Panglima: Persenjataan TNI tak kalah dengan negara lain
Ketegangan wilayah antara Korsel-Korut dan China-Jepang mau tak mau membuat TNI juga harus memperkuat persenjataan.
Memanasnya hubungan sejumlah negara di kawasan Asia, seperti soal rudal jelajah Korea Utara dan memanasnya hubungan bilateral Jepang dan China, mendorong TNI senantiasa mengedepankan diplomasi untuk menyelesaikan setiap persoalan.
"Dalam hal lain, kekuatan diplomasi untuk menjaga," kata Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono saat konfrensi pers Rapat Pimpinan (Rapim) TNI di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Selasa (29/1).
-
Di mana TNI dibentuk? Dahulu TNI dibentuk dan dikembangkan dari sebuah organisasi bernama Badan Keamanan Rakyat (BKR).
-
Siapa yang kagum dengan kekuatan TNI? Gamal Abdul Nasser Adalah Sahabat Dekat Presiden Sukarno Keduanya menjadi pelopor gerakan Non Blok. Karena dekat, Nasser bicara terus terang pada Presiden Sukarno.
-
Kapan TNI dibentuk secara resmi? Sehingga pada tanggal 3 Juni 1947 Presiden Soekarno mengesahkan secara resmi berdirinya Tentara Nasional Indonesia (TNI).
-
Bagaimana anggota TNI itu ditemukan? Anggota TNI dari kesatuan POM AD III/Siliwangi itu pertama kali ditemukan tergeletak berlumuran darah oleh warga di halaman bengkel mobil, Jalan Pangkalan 5, Kelurahan Ciketing Udik, Kecamatan Bantargebang, Kota Bekasi, Jumat (29/3) sekira pukul 03.30 WIB.
-
Siapa sosok penemu ransum TNI? Pencipta ransum TNI ternyata bukanlah seorang tentara, melainkan seorang dokter.
-
Dimana anggota TNI itu ditemukan? Anggota TNI dari kesatuan POM AD III/Siliwangi itu pertama kali ditemukan tergeletak berlumuran darah oleh warga di halaman bengkel mobil, Jalan Pangkalan 5, Kelurahan Ciketing Udik, Kecamatan Bantargebang, Kota Bekasi, Jumat (29/3) sekira pukul 03.30 WIB.
Salah satu usaha Agus untuk mempengaruhi penerapan diplomasi kepada negara lain, adalah memanfaatkan forum panglima se-ASEAN.
Forum tersebut merupakan salah satu forum para petinggi militer di ASEAN, dengan tujuan utama sebagai upaya menjaga stabilitas keamanan tiap negara.
"Apa yang terjadi di kawasan, jangan sampai menghadirkan pasukan militer," terangnya.
Meski mengedepankan diplomasi, namun bukan berarti TNI menomorduakan kualitas dan kuantitas alat utama sistem senjata. Agus mengaku, persenjataan TNI sudah cukup mengimbangi kekuatan negara lain.
"Pembangunan kekuatan TNI sudah memperhitungkan dampak perkembangan wilayah. Itu upaya kita untuk meningkatkan kemampuan dalam hal deffence (pertahanan)," terangnya.
(mdk/ian)