Pansel Capim KPK Klaim Punya Cara Lebih Elegan Tarik Pendaftar, Apa Itu?
Pansel Capim KPK mengaku sudah melakukan upaya jemput bola untuk mencari Capim dan Dewas KPK yang memiliki kompetensi pemberantasan korupsi.
Hingga kini total pendaftar capim KPK masih 133 orang.
- Capim KPK Setyo Janji Tindak Tegas Pejabat Negara, Sugeng Bicara Atasi Keterbatasan SDM Berantas Korupsi
- Dewas KPK Harap Pansel Tak Loloskan Capim yang Melanggar Etik
- Pendaftaran Capim dan Dewas KPK Ditutup, Pansel Terima 525 Orang
- Seleksi Capim KPK Sepi Peminat, Agus Rahardjo Singgung Komitmen Pimpinan Negara
Pansel Capim KPK Klaim Punya Cara Lebih Elegan Tarik Pendaftar, Apa Itu?
Panitia Seleksi Calon Pimpinan (Capim) dan Dewas Pengawas (Dewas) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengaku sudah melakukan upaya jemput bola untuk mencari Capim dan Dewas KPK yang memiliki kompetensi pemberantasan korupsi.
Adapun hingga kini total pendaftar capim KPK masih 133 orang. Sementara itu, pendaftar dewas KPK ada 100 orang.
"Ada (lakukan upaya jemput bola). Namun, dengan cara yang lebih elegan," kata Wakil Ketua Pansel Capim dan Dewas KPK Arief Satrian saat dihubungi, Sabtu (13/7/2024).
Pendaftaran Capim dan Dewas KPK akan ditutup dua hari lagi yakni, pada Senin, 15 Juli 2024.
Arief mengatakan pansel optimistis jumlah pendaftar Capim dan Dewas KPK akan bertambah, sebelum pendaftaran ditutup.
"Kami optimis 2 hari terakhir ini yang mendaftar akan meningkat," jelas Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB) itu.
merdeka.com
Arief enggan membocorkan nama-nama yang sudah mendaftar untuk Capim dan Dewas KPK. Pansel akan mengumumkannya setelah proses administrasi.
"Nanti pada saatnya akan diumumkan," ucap Arief.
Sebelumnya, Mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Agus Rahardjo menanggapi soal seleksi calon pimpinan (capim) KPK yang sepi peminat. Dia menyinggung komitmen pimpinan negara dalam memberantas korupsi.
"Itu komitmen pimpinan negara, jadi KPK prestasinya bagus zaman saya sehingga IPK-nya 40 itu adalah kerja sama dengan kabinetnya pak Jokowi waktu periode pertama," kata Agus, saat diwawancarai di Kantor KPU, Jakarta, Kamis (11/7/2024).
Selain itu, dia menilai seharusnya panitia seleksi (pansel) menjemput bola kepada tokoh-tokoh yang dinilai memiliki kompetensi dalam pemberantasan korupsi.
Agus pun bercerita, dirinya mendaftar menjadi capim KPK kala itu lantaran dia dihubungi untuk mengikuti seleksi.
"Panselnya harus jemput bola, zaman saya 226 dianggap kurang. Banyak orang yang di WA, ditelepon termasuk saya, saya di periode pertama enggak daftar baru di periode kedua saya daftar itu setelah di wa 'pak tolong daftar'," ungkap dia.
Namun, faktor utama untuk meningkatkan minat mendaftar sebagai capim KPK adalah adanya gambaran dan komitmen yang jelas dari pemerintah dan pimpinan negara dalam memberantas korupsi serta adanya penguatan dalam tubuh KPK.
"Tapi supaya tidak seperti ini yang pesertanya 42, harus ada gambaran dari pemerintah juga bahwa pemberantasan korupsi dan KPK-nya harus diperkuat," jelasnya.