Nazaruddin ngoceh lagi, tantang KPK selidiki dana kampanye SBY
Kepada penyidik KPK, Nazar mengungkap aliran dana dari perusahaannya ke berbagai pihak.
Mantan Bendahara Umum Partai Demokrat Muhamad Nazaruddin mengaku telah membeberkan semua aliran dana dugaan korupsi pengadaan alat kesehatan Rumah Sakit Khusus Pendidikan Infeksi dan Pariwisata di Universitas Udayana tahun anggaran 2009 kepada penyidik KPK.
Dia mengatakan, adanya aliran dana dalam proyek ini untuk membiayai pencalonan Susilo Bambang Yudhoyono pada saat pemilihan presiden 2009 lalu.
"Saya sudah berikan informasi soal uang yang dikeluarkan dari Grup Permai sama Mas Anas, sama saya. Memang itu untuk biaya Pilpres," kata Nazar, di Gedung KPK, Jakarta, Rabu (10/3).
Nazar melanjutkan, aliran dana dalam proyek tersebut juga sempat diberikan kepada putra bungsu SBY, Edhie Baskoro (Ibas). Selain Ibas menurutnya, ada salah satu menteri yang kini menjabat di pemerintahan Jokowi.
"Uang yang diserahkan dari Grup Permai untuk kepentingan Pilpres SBY berapa, melalui siapa, yang antar siapa, itu sudah saya kasih tau. Ada juga menteri yang terlibat, penegasan poin-poinnya seperti itu," jelasnya.
Dengan informasi tersebut, Nazar meminta KPK untuk melihat rincian aliran dana tersebut pada list dana kampanye SBY pada pilpres 2009 lalu.
"Tengok di pilpres, ada list-listnya," tandas terpidana kasus korupsi pembangunan Wisma Atlet itu.