Musim kemarau panjang, debit air Sungai Citanduy turun 60 persen
Penurunan debit ini menyebabkan pintu irigasi ke Cilacap dan Ciamis tidak bisa dibuka bersamaan.
Debit Sungai Citanduy yang biasanya menyuplai kebutuhan irigasi pertanian dan air minum untuk wilayah Cilacap, Jawa Tengah serta Ciamis, Jawa Barat saat musim kemarau ini hanya mencapai tiga hingga empat meter kubik per detik.
Kepala Seksi Manajemen Air Bendungan Gerak Manganti, Sutarman mengemukakan saat ini penurunan debit di sungai yang mengalir di perbatasan Jawa Tengah dan Jawa barat ini menurun hingga 60 persen lebih.
"Padahal dalam kondisi normal, ketinggian air hulu mencapai 10,7 meter dengan posisi bukaan pintu air antara 30 hingga 50 persen. Namun kini hanya 8,37 meter. Itu pun dengan posisi seluruh pintu air ditutup total," katanya, Jumat (9/10).
Penurunan debit ini menyebabkan pintu irigasi ke Cilacap dan Ciamis tidak bisa dibuka bersamaan. Akibatnya, petugas terpaksa membuka pintu irigasi secara bergantian.
"Air yang berhasil dinaikkan ke irigasi hanya setinggi 15 centimeter atau setara dengan tiga hingga empat meter kubik per detik," jelasnya.
Dia mengemukakan, selain kemarau panjang, penyebab penurunan debit air Sungai Citanduy ini juga disebabkan adanya bendungan irigasi di sejumlah anak sungai Citanduy. Seperti di Sungai Cijalu, Majenang dan Sungai Cilopadang, Cimanggu. Akibatnya, air yang biasanya mengalir ke Sungai Citanduy dialirkan ke areal pertanian lain di bagian hulu anak sungai.