Mungkinkah motif pembunuhan Sisca Yofie cuma jambret?
Hingga kini pelaku Ade dan Wawan masih diperiksa intensif di Mapolrestabes Bandung.
Duka menyelimuti keluarga Branch Manager PT Verena Multi Finance, Sisca Yofie (30), pada Senin (5/8) lalu. Bagaimana tidak, wanita cantik itu jadi korban pembunuhan sadis di kawasan Cipedes, Sukajadi, Bandung, Jawa Barat.
Peristiwa yang terjadi sekitar pukul 18.15 WIB itu bermula saat Sisca baru saja pulang dari satu tempat menuju kos-nya di Jalan Setra Indah Utara No 11,Kelurahan Cipedes, Kecamatan Sukajadi, Kota Bandung. Setibanya di depan kos, gerbang terkunci hingga Sisca harus keluar dari mobil untuk membuka gembok.
Suasana di sekitar lingkungan memang sepi karena bertepatan dengan jam buka puasa. Saat membuka gembok, memang Sisca membiarkan pintu terbuka dan mesinnya hidup.
Saat itulah, Sisca tiba-tiba saja didatangi dua orang bersepeda motor yang dengan sadis menjambak rambut panjangnya kemudian menyeret ke badan jalan hingga tubuh sintalnya terseret ke aspal sejauh satu kilometer.
Tak sekadar menyeret tubuh Sisca, dua orang berhelm itu juga membacok kepala Sisca. Meski coba berteriak minta tolong, tak ada satu orang pun yang mendengar. Setelah beberapa saat kemudian, barulah pria yang ada di boncengan menghempaskan tubuh Sisca ke badan jalan yang hancur dengan kondisi penuh luka dan baju sobek.
Kejadian ini tentu mengagetkan semua pihak. Pelaku melancarkan aksinya bak pembunuh profesional.
Polisi langsung mengerahkan kekuatan mengusut kasus ini. Meski awalnya buram, beruntung salah satu rumah memang CCTV yang merekam peristiwa meski tak begitu jelas. Dari rekaman itu tubuh Sisca terlihat berada di sebelah kiri dan terseret di bagian belakang.
Dilihat dari kejadiannya, polisi menduga motif pembunuhan ini berlatar belakang dendam. Sayang hampir sepekan berlalu, kasus ini belum juga terungkap.
Hingga pada Sabtu (10/8) pagi lalu, seorang pria bernama Ade datang ke kepolisian untuk menyerahkan diri. Dia mengaku sebagai pembunuh Sisca. Ade diantarkan keluarganya.
Sehari kemudian, berdasarkan keterangan Ade, polisi bergerak memburu satu pelaku lagi yang disebut Ade sebagai otak pembunuhan Sisca. Tak butuh waktu lama, Minggu siang sekitar pukul 11.00, polisi membekuk Wawan di kawasan Ciranjang, Cianjur, Jawa Barat.
Kepada polisi, Ade menyebut pembunuhan itu berawal dari ketidaksengajaan. Sebenarnya sore itu, lanjut Ade, bersama Wawan keduanya ingin menagih uang untuk 17 Agustus-an. Namun di tengah jalan, Ade dan Wawan melihat ada mobil Sisca yang menenteng tas dan muncul niat menjambret.
Semula mereka sudah melewati Sisca. Namun Wawan meminta Ade memutar balik sepeda motor Suzuki Satria yang mereka tumpangi kembali menuju Sisca berada.
Saat itulah, Wawan langsung merampas tas milik Sisca. Tapi Sisca melakukan perlawanan untuk mempertahankan tasnya hingga terjatuh.
Melihat Sisca terjatuh, Wawan memerintahkan Ade melaju kencang. Anehnya, keduanya mengaku tak sadar Sisca ikut terseret. Ade baru sadar Sisca terseret setelah motor yang dikendarainya berat, dan mereka melihat rambut Sisca masuk ke sela-sela gir motor. Untuk melepaskan Sisca, Ade menyebut Wawan membacok hingga mengenai kepala wanita cantik itu.
"Jadi motifnya memang pencurian dengan kekerasan, karena mengambil tas korban lalu kepergok, dan pemilik berontak sehingga terjadi kekerasan," kata Kapolrestabes Bandung, Kombes Sutarno.
"Untuk jambak kita dalami dan akan lihat kembali rekaman CCTV itu. Sepintas memang dekat dan datar. Korban terseret di aspal dan tidak terangkat," jelasnya.
