mendukung Zionis Israel, dengan mengalami kerugian cukup signifikan.
Prabowo Subianto dalam pidato pelantikannya di Gedung MPR DPR Jakarta pada 20 Oktober lalu menyoroti berbagai masalah bangsa, termasuk isu konflik global, khususnya di Timur Tengah dalam isu Palestina.
Presiden berusia 73 tahun itu kembali menegaskan sikap Indonesia yang tetap mendukung kemerdekaan Palestina.
"Kita punya prinsip anti penjajahan karena kita pernah mengalami penjajahan. Kita antipenindasan karena kita pernah ditindas. Kita antiapartheid karena kita pernah mengalami apartehid, waktu kita dijajah. Kita digolongkan lebih rendah dari anjing," kata Prabowo.
"Kita harus membela rakyat-rakyat yang tertindas di dunia ini karena itu kita mendukung kemerdekaan rakyat palestina,” tegas Prabowo disambut tepuk tangan sorak sorai hadirin.
Menurut Prabowo, sebagai bentuk dukungan itu pemerintahan Joko Widodo sudah mengirim banyak bantuan ke Gaza, ke Rafah, Palestina dan Indonesia siap kembali mengirimkan bantuan kemanusiaan.
"Dokter-dokter kita sudah bekerja di Rafah dengan risiko yang sangat tinggi," kata Prabowo.