Pasang Surut Pedagang Pakaian Thrift di TikTok Shop
Suka duka mewarnai pedagang pakaian bekas melalui e-commerce.
Suka duka mewarnai pedagang pakaian bekas melalui e-commerce.
- Kebiasaan Thrifting Baju Bekas Diketahui Bisa Menjadi Penyebab Penyebaran Penyakit Menular
- Induk Perusahaan TikTok Dikabarkan Bakal PHK 450 Karyawan di Indonesia
- Sepakat dengan Menkop Teten, Ekonom: Tiktok Harus Pisahkan e-Commerce dengan Media Sosial
- Pasar Loak Kebayoran Lama, Pesona Thrifting dan Jejak Nostalgia
Pasang Surut Pedagang Pakaian Thrift di TikTok Shop
Tren mode di kalangan anak muda senantiasa berkembang dan silih berganti, namun satu yang tidak berubah, yaitu preferensi milenial dan gen-z untuk thrifting atau belanja pakaian bekas dengan harga yang jauh di bawah pasar.
Selain murah, alasan lain konsumen berbelanja di toko thrift (thrift shop) karena pakaian dijual tidak mirip atau model pakaian jarang dikeluarkan dengan keluaran baru
"Menurut saya belanja melalui thrift dapat memberikan kepuasaan untuk memilih dan membeli pakaian yang sesuai untuk saya," kata Fadiya Hanani (20), konsumen thrift shop berbincang dengan merdeka.com.
Setali tiga uang para pemilik usaha thrift mengikuti perkembangan zaman menjajakan usahanya. Mereka tidak kehilangan akal untuk mempromosikan dagangan mereka melalui platform digital.
Penjualan barang thrift sudah merambah ke media sosial dan e-commerce. Salah satu media sosial yang menjadi favorit para pemilik usaha thrift mempromosikan dagangan adalah TikTok.
Seorang pemilik usaha thrift, Erisa Maya yang berjualan di TikTok dengan akun @ersa.beautique membeberkan alasannya memilih TikTok sebagai wadah memasarkan dagangannya.
Menurut Erisa, TikTok lebih mudah dari segi fitur aplikasinya dan kualitas video untuk berjualan, terutama di live. Sebagai usaha yang mengandalkan algoritma, tidak jarang kegiatan penjualan lewat live ini hanya menarik sedikit konsumen.
"Sering mengalami pasang-surut penonton sih, paling ramai itu kadang kalau lagi jualan live yang nonton bisa sampai 100 lebih, walaupun penonton yang stay cuma 60 atau 70. Kalau paling sepi kadang cuma 10 penonton," ujar Erisa.
Perkembangan masif bisnis pakaian bekas ini kemudian terendus Kementerian Perdagangan (Kemendag).
Pada bulan Maret tahun 2023 lalu, Kemendag melakukan aksi pembakaran karung-karung pakaian bekas impor senilai Rp10 miliar di Pergudangan Jaya Park, Sidoarjo, Jawa Timur.
Dilansir dari website Kemendag, pemusnahan pakaian bekas tersebut dilakukan untuk meneruskan arahan Presiden dalam mengecam impor baju bekas sesuai dengan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 40 Tahun 2022. Impor baju bekas dinilai dapat mematikan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Indonesia.
Tidak hanya itu, para penjual thrift di TikTok kembali menghadapi rintangan saat pemerintah memutuskan untuk menutup fitur TikTok Shop setelah rapat terbatas yang dipimpin Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan pada 25 September 2023.
"Social e-commerce itu hanya boleh memfasilitasi promosi barang/jasa, tidak boleh transaksi langsung, bayar langsung, enggak boleh lagi," ujar Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan kepada wartawan setelah rapat dilaksanakan.
Pembatasan melalui e-commerce membuat Erisa sebagai pemilik bisnis thrift shop sejak 2019 mengaku sempat mengalami guncangan.
Erisa mengaku sampai harus memutar otak mengganti metode penjualan menjadi cross-platform atau menggunakan lebih dari 1 aplikasi untuk bertransaksi.
"Saya menghadapi langsung dampaknya waktu itu, dampaknya di penurunan penonton saat jualan live. Waktu awal-awal TikTok Shop ditutup konsumen langsung menurun drastis," ujar dia.
Namun kegigihan para pelaku usaha thrift untuk tetap menyambung hidup ternyata tidak boleh diremehkan.
Erisa mengungkap bahwa usaha thrift kini mengalihkan fokusnya tidak hanya pada baju bekas impor, namun juga jenis pakaian lain. Erisa sendiri telah mencoba untuk menjual pakaian anak bekas, baju batik bekas, hingga daster-daster bekas yang semuanya didapat dari agen berbasis lokal.
Kini, TikTok Shop telah mengantongi izin e-commerce Kementerian Perdagangan dan telah dibuka kembali di Indonesia sejak 12 Desember 2023 dengan konsep baru yaitu ‘Beli Lokal’, di mana TikTok hanya akan menampilkan barang-barang lokal dan bukan impor.
TikTok Shop juga menggandeng Tokopedia untuk memberi jaminan bahwa produk-produk yang ditawarkannya berasal dari dalam negeri. Alhasil, para pelaku usaha thrift kini sudah bisa melakukan transaksi melalui TikTok seperti sebelumnya.
Erisa bersama pebisnis thrift yang lain biasanya menggunakan fitur Live TikTok untuk memamerkan dagangannya. Mereka kemudian akan menyediakan link belanja di profil atau menambahkan barang jualan di etalase TikTok Shop yang selanjutnya bisa diproses oleh pembeli.
Walaupun terdengar sepele, namun kegiatan jual-beli melalui Live TikTok ternyata memerlukan stamina yang bagus.
"Dalam satu sesi live itu biasanya berlangsung dari dua sampai lima jam, jadi dulu pernah suara sampai habis dan harus digantikan suami," tutur Erisa.