Nama Ketut di Bali Terancam Punah
Nama Ketut merupakan panggilan untuk anak ke empat di Pulau Bali.
Gubernur Bali, Wayan Koster mengaku diminta oleh Presiden kelima RI Megawati Soekarnoputri dan sekaligus ketua Umum PDIP untuk tetap menjaga populasi nama Ketut di Bali, karena mulai terancam punah. Sementara, nama Ketut merupakan panggilan untuk anak ke empat di Pulau Bali.
Gubernur Koster, mengatakan pada tahun 2023 data jumlah siswa SD, SMP, SMA, SMK, SLB itu mencapai 758.174 orang dan jumlah siswa yang memakai nama Bali sebanyak 595.931 orang atau sekitar 79 persen. Dan siswa yang memakai bukan nama Bali sebanyak 162.243 orang atau sekitar 21 persen.
-
Siapa pacar Megawati Hangestri? Dalam unggahannya itu, ia menandai akun bernama Dio Novandra yang merupakan kekasihnya.
-
Bagaimana Soeharto mendekati keluarga dalam politik? “Ini pendidikan politik yang kurang baik, zaman Pak Harto selama sekian puluh tahun itu tidak pernah itu anak-anaknya terlibat politik praktis cuma dia di bisnis. Sekarang ini (era Jokowi) politik iya, bisnis iya,” kata Djarot.
-
Bagaimana Soeharto mengenal keluarga BJ Habibie? Soeharto mengaku cepat akrab dengan keluarga BJ Habibie karena ibu Habibie, Raden Ayu Tuti Marini Puspowardojo atau R.A. Habibie yang berasal dari Yogyakarta masih fasih berbahasa Jawa.
-
Siapa saja anak-anak Presiden Soeharto yang terlihat dalam foto keluarga bersama Ibu Tien? Dari kanan bawah, Titiek, Mamiek, dan Tommy menghiasi potret. Dari kanan atas, Bambang, Tutut, dan Sigit mencerminkan kekeluargaan yang harmonis.
-
Mengapa Soeharto dan keluarga Habibie menjadi dekat? "Hal ini patut saya kenang. Di rumah keluarga Habibie itu terdapat suasana yang membuat anggota Staf Brigade kami kerasan," kata Soeharto dikutip dari HMSoeharto.id.
-
Apa latar belakang keluarga Kartosoewirjo? Kartosoewirjo tumbuh dari keluarga yang memiliki latar belakang keagamaan Islam yang kuat.
"Jadi ini sekaligus menjadi proksi untuk gambaran demografi di Provinsi Bali," kata Koster, saat memberikan jawaban pandangan umum terhadap fraksi pada raperda tentang haluan pembangunan Bali masa depan, 100 tahun Bali Era Baru 2025-2125, di sidang Paripurna ke-23, di Kantor DPRD, Provinsi Bali, Rabu (28/6).
Sementara, dari jumlah siswa yang memakai nama Bali atau yang memakai nama anak pertama yaitu Putu, Wayan dan Gede sebanyak 233.13 orang atau 39 persen. Kemudian, yang memakai nama anak kedua yaitu Made, Kadek, Nengah, sebanyak 215.731 orang atau 36 persen.
Selanjutnya, yang memakai nama anak ketiga yaitu Komang dan Nyoman sebanyak 109.198 orang atau 18 persen. Dan yang memakai nama anak keempat yaitu Ketut sebanyak 37.389 orang atau hanya 6 persen.
"Jadi kecil sekali (yang memakai nama) Ketut ini. Jadi perubahan yang luar biasa ini, merupakan peringatan yang harus menjadi perhatian serius, bahwa kalau tidak dilakukan upaya nyata nama Ketut terancam punah. Jadi, kita diberikan warisan yang bagus sekali oleh leluhur kita. empat anak dengan nama urutan pertama ini, kedua ini, ketiga ini, dan keempat ini," ungkapnya.
Namun, menurut Gubernur Koster urutan nama itu dengan adanya program Keluarga Berencana (KB) berdampak buruk terhadap warisan budaya Bali dan pihaknya berharap warga Bali melahirkan anak lebih dari dua.
"Maka sekarang di Bali tidak saya izinkan memberlakukan KB dua anak. KB keluarga berencana hidup yang berkualitas rencanakan mau dua anak, empat anak, lima anak, enam anak, silahkan," jelasnya.
Pihaknya, juga sudah bicara dengan dengan Kepala Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) agar memberi kelonggaran warga tidak mengikuti program KB dan itu juga atas arahan Megawati Soekarnoputri agar menjaga urutan nama anak-anak Bali.
"Jadi saya sudah bicara dengan Kepala BKKBN, ini juga atas arahan Ibu Megawati Soekarnoputri Putri. Koster kamu jaga itu, nama-nama anak Bali jangan sampai hilang budaya ini," ujarnya.
"Jangan kamu mau KB dua anak, katanya gitu. Makanya saya tolak sekarang, saya bilang begitu (ke Megawati). Jadi saya bicara ke Kepala BKKBN Pusat untuk Bali jangan diberlakukan KB dua anak," ujarnya.
(mdk/ded)