Paduan suara keluarga tragedi 65, menyanyikan lagu yang terbungkam
Paduan suara Dialita sudah beberapa kali tampil. Syairnya berisi sejarah yang terpendam, persahabatan dan perdamaian.
Biasanya sebuah paduan suara diisi oleh anak-anak muda dan menyanyikan lagu-lagu hits atau kanon, namun itu tidak berlaku bagi paduan suara Dialita (Di atas Lima Puluh Tahun). Meski usia 11 anggotanya sudah tidak muda, namun mereka selalu mendapat sambutan meriah setiap kali pentas. Seperti saat mereka pentas di bedah buku "Memoar Pulau Buru" karya Hersri Setiawan di Fisipol UGM, Jumat (11/3) sore. Ratusan mahasiswa yang memadati aula bertepuk tangan begitu mereka tampil.
"Ini pentas kami ke 34. Kami pertama kali pentas pada 4 Desember 2011, juga di acara yang sama bedah bukunya Pak Hersri," kata koordinator Dialita, Uchi Kowati (63) pada merdeka.com usai pentas, Jumat (11/3).
Mulanya paduan suara ini berawal komunitas keluarga peristiwa 65. Mereka yang tadinya bertemu secara rutin untuk arisan dan bakti sosial, akhirnya memutuskan membentuk paduan suara setelah mengetahui sama-sama suka bernyanyi.
"Kami mulai menyanyi dengan lagu-lagu nasional biasa, seperti Bangun Pemuda dan lainnya. Tapi setelah itu kami memilih menyanyikan lagu-lagu yang terbungkam dan lagu-lagu dari penjara," ujarnya.
Pilihan menyanyikan lagu-lagu tersebut karena mereka menyadari mereka sebenarnya adalah penyintas tragedi 65. Dengan menyanyikan lagu-lagu itu mereka merasa bisa menyuarakan sejarah yang dipendam dalam.
"Kami juga menyuarakan persahabatan dan perdamaian. Menyanyi membuat kami lupa dengan trauma yang kami alami. Selama ini kami selalu bersembunyi, sekarang kami berani mengungkapkan siapa kami sebenarnya, supaya kami bisa berdamai dengan diri sendiri," urainya.
Saat ini mereka pun sedang dalam proses menggarap album. Ada sepuluh lagu yang sedang mereka rekam yang ditulis dari dalam penjara. Rencananya mereka akan melaunching album perdana tersebut pada 17 Agustus mendatang di Yogyakarta.
"Harapan kami, apa yang kami nyanyikan bisa membawa pencerahan, sebab lagu-lagu tersebut juga bercerita tentang sejarah yang selama ini dibungkam," pungkasnya.