Ombudsman Bakal Panggil Kepolisian Terkait 7 Orang Meninggal Saat Ricuh 21-22 Mei
Ombudsman menyebut pemanggilan kepolisian untuk mendalami penggunaan amunisi dalam menghalau peserta aksi. Ninik tak yakin jika hanya menggunakan amunisi hampa atau karet menyebabkan korban meninggal dunia.
Ombudsman Republik Indonesia (ORI) bakal memanggil pihak kepolisian dalam waktu dekat. Pemanggilan berkaitan dengan meninggalnya 7 orang saat kericuhan 21 dan 22 Mei 2019 kemarin.
"Dalam waktu dekat Ombudsman ingin mendengar keterangan dari pihak kepolisian dalam rangka menjaga keamanan pasca-pemilu," ujar Komisioner Ombudsman, Ninik Rahayu, di kantornya, Kamis (23/5).
-
Dimana demo buruh terjadi? Elemen buruh melakukan rasa di daerah Bekasi, Jawa Barat dan sekitarnya.
-
Kapan aksi demo terjadi? Aksi demo kali ini sangat besar, melibatkan tidak hanya mahasiswa tetapi juga para komika seperti Arie Kriting dan Mamat Alkatiri yang ikut turun berdemo.
-
Siapa yang terlibat dalam demo tersebut? Sejumlah kepala desa yang tergabung dalam Persatuan Perangkat Desa Indonesia (PPDI) berunjuk rasa di depan Gedung DPR, Jakarta, Kamis (23/7/2023). Rencananya, akan ada ribuan massa aksi yang ikut serta dalam demo tersebut.
-
Kapan demo terkait revisi UU Desa dilakukan? Sejumlah kepala desa yang tergabung dalam Persatuan Perangkat Desa Indonesia (PPDI) berunjuk rasa di depan Gedung DPR, Jakarta, Kamis (23/7/2023). Rencananya, akan ada ribuan massa aksi yang ikut serta dalam demo tersebut.
-
Kapan Hari Demokrasi Internasional diperingati? Setiap tanggal 15 September masyarakat dunia memperingati Hari Demokrasi Internasional.
-
Kenapa para kepala desa melakukan demo di depan Gedung DPR? Sejumlah kepala desa yang tergabung dalam Persatuan Perangkat Desa Indonesia (PPDI) berunjuk rasa di depan Gedung DPR, Jakarta, Kamis (23/7/2023). Dalam aksinya, mereka mendesak DPR dan pemerintah untuk segera mengesahkan Revisi UU No. 6 Tahun 2014 tentang Desa.
Ninik mengatakan, pemanggilan kepolisian untuk mendalami penggunaan amunisi dalam menghalau peserta aksi. Ninik tak yakin jika hanya menggunakan amunisi hampa atau karet menyebabkan korban meninggal dunia.
"Kita tahu baru kemarin kejadiannya dan mungkin perlu kita mendengar, kalau hanya menggunakan peluru hampa dan peluru karet kenapa jatuh korban," kata dia.
Ninik berpesan agar aparat keamanan bertindak sesuai SOP saat menghalau aksi massa di kemudian hari agar tak terjadi lagi hal serupa.
"Fenomena ini tentu memberikan keprihatinan bagi kita semua dan menyisakan duka. Dan kami ingin menyampaikan belasungkawa bagi keluarga yang ditinggalkan," kata dia.
Sebelumnya, Kepala Divisi Humas Polri, Inspektur Jenderal Muhammad Iqbal mengatakan, total korban yang meninggal akibat rusuh Jakarta yang terjadi 21 dan 22 Mei kemarin, hingga sekarang berjumlah 7 orang.
Iqbal menegaskan, korban meninggal pada aksi 21-22 Mei itu adalah massa perusuh. Bukan dari massa yang melakukan aksi damai, ataupun masyarakat biasa.
"Jadi korban yang meninggal dunia tujuh yang sudah masuk ke kami yaitu tujuh orang. Yang sudah masuk, sapa tahu yang belum. Itu yang harus diketahui oleh publik, bahwa yang meninggal dunia adalah massa perusuh. Bukan massa yang sedang berjualan, massa yang beribadah, tidak," kata Iqbal.
Reporter: Fachrur Rozie
Sumber: Liputan6.com
Baca juga:
Empat dari 257 Tersangka Kerusuhan 21-22 Mei Positif Narkoba
183 Ditangkap Terkait Demo 22 Mei di Jakbar, Ditemukan Zat Tertentu di Bom Molotov
Ambulans Bawa Batu di Demo 22 Mei Tercatat Milik PT Arsari
Lokasi Mobil Terbakar di Petamburan Jadi Tempat Ngabuburit Warga
Mobil Yang Terbakar Akibat Demo 22 Mei Bisa Dapat Asuransi? Ini Penjelasan AAUI
Polisi Rilis Tersangka dan Ambulans yang Dipakai Kerusuhan 22 Mei
Massa Perusuh Ngaku Dibayar Rp 300 Ribu ke Tukang Dagang di Slipi