Jika melihat sadisnya cara membunuh sebenarnya agak janggal jika motifnya hanya karena jambret. Kejanggalan itu diperkuat dengan analisa dari Kriminolog asal Universitas Padjajaran, Bandung, Yesmil Anwar.
"Perlu ada interogasi yang tetap, jangan lepas dari azas praduga tak bersalah. Jangan menggali dari pengakuan saja karena pengakuan saja tidak bisa jadi alat bukti," kata Yesmil Anwar.
Kejanggalan itu semakin terlihat jelas, tatkala pelaku yang jelas-jelas membawa golok. "Nah katanya mau ngejambret, tapi kenapa bawa golok. Lalu kan itu ada jejak motor tidak bisa bergerak, maka motornya tidak bisa bergerak," kata Yesmil.
Dia berharap polisi bisa segera mengungkap motif sebenarnya. Oleh karena itu, dia meminta polisi terus melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) yang maksimal.
"Tapi kalau memang tempat kejadian perkara (TKP)-nya belum dilakukan secara maksimal tentu kita sulit untuk mengatakan bahwa ini hanya perampokan atau tidak. Karena olah TKP itu adalah petunjuknya," katanya.
"Mungkin saja, polisi ingin mereduksi ini dulu supaya nanti orang yang sebetulnya diincar polisi lengah. Jadi, itu teknik dari polisi agar membuat orang yang sebetulnya dituju atau aktor intelektualnya lengah," tandas Yesmil.
Saat ini, tersangka A dan W masih diperiksa intensif di Polrestabes Bandung.
Baca juga:
5 Kejanggalan pembunuhan manager cantik Sisca
Lewat surat, Sisca caci maki anggota polisi yang dekat dengannya
Kondisi motor Suzuki Satria maut yang seret Sisca hingga tewas
Paman dan keponakan ngebir bareng sebelum bunuh Sisca
5 Pengakuan mengejutkan pembunuh Sisca Yofie
-
Siapa yang ditangkap polisi di Bandung? Pegi Setiawan adalah satu dari tiga orang yang yang masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO) kasus pembunuhan Vina. Pegi Setiawan ditangkap tim Ditreskrimum Polda Jabar dan Bareskrim Mabes Polri di Kota Bandung. Momen itu terjadi saat dirinya pulang bekerja sebagai buruh bangunan.
-
Siapa yang ditangkap polisi? "Kami telah mengidentifikasi beberapa pelaku, dan saat ini kami baru menangkap satu orang, sementara yang lainnya masih dalam pengejaran," ujar Kusworo.
-
Bagaimana polisi tersebut disekap? Saat aksi percobaan pembunuhan itu dilakukan, korban memberontak sehingga pisau badik yang dipegang pelaku N mengenai jari korban dan mengeluarkan darah. "Selanjutnya tersangka N melakban kedua kaki agar korban tidak berontak.
-
Siapa yang ditangkap paksa oleh polisi? Diketahui, Polres Jakarta Utara (Jakut) diduga telah menangkap paksa dua warga pasangan suami istri yakni Ketua Kelompok Tani Kampung Susun Bayam (KSB) Furqan dan istrinya, Diah.
-
Apa yang dilakukan polisi kepada pemuda itu? Saat mereka berdua keluar tol, pemuda tersebut langsung diajak makan oleh anggota Polri yang tidak diketahui namanya itu. Pasalnya, pemuda tersebut belum makan dan masih harus melakukan perjalanan yang cukup panjang.“Ayo nanti keluar tol kita makan dulu, ya. Kita sarapan dulu, ya,” kata Polisi. Sesampainya di tempat makan, pemuda tersebut pun manghabiskan makanannya dengan lahap. Ia mengaku sudah kehabisan energi untuk berjalan kaki. Setelah makan, Polisi tersebut memberikan sejumlah uang dan sembako kepada pemuda itu untuk ongkos naik kendaraan umum dan bekal selama di rumah.“Buat bekal, buat ongkos ini, ya, cukup ya. Ini sembako buat bawa balik. Hati-hati di jalan, ya
-
Bagaimana polisi menangani kasus pencabulan ini? Adapun barang bukti yang berhasil diamankan oleh polisi antara lain hasil "visum et repertum", satu helai celana panjang jenis kargo warna hitam, dan satu buah jepit berwarna pink. Akibat perbuatan tersebut, pelaku dijerat Pasal 82 Ayat (1) Undang-Undang (UU) Nomor 17 Tahun 2016 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2016 Tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak Juncto Pasal 76 Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak dengan ancaman 15 tahun penjara dan atau Pasal 6 C Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2022 tentang Kekerasan Seksual dengan ancaman maksimal pidana penjara paling lama 12 tahun.