Motif Pembunuhan Pria Terbungkus Sarung di Tangsel Karena Sakit Hati, Kalimat Ini yang Bikin Pelaku Emosi
Terungkap motif pembunuhan pria dalam sarung yang dilakukan keponakan korban.
Polisi menetapkan FA (21) sebagai tersangka atas kasus pembunuhan pria terbungkus sarung berinisial AH (32) di Pamulang, Tangerang Selatan (Tangsel).
Motif Pembunuhan Pria Terbungkus Sarung di Tangsel Karena Sakit Hati, Kalimat Ini yang Bikin Pelaku Emosi
Polisi menetapkan FA (21) sebagai tersangka atas kasus pembunuhan pria terbungkus sarung berinisial AH (32) di Pamulang, Tangerang Selatan (Tangsel).
“Sudah (tersangka) sudah, sudah kita tahan. Dijerat Pasal 340 KUHP (Pembunuhan Berencana), 338 KUHP,”
kata Kasubdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Titus Yudho Ully saat dikonfirmasi, Senin (13/5).
merdeka.com
Pasal yang disangkakan kepada FA memiliki hukuman pidana paling berat sampai pidana mati atau pidana kurungan di penjara selama seumur hidup atau pidana penjara dalam kurun waktu 15 tahun.
Sementara terkait dengan unsur perencanaan dari kasus pembunuhan FA karena dia yang telah mempersiapkan golok sejak siang. Golok itu telah dipinjam dari penjual es kelapa yang berada di sebelah warung kelontong pamannya.
“Betul (ada perencanaan), diambil siangnya, terus disembunyikan. Jadi sudah disiapkan itu di warungnya,” kata dia.
“Jadi kalau rangkaian kejadiannya itu dia (korban) pas sore itu lagi makan dihantam dari belakang sama si pelaku pakai parang. Abis dihantam empat kali dia meninggal, terus dibersihkan dimasukan ke kamar mandi, terus malam itu dibungkus pakai karung sama sarung, terus jam 9 malam dibuang,” tambahnya.
merdeka.com
Motif Pria Bunuh Paman
Sementara, Titus menyampaikan motif FA membunuh AH karena sakit hati. Akibat tersangka yang turut bekerja di toko kelontong kerap ditegur oleh AH. Padahal, tersangka mengklaim telah bekerja dengan baik.
“Kalau motifnya itu dia sakit hati, jadi kalau si pelaku ini kan masih keponakan, dia kerja bareng sama si korban, jaga toko Madura itu. Jadi dia itu sering dimarahi,” ujarnya.
Titus mencontohkan kalimat yang bikin FA sakit hati. Ketika ditegur lebih baik pulang ke kampung di Madura, daripada tidak benar dalam bekerja saat bersama AH.
“Itu kan tokonya 24 jam dia kayak merasa udah kerja bagus, kayak tidur subuh-subuh dibangungin 'lu kalau kerja lu tidur aja jangan di sini' begitu beberapa kali. Iya betul (penyebab sakit hati), sering ditegur,” terang dia.
“Jadi perilakunya, kayak ditarik sarungnya, terus dimarahin, pake bahasa Madura. Kurang lebih intinya 'kalau kamu di sini cuma tidur-tidur, ngapain di sini, pergi aja, pulang lagi ke kampung mu lah',” tambah dia.