Para prajurit TNI ini seolah sudah punya firasat dijemput maut
Beberapa jenazah sudah ada yang bisa diidentifikasikan lalu dibawa pulang. Sebagian lagi masih dalam proses.
Kecelakaan Hercules C-130 di Medan, Sumatera Utara menelan korban jiwa ratusan orang. Sedikitnya 141 kantong jenazah dibawa dari lokasi kejadian ke Rumah Sakit Adam Malik.
Jenazah utuh yang ditemukan 91 dan 50 kantong potongan tubuh.
Beberapa jenazah sudah ada yang bisa diidentifikasikan lalu dibawa pulang. Sebagian lagi masih dalam proses.
Bagi keluarga, kehilangan kerabat dalam insiden itu membuat kesedihan mendalam. Mereka tidak menyangka kalau kerabatnya bakal meninggal bersamaan dengan kecelakaan Hercules. Para prajurit yang meninggal pun seakan meninggalkan pesan kalau mereka mau 'pergi' selamanya.
Berikut kisah para prajurit TNI yang seolah sudah punya firasat dijemput maut:
-
Kapan terjadi kemacetan yang paling parah di Jakarta? Kondisi kemacetan lalu lintas kendaraan pada jam pulang kerja di Jalan Gatot Subroto, Jakarta
-
Kapan trem di Jakarta dihentikan? Operasional trem kemudian dihentikan pada 1959.
-
Bagaimana Heru Budi Hartono ingin menyelesaikan masalah kemacetan di Jakarta? Menurut Heru, kondisi ini perlu dievaluasi bersama. Hal itu disampaikan Heru saat membuka focus group discussion (FGD) terkait penanganan kemacetan di Ibu Kota di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, pada Kamis (6/7). "Hari ini kita kumpul karena tuntutan dari masyarakat untuk diskusikan bagaimana salah satunya mengatasi kemacetan. Banyak masukan-masukan bagaimana kalau jam kerja dibagi. Terutama pada saat saya diskusi dengan Pak Kapolda, Pak dirlantas. Kalau jam 6 itu seperti air bah. Dari bekasi, Tangerang, Depok, jam yang sama menuju Jakarta."
-
Dimana saja lokasi kemacetan yang paling parah di Jakarta? Kondisi kemacetan lalu lintas kendaraan pada jam pulang kerja di Jalan Gatot Subroto, Jakarta
-
Siapa saja yang diarak di Jakarta? Pawai Emas Timnas Indonesia Diarak Keliling Jakarta Lautan suporter mulai dari Kemenpora hingga Bundaran Hotel Indonesia. Mereka antusias mengikuti arak-arakan pemain Timnas
-
Apa yang menjadi daya tarik utama dari Kota Tua Jakarta? Kota Tua adalah harta karun sejarah yang tidak boleh dilewatkan ketika kita mengunjungi ibu kota.
Sebelum kecelakaan Hercules, pilot Sandy sempat salat duha
Kapten Pom Dedy SW sahabat pilot Hercules A-1310 Kapten Pnb Sandy Permana yang jatuh di jalan Jamin Ginting Medan Selasa (30/6) kemarin, mengaku sedih kehilangannya. Bahkan, oleh-oleh apel Malang yang dibawa Sandy belum dimakan karena terkenang wajah almarhum.
"Ada satu kotak apel Malang yang dibawanya dari Malang. Tapi aku gak mau membuka kotak itu, apalagi memakannya," ujar Kapten Dedy saat berbincang dengan merdeka.com, di Posko Informasi Pangkalan TNI AU Roesmin Nurjadin Pekanbaru, Rabu (1/7).
Menurut Dedy, Sandy merupakan ayah yang baik, juga prajurit terbaik Sekkau angkatan 97. Sesama alumni Akademi Angkatan Udara 2005, Dedy dan Sandy kerap berkomunikasi melalui seluler saat mereka saling berjauhan jarak.
"Dia prajurit terbaik dan pria yang baik, salatnya gak pernah tinggal. Sebelum berangkat dari Pekanbaru ke Medan (pukul 09.20 WIB), saya lihat dia salat Duha," terang Dedy dengan nada lirih.
Kemarin pas sebelum berangkat, Dedy sempat ngobrol dengan Sandy sekedar melepas rindu karena lama tidak berjumpa. Sebab, Dedy bertugas di Polisi Militer (Pom) TNI AU Pekanbaru, sedangkan Sandy pilot di TNI AU Malang.
Prada Alfian sempat SMS orangtua
Prada Alfian Zulfikhar (23), korban jatuhnya pesawat Hercules C-130 di Jalan Jamin Ginting, Medan, Selasa (30/6), sempat berpamitan pada Mujiono ayahnya. Pamitan dilakukan melalui pesan singkat atau SMS. Dalam SMS itu, Alfian berpamitan untuk berangkat bertugas ke Tanjung Pinang.
Pernyataan tersebut dikemukakan Mujiono saat ditemui wartawan di rumah duka, Dukuh Tiyasan, RT 2 RW 1, Tanjungsari, Manisrenggo, Klaten, Jawa Tengah, Rabu (1/7) siang.
