Pandemi Covid-19 dan Tantangan Penanganan Tuberkulosis RI
Kunjungan masyarakat ke fasilitas kesehatan mengalami penurunan selama pandemi. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menilai hal itu menjadi salah satu tantangan dalam penanganan tuberkulosis (TB) di Tanah Air.
Kunjungan masyarakat ke fasilitas kesehatan mengalami penurunan selama pandemi. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menilai hal itu menjadi salah satu tantangan dalam penanganan tuberkulosis (TB) di Tanah Air.
"Selama pandemi, jumlah kunjungan faskes masyarakat cenderung menurun. Ini yang menjadi satu tantangan kita untuk mencapai target treatment success rate (TSR) sebesar 90 persen," ujar Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) Kemenkes, Didik Budijanto, diperingatan Hari Tuberkulosis Sedunia 2022. Demikian dikutip dari Antara, Kamis (24/3).
-
Apa yang diluncurkan oleh BPJS Kesehatan dan Kemenkes untuk mengatasi masalah pengobatan Tuberkulosis? Dalam acara ini diluncurkan Inovasi Pembiayaan Kesehatan Strategis Tuberkulosis melalui metode pendanaan JKN.
-
Bagaimana cara menularnya penyakit tuberkulosis? Penularan penyakit ini pun bisa menyebar melalui udara.
-
Di mana angka penderita TBC meningkat? Angka penderita penyakit Tuberculosis atau TBC terus meningkat di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.
-
Gejala apa saja yang biasanya dialami penderita TB paru? Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal menderita TB paru, biasanya mereka akan: • batuk berdahak • batuk darah • mengalami demam yang konsisten, termasuk demam ringan • mengalami keringat malam • mengalami nyeri dada • mengalami penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan
-
Siapa yang menemukan bakteri penyebab Tuberkulosis? Ketika bakteri penyebab TB, Mycobacterium tuberculosis, ditemukan oleh dokter Jerman Robert Koch pada tahun 1882, TB telah membunuh satu dari setiap tujuh orang di Amerika Serikat dan Eropa.
-
Bagaimana cara mendiagnosis TBC pada anak? Biasanya, jenis tes TBC tergantung pada usia anak. Berikut jenis tes yang bisa Anda lakukan: Jika berusia kurang dari 2 tahun, mereka harus menerima tes kulit tuberkulin (biasanya disebut TST, dan juga disebut tes kulit TB). Jika berusia 2 tahun atau lebih, mereka dapat diambil darahnya untuk tes yang disebut tes pelepasan interferon-gamma (biasanya disebut IGRA, dan juga disebut tes darah TB). Tes kulit dapat dilakukan pada anak yang lebih besar, tetapi tes darah lebih disukai.
Tantangan lainnya adalah pengelola program TB. Selain itu, tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan dimobilisir untuk kegiatan penanganan dan vaksinasi Covid-19 dalam dua tahun terakhir.
"Kita tahu memang pandemi Covid-19 menyita seluruh sumber daya, sehingga terfokus ke sana," ucapnya.
Dampaknya, kegiatan penemuan kasus secara aktif oleh faskes dan komunitas terkendala karena adanya pembatasan sosial.
"Nah ini yang menjadi tantangan-tantangan kita bagaimana dalam kondisi pandemi ini kita benar-benar bisa mencapai target yang kita canangkan," tuturnya.
Strategi Pemulihan Program TB
Dalam kesempatan itu, Didik Budijanto juga menyampaikan terdapat lima strategi pemulihan program TB.
Pertama pencegahan. Strategi pencegahan ini dapat dilakukan dengan imunisasi BCG (Bacillus Calmette-Guerin).
Kedua, penemuan kasus, deteksi, dan surveilans. Strategi ini mencakup investigasi kontak, penemuan aktif di populasi umum dan populasi risiko.
Kemudian, penyediaan akses untuk skrining, sarana diagnosis dan penunjang. Surveilans aktif di puskesmas dan rumah sakit serta penyediaan SDM yang memadai.
Untuk strategi ketiga, yakni pengobatan. Didik memaparkan, terdapat berapa kegiatan, seperti penyediaan sarana atau jejaring diagnosis TB di semua layanan rujukan, penyediaan logistik TB yang mencukupi dan berkesinambungan, hingga pemantauan minum obat.
Sementara strategi pemulihan program TB keempat adalah kolaborasi, kemitraan dan jejaring.
"Ini yang memang betul-betul digarisbawahi, seperti koordinasi dengan kementerian/lembaga terkait, organisasi profesi dan masyarakat, sesuai Perpres 67 Tahun 2021 tentang Penanggulangan TB," ujar Didik.
Strategi kelima, kata Didik, adalah perubahan perilaku dengan meningkatkan kesadaran masyarakat untuk berobat dengan benar dan melakukan kampanye perubahan perilaku.
(mdk/lia)