PAN soal Kamus Sejarah RI: Menteri Nadiem Makin Ngawur
"Mas Menteri melakukan hattrick kecerobohan. Setelah hilangnya frasa Agama dalam peta jalan pendidikan Indonesia 2020- 2035. Beberapa hari lalu hilangnya mata pelajaran Bahasa Indonesia dan Pancasila dalam PP dan sekarang hilang juga nama tokoh dan pahlawan nasional dari kamus sejarah Indonesia."
Anggota DPR Fraksi PAN, Guspardi Gaus menyayangkan tak ada nama KH Hasyim Asy'ari dalam Kamus Sejarah Indonesia rancangan Kemendikbud. Menurutnya, Mendikbud Nadiem Makarim melakukan hattrick kecerobohan.
"Mas Menteri melakukan hattrick kecerobohan. Setelah hilangnya frasa Agama dalam peta jalan pendidikan Indonesia 2020- 2035. Beberapa hari lalu hilangnya mata pelajaran Bahasa Indonesia dan Pancasila dalam PP dan sekarang hilang juga nama tokoh dan pahlawan nasional dari kamus sejarah Indonesia. Saya heran kenapa mas Menteri makin ngawur," ujar Guspardi, Selasa (20/4).
-
Siapa yang Nia Ramadhani temani belajar? Nia menemani anak pertamanya, Mikhayla, mengerjakan PR, meskipun Nia sendiri bingung dengan aplikasi yang berbeda. Meskipun begitu, interaksi mereka selama Mikhayla belajar dianggap menggemaskan.
-
Siapakah Hang Nadim? Salah satu figur pahlawan legendaris dari Pulau Bintan yang berjasa melindungi tanah kelahirannya dari jajahan bangsa Portugis.
-
Kapan Ridwan Kamil menyelesaikan kuliahnya? Selanjutnya adalah potret Ridwan Kamil saat menyelesaikan Sarjana S-1 Teknik Arsitektur Institut Teknologi Bandung pada tahun 1995.
-
Kapan Rivai Abdul Manaf Nasution mendirikan lembaga pendidikan bernafaskan Islam? Setelah kemerdekaan, tepatnya tahun 1950, Rivai mendirikan wadah belajar Agama Islam bernama Taman Pendidikan Islam (TPI).
-
Dimana Hasjim Ning menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar? Melansir dari berbagai sumber, Hasjim menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar (SD) di Bukittinggi.
-
Dimana Adam Malik Batubara menyelesaikan pendidikan dasar? Ia menempuh pendidikan sekolah dasar di Hollandsch-Inlandsche School yang berada di Pematangsiantar.
Guspardi menyebut, tidak ada narasi dan keterangan terkait kiprah dan jejak sejarah sebagai pendiri NU maupun sebagai Pahlawan Nasional di Kamus itu. Padahal, sampul Kamus tersebut memuat foto KH Hasyim Asy’ari.
"Jangan lupakan jasa ulama terhadap bangsa ini," tegasnya.
Dia menambahkan, hal ini bisa berpretensi kepada pengkaburan sejarah. Jika dibiarkan akan berbahaya bagi pembentukan karakter peserta didik karena adanya informasi kesejarahan yang tidak akurat.
Terlebih, kata dia, buku sejarah tersebut menjadi salah satu rujukan pengajaran mata pelajaran sejarah. Serta bisa diunduh secara gratis hingga bisa tersebar secara massif.
Oleh karena itu, Guspardi meminta Mendikbud segera menarik Kamus Sejarah Indonesia dari peredaran. Kemudian, mengevaluasi dan merevisi isi konten guna meluruskan kejanggalan informasi yang ada di dalamnya.
"Kemendikbud juga lebih teliti dan berhati-hati dalam menentukan tim penyusun Buku Sejarah Indonesia sehingga tidak terulang lagi kesalahan dan kecorobohan serta disinformasi yang berpotensi menjadi polemik serta kontroversi," pungkas anggota Komisi II DPR tersebut.
Sementara itu, Direktur Jenderal (Dirjen) Kebudayaan Kemendikbud Hilmar Farid menegaskan pihaknya tidak pernah mengeluarkan secara resmi buku Kamus Sejarah Indonesia Jilid I. Dia menjelaskan buku tersebut diedarkan kepada masyarakat merupakan bentuk salinan lunak yang masih dalam tahap penyempurnaan.
"Buku Kamus Sejarah Indonesia Jilid I tidak pernah diterbitkan secara resmi. Dokumen tidak resmi yang sengaja diedarkan di masyarakat oleh kalangan tertentu merupakan salinan lunak (softcopy) naskah yang masih perlu penyempurnaan. Naskah tersebut tidak pernah kami cetak dan edarkan kepada masyarakat," kata Hilmar dikutip dalam laman kemdikbud.go.id, Selasa (20/4).
Dia menjelaskan naskah buku tersebut disusun pada 2017, sebelum kepemimpinan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makariem. Hilmar juga menuturkan hingga saat ini belum ada rencana penerbitan naskah tersebut.
"Selama periode kepemimpinan Mendikbud Nadiem Anwar Makarim, kegiatan penyempurnaan belum dilakukan dan belum ada rencana penerbitan naskah tersebut," bebernya.
Dia menambahkan, Kemendikbud tidak pernah mengesampingkan sejarah bangsa. Terlebih kata dia sosok para tokoh. Dia menjelaskan Kemendikbud selalu berefleksi pada sejarah bangsa dan tokoh-tokoh yang membangun Indonesia termasuk Hadratus Syech Hasyim Asy’ari dalam mengambil kebijakan di bidang pendidikan dan kebudayaan.
"Saya ingin menegaskan sekali lagi bahwa tidak mungkin Kemendikbud mengesampingkan sejarah bangsa ini, apalagi para tokoh dan para penerusnya," ungkapnya.
Baca juga:
Tak Ada KH Hasyim Asy'ari di Kamus Sejarah RI, Kemendikbud Sebut Masih Penyempurnaan
DPR: Tak Ada KH Hasyim Asyarie, Kamus Sejarah RI Malah Singgung Tokoh Belanda
Peleburan Kemenristek ke Kemendikbud Disebut Bisa Urai Birokrasi Riset yang Berbelit
Jubir Presiden Sebut Peleburan Kemenristek Sudah Sesuai Aturan
60 Persen Guru di Indonesia Terbatas Kuasai Teknologi Informasi dan Komunikasi
CEK FAKTA: Tidak Benar Link Subsidi Pulsa Rp200 Ribu dan Kuota 95GB Catut Kemendikbud