Oling River Food, Tempat Makan Enak Ikan Sidat dengan Suasana Alam Banyuwangi
Berkunjung ke tempat ini, wisatawan bisa menikmati aneka olahan ikan sidat dengan suasana alam yang nyaman. Terdapat menu andalan mulai dari pelasan oling, hingga ungkepan oling.
Kabupaten Banyuwangi jadi salah satu sentra penghasil ikan sidat. Lebih dari 100 ton per tahun ikan sidat mulai dari pembudidaya industri hingga di tingkat masyarakat untuk dieskpor ke Jepang. Ikan sidat terkenal dengan kandungan gizi dan protein yang unggul dan menjadi makanan favorit bernama unagi di Jepang.
Bila ingin menikmati olahan ikan sidat di Banyuwangi, pengunjung bisa mampir ke Oling River Food yang terletak di sepanjang bantaran sungai Dam Limo, Desa Tegaldlimo, Kecamatan Tegaldlimo. Oling merupakan nama lain dari sidat bagi masyarakat Banyuwangi.
-
Apa saja tempat wisata yang hits dan terbaru di Banyuwangi? Merdeka.com merangkum informasi tentang wisata di Banyuwangi yang hits dan terbaru, sangat cocok untuk memanjakan mata di akhir pekan.
-
Apa yang dibangun di Banyuwangi? Pabrik kereta api terbesar se-Asia Tenggara, PT Steadler INKA Indonesia (SII) di Banyuwangi mulai beroperasi.
-
Apa yang dimaksud dengan santet Banyuwangi? Santet Banyuwangi punya sejarah panjang sejak zaman kerajaan. Banyuwangi dikenal dengan julukan kota santet. Kini santet sering hanya dipahami sebagai sesuatu yang buruk, padahal tidak demikian.
-
Bagaimana cara Banyuwangi memanfaatkan insentif tersebut? “Sesuai arahan Bapak Wakil Presiden, kami pergunakan insentif ini secara optimal untuk memperkuat program dan strategi penghapusan kemiskinan di daerah. Kami juga akan intensifkan sinergi dan kolaborasi antara pemkab dan dunia usaha. Dana ini juga akan kami optimalkan untuk kegiatan yang manfaatnya langsung diterima oleh masyarakat,” kata Ipuk.
-
Apa yang diserahkan oleh Presiden Jokowi di Banyuwangi? Total sertifikat tanah yang diserahkan mencapai 10.323 sertipikat dengan jumlah penerima sebanyak 8.633 kepala keluarga (KK).
-
Di mana Bandara Banyuwangi berlokasi? Bandara Banyuwangi menjadi bandara pertama di Indonesia yang berkonsep ramah lingkungan.
Berkunjung ke tempat ini, wisatawan bisa menikmati aneka olahan ikan sidat dengan suasana alam yang nyaman. Terdapat menu andalan mulai dari pelasan oling, hingga ungkepan oling.
Memasuki era kebiasaan baru di tengah pandemi Corona (Covid-19), para pedagang olahan ikan sidat diwajibkan mengenakan masker, face shield, rajin cuci tangan dan jaga jarak.
"Makanan-nya, sambelnya pas, olingnya enak sekali.Tapi tolong protokol kesehatan tetap jalan. Saya sudah cek yang masak pakai ini, (face shield), dan kalau nggak pakai saya nggak mau makan. Dan harapannya tetap jaga jarak, pakai masker, face shield dan saya minta (alat makan minum) dicuci dengan baik," kata Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas saat mengunjungi Oling River Food, Kamis, (20/8).
©2020 Merdeka.com
"Jadi kalau mau makan di suasana alam, sesuai protokol kesehatan bisa datang ke sini," tambahnya.
Oling River Food buka dua kali dalam sepekan, yakni setiap Sabtu dan Minggu. Wisata kuliner ini berada di jalur menuju Taman Nasional Alas Purwo. Pengunjung bisa mampir sebelum atau sesudah berkunjung ke Alas Purwo.
Selain olahan sidat, kawasan kuliner ini juga menyediakan banyak olahan lainnya, seperti ayam pedas, ikan pari pedas, nasi pecel, sate kerang, dan rujak soto. Aneka jajanan tradisional juga ada, mulai dari cenil, lupis, putu ayu, hingga getuk. Berikut juga minumannya, seperti dawet dan es kelapa muda.
Oling River Food merupakan hasil dari gotong royong masyarakat untuk membuka kawasan kuliner ikan tawar di bantaran sungai. Selain bertujuan untuk meningkatkan perekonomian, kawasan tersebut diharapkan bisa mengajak semua masyarakat untuk menjaga kebersihan sungai.
"Pedagang di sini juga kami larang produksi plastik. Mereka kami ajak untuk mulai peduli lingkungan. Misalnya mengganti piring dengan daun pisang, piring lidi, atau anyaman bambu untuk kemasan makan dan minum," ujar Asisten Administrasi Umum, Pemkab Banyuwangi Guntur Priambodo.
(mdk/hhw)