Pancasila jadi tameng agar masyarakat tak mudah dibenturkan
Masyarakat Indonesia harus dapat menjaga kerukunan agar tidak mudah terprovokasi. Pengamalan nilai-nilai Pancasila dianggap sebagai cara terbaik untuk menyatukan anak bangsa.
Masyarakat Indonesia harus dapat menjaga kerukunan agar tidak mudah terprovokasi. Pengamalan nilai-nilai Pancasila dianggap sebagai cara terbaik untuk menyatukan anak bangsa.
"Pancasila itu luar biasa sekali. Mulai dari sila pertama hingga kelima sudah mencakupi semua suku, ras, agama, budaya yang ada dan hidup di Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)," ujar Guru Besar Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry Banda Aceh, Yusny Saby dalam keterangannya, Kamis (21/12).
-
Kapan Hari Lahir Pancasila diperingati? Hari Lahir Pancasila, yang diperingati setiap tanggal 1 Juni, adalah momen penting dalam sejarah Indonesia.
-
Kapan Demokrasi Pancasila diterapkan di Indonesia? Demokrasi Pancasila adalah paham demokrasi yang berlandaskan pada nilai-nilai yang terkandung dalam ideologi Pancasila. Dahulu, Indonesia sempat menganut ideologi Demokrasi Pancasila.
-
Siapa yang merumuskan Pancasila? Pada hari ini, kita mengenang kembali lahirnya Pancasila sebagai dasar negara yang dirumuskan oleh para pendiri bangsa.
-
Bagaimana Pancasila berperan sebagai dasar negara Indonesia? Pancasila sebagai dasar negara memberikan arah dan petunjuk bagi pemerintah dan masyarakat dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya, mempersatukan dan memantapkan kebudayaan dan identitas nasional Indonesia, serta memandu dan mengarahkan pembangunan nasional.
-
Bagaimana Pancasila berperan dalam membentuk kepribadian bangsa Indonesia? Pancasila memiliki peran penting dalam membentuk karakter atau kepribadian bangsa. Hal ini yang kemudian membedakan antara bangsa Indonesia dan bangsa lainnya. Pancasila disahkan dalam pembukaan dan batang tubuh Undang-Undang Dasar 1945 oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI), yang terdiri dari wakil-wakil seluruh rakyat Indonesia.
-
Kapan Hari Kesaktian Pancasila dirayakan? 1 Oktober adalah Hari Kesaktian Pancasila.
Lebih lanjut, dia menjelaskan bangsa Indonesia memiliki lebih dari ribuan pulau dengan ratusan suku bangsa, ratusan bahasa lokal dan ratusan budaya. Semua ini terikat dalam satu sistem, yakni NKRI yang di dalamnya berpegang kepada agama, yang juga berbeda-beda.
"Selama mereka itu tidak berbuat kejahatan, menjaga keamanan, ketertiban, menghormati aturan hukum, saya kira semua mempunyai hak hidup sama. Tidak ada bedanya, sehingga harus dapat rukun dan menjaga kesetiakawanan," ujar Ketua Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme Provinsi Aceh ini.
Tak hanya itu, penguatan kesetiakawanan itu juga dapat membangun hubungan kerukunan intra religius, intra suku, intra lokal baik di kabupaten maupun di provinsi dan juga inter agama dalam menjaga keutuhan dan persatuan bangsa. Karena dengan kuatnya masyarakat sebagai suatu bangsa, maka akan lebih berharga ketika berhadapan dengan bangsa lain.
"Coba lihat sebuah bangsa yang kocar-kacir, yang lemah dan berkonflik satu sama lain tentunya tidak ada harganya di mata dunia. Kalau tidak dihargai di mata dunia kita akan menjadi permainan orang lain seperti tempat pasar senjata yang mereka jual atau pasar narkoba," ujar mantan Rektor UIN Ar-Raniry ini.
Hal tersebut, menurutnya, akan menjadi tidak baik bagi bangsa dan harus disadari oleh setiap warga negara. Jangan menjadikan bangsa ini sebagai ladangnya orang lain untuk 'mencari makan' seperti melalui konflik, kemiskinan, pertentangan, perkelahian, bersikap saling tidak rukun satu sama lain.
"Ini yang harus dijaga oleh masyarakat bangsa Indonesia ini agar jangan mudah dibentur-benturkan," ujarnya.
Yusni mengungkapkan ketika bangsa itu lemah, berarti hukum dan pemerintahannya juga akan menjadi lemah. Itu akan mudah dimanfaatkan pihak lain mengeruk potensi Indonesia, baik secara ekonomi, budaya, maupun sosial, dan politik.
Untuk itu dirinya meminta kepada masyarakat Indonesia dapat berlaga, berkompetisi demi kebaikan agar dapat menciptakan kebaikan untuk diri sendiri, keluarga dan manusia lain. "Bukan berkompetisi untuk saling menghilangkan, bukan saling menghancurkan, saling melecehkan orang lain atau saling meniadakan. Bukan seperti itu kita berkompetisi," tandasnya.
Baca juga:
Yudi Latief: Kalau kita tidak mengamalkan Pancasila akan rugi
Kepala Daerah harus praktikkan Pancasila agar program dirasakan masyarakat
BJ Habibie sebut ekonomi pasar Pancasila bisa jadi semangat baru RI
Habibie: Mengapa kita seolah-olah melupakan Pancasila?
Toleransi antar-kelompok dinilai jadi benteng keutuhan NKRI