Nyambi jadi tukang tambal ban, Bripda Eka ingin hajikan orang tua
Bripda Eka mengaku tak malu turun tangan membantu di bengkel tambal ban milik ayahnya.
Polwan yang nyambi jadi tukang tambal ban, Bripda Eka Yuli Andini (19) merasa bangga dan cinta dengan orang tuanya. Meski ayahnya Sabirin (49) hanya bekerja sebagai tukang tambal ban di bengkel sekaligus rumah kontrakannya yang hanya berukuran 6 meter X 6 meter itu, Bripka Eka tak malu ikut membantu menambal ban.
Selain menjadi tukang tambal ban, Sabirin, ayah Bripda Eka juga menjadi seorang marbot yaitu tukang bersih-bersih Masjid Agung Darul Amal di Jalan Pancasila, Salatiga.
Jika di sela-sela waktu senggang saat bekerja sebagai tukang tambal ban, Sabirin membersihkan beberapa sudut bagian masjid di pusat kota Salatiga yang jaraknya sekitar 500 meter dari rumah kontrakan sekaligus bengkel tambal bannya itu.
"Ayah saya selain kerja tukang tambal ban juga tukang bersih-bersih masjid sejak tiga atau empat tahun yang lalu," ungkap Bripda Eka Yuli Andini saat ditemui merdeka.com Rabu (25/2) di rumah kontrakan sekaligus bengkel tambal ban di Jalan Veteran, Pasar Sapi RT 2 RW 6, Kota Salatiga, Jawa Tengah.
"Bagi saya kedua orang tua saya adalah ibarat malaikat yang diturunkan Tuhan untuk menjaga saya. Dan untuk membahagiakan mereka saya harus bekerja keras dan bisa buktikan bisa lebih baik dan lebih maju dari mereka. Kalau orang tua saya profesinya jadi tukang tambal ban, jangan sampailah anaknya juga jadi tukang tambal ban. Akhirnya, dengan ketekunan dan kegigihan harus bisa saya buktikan?" ujarnya.
Bripda Eka pun berkeinginan keras untuk menaikkan haji kedua orangtuanya jika profesinya sebagai polwan di Mapolresta Salatiga berjalan beberapa tahun ke depan nanti.
"Saya pingin banget naikin haji orang tua saya. Hanya itulah yang bisa saya lakukan untuk membahagiakan kedua orang tua saya. Memang, sulit membalas budi jasa orang tua yang telah membesarkan dan menjadikan saya jadi orang (polwan) begini. Balas budi dalam bentuk menaikkan hajipun saya rasa belum cukup," ungkap gadis manis semasa sekolah di SMK Negeri 2 Salatiga ini hobi pramuka ini.
Selain itu, Bripda Eka ingin membelikan rumah kedua orangtuanya karena dengan rumah kontrakan yang setiap tahunya harus membayar dua juta rasa-rasanya sangat memberatkan beban orang tuanya. Apalagi, rumah kontrakan sekaligus bengkel tempat dia dan ayahnya Sabirin menambal ban hanya berukuran kecil.
Petak seluas 6 meter X 6 meter itu hanya bisa dijadikan ruang kerja bengkel ayahnya, kamar tidur dari bambu seadanya dan hanya kamar mandi berukuran sangat minimalis. Rasa-rasanya sangat sempit jika harus ditempati ayah, ibu, adiknya Arjuna Dwi Bagaskara (16) yang saat ini juga duduk di bangku sekolah SMK Negeri 2 Salatiga ini.
"Doakan ya mas, semoga cita-cita saya untuk kedua orang tua beserta adik saya yang masih butuh biaya sekolah juga dan harus saya bantu bisa tercapai dan terkabul. Doakan yah? Amien, amien Ya Robbal Alamin," pinta Bripda Eka.
Baca juga:
Masuk tanpa sogokan, ayah minta Bripda Eka jadi polisi jujur
Potret Bripda Eka, polwan berprestasi nyambi jadi tukang tambal ban
Bripda Eka, polwan yang nyambi jadi tukang tambal ban
Kisah Brigjen Arief perangi korupsi sampai didongkel cukong Rp 10 M
Koruptor & cukong kumpulkan Rp 10 M untuk dongkel Kapolda Kalbar
Kapolda Kalbar: Indonesia masih butuh KPK berantas korupsi
-
Bagaimana polisi tersebut disekap? Saat aksi percobaan pembunuhan itu dilakukan, korban memberontak sehingga pisau badik yang dipegang pelaku N mengenai jari korban dan mengeluarkan darah. "Selanjutnya tersangka N melakban kedua kaki agar korban tidak berontak.
-
Di mana polisi tersebut disekap? Kasat Reskrim Polrestro Tangerang, Kompol Rio Mikael Tobing, menjelaskan percobaan pembunuhan terhadap korban anggota Polri terjadi di Jalan Tol Tanah Tinggi, Batu Ceper, Kota Tangerang, terjadi pada Rabu (18/10) silam.
-
Siapa yang ditangkap polisi? "Kami telah mengidentifikasi beberapa pelaku, dan saat ini kami baru menangkap satu orang, sementara yang lainnya masih dalam pengejaran," ujar Kusworo.
-
Kenapa polisi itu disekap? Kejadian itu berawal dari rasa sakit hati pelaku AI terhadap istri korban. Karena telah memberitahukan tempat tinggal dan alamat bekerja tersangka terhadap orang yang mencarinya," ujar Kasat Reskrim Polrestro Tangerang, Rabu (8/11).
-
Bagaimana polisi melacak keberadaan Pegi Setiawan? Polisi menangkap PS (Pegi Setiawan) saat pulang bekerja sebagai kuli bangunan di kawasan Jl Kopo, Kota Bandung. Polisi sempat mengalami kesulitan saat melacak keberadaan Perong,” kata dia, Rabu (22/5) malam. “(Pegi selalu) berpindah tempat, di antaranya Cirebon dan Bandung,” Jules melanjutkan.
-
Kenapa pangkat polisi penting? Selain itu pangkat juga merupakan syarat mutlak yang perlu dimiliki oleh anggota Polri jika hendak mendapatkan amanat untuk mengemban jabatan tertentu.