Kepada wartawan, Mujiono mengetahui anaknya jadi korban jatuhnya pesawat melalui siaran televisi. Pada awalnya dia tidak percaya, namun setelah ingat ada SMS anaknya sebelum kejadian tersebut, dia dan Sriningsih istrinya percaya.
"Saya terkejut saat nonton TV yang memberitakan ada pesawat Hercules C-130 jatuh di Medan. Karena berita itu menyebutkan salah satu korban yang bernama Alfian. Awalnya belum percaya dan mencoba mencari tahu, saya semakin bingung saat mendapatkan telepon dari kerabat di Medan yang menanyakan Alfian, padahal saya akan menanyakan kejelasan anak saya itu ke mereka. Saya jadi ingat dengan SMS anak saya sebelum berangkat tugas. Dia minta pamit akan bertugas ke Tanjung Pinang dengan naik pesawat Hercules. Saya langsung lemas karena yakin itu benar adalah anak saya," ujarnya sedih.
BBM terakhir Kopilot Hercules ke Istri: Bunda, mas tidur dulu ya
Sebelum kecelakaan pesawat Hercules di Medan, kopilot pesawat Hercules, Lettu Pandu Setiawan sempat berkomunikasi dengan sang istri, Dewi Wulandari. Lettu Pandu sempat berpamitan melalui layanan pesan BBM kepada istrinya sebelum berangkat.
Dewi mengatakan, pesan terakhir yang diterimanya dari sang suami yaitu Pandu ingin beristirahat dulu. Dia mengaku tidak ada firasat apa-apa tentang kepergian suami tercinta itu.
"Terakhir BBM jam setengah delapan pagi. Dia bilang, Bunda mas tidur dulu ya," kata Dewi saat ditemui wartawan di rumahnya di Patukan, Ambarketawang, Gamping, Sleman, Selasa (30/6).
Namun saat dia membalas pesan BBM itu, sang suami sudah tidak merespon. "Saya balas, tapi sudah enggak dibalas lagi," tambahnya.
Terakhir, dia bertemu dengan suaminya yaitu pada awal bulan puasa. Rencananya dalam waktu dekat dia dan keluarga akan mengunjungi Pandu di Malang.
Peltu Yahya, sebelum naik Hercules terlihat capek
Keluarga dan rekan kerja Peltu Yahya Komari, korban Hercules C-130 yang jatuh di Medan, Sumatera Utara terus memenuhi rumah duka. Para pelayat terus berdatangan silih berganti menyampaikan rasa duka.
Istri Yahya Komari, Sri Wahyuningsih menyambut para tamu yang datang. Air matanya deras setiap menerima ucapan bela sungkawa. Sejak pagi rumah di Pondok Wisata Blok F - 21 Pakis, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang itu didatangi sanak saudara.
"Awal mendengar keluarga sangat kaget. Suami saya sedang sakit dan akan operasi. Sebelum berangkat bapak sempat pesan ke suami yang akan operasi. 'Harus kuat jalani operasi'. Saat itu bapak terlihat capek," kata Ratna Agustina Sari, putri pertama Yahya Komari, sambil menangis, Rabu (1/7).
Ratna sendiri bertugas di Auri, sementara suaminya di AL. Sang ayah merupakan figur yang patut diteladani, keluarga merasa sangat kehilangan.
Pelda Agus Pur serahkan buku tabungan ke istri
Pelda Agus Pur menjadi salah satu penumpang pesawat Hercules yang jatuh di Medan siang tadi. Keluarga sangat terpukul atas peristiwa nahas tersebut.
Anak kedua Pelda Agus Pur, Afriana (19) biasa berkomunikasi dengan ayahnya ketika ayahnya bertugas di manapun. Kebiasaan itu kemudian dilakukan pada Selasa (30/6), dengan mengirimkan WhatsApp yang menanyakan posisi ayahnya.
Pesan itu terkirim pukul 12.59 WIB, namun tidak juga dibalas oleh sang ayah. Afriana tidak sadar, kalau pesan itu merupakan pesan terakhir untuk sang ayah.
"Sebelumnya belum tahu kalau ada kejadian itu. Saya diminta ibu menghubungi lewat WA. Pesannya terkirim pukul 12.59 WIB, 'Bapak sekarang di mana?' kemudian sekitar Pukul 12.30 WIB, Mama menangis minta saya nonton televisi," kata Afriana di rumahnya Komplek Pagas di RT 08/ RW 6, Desa Tamanharjo, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang, Selasa (30/6) malam.
Afriana mengaku sempat mencoba menghubungi handphone ayahnya tetapi tidak tersambung. Selama ditinggal tugas ayahnya, Afriana tinggal bersama ibunya, Nursetiati.
"Saya yang paling sering dimarahi, karena memang anaknya yang di rumah hanya saya. Selalu diingat untuk nurut dan tidak banyak protes," katanya mengenang.
Tidak ada firasat apapun saat ayahnya berpamitan untuk bertugas, karena memang sudah biasa. Biasanya, ayahnya pergi Senin kemudian sudah pulang sebelum satu minggu.
"Hanya saja ada yang aneh, sebelum berangkat ayah menyerahkan buku tabungannya ke mama," kisahnya.