Pedagang di Bekasi: Enggak ada yang pantes jadi Bupati dan Wakil
Pedagang di Bekasi: Enggak ada yang pantes jadi Bupati dan Wakil. "Kalau pemilihan presiden waktu itu nyoblos, sekarang mendingan jualan, jelas untungnya dapat uang untuk keluarga," ujar Indriyana.
Sejumlah pemilih di pasar tradisional di Kabupaten Bekasi tak menggunakan hak pilihnya, dalam pemilihan kepala daerah di wilayah itu, Rabu (15/2). Sebab, mereka cenderung mementingkan berjualan ketimbang mencoblos.
"Enggak ada yang kenal, juga enggak ada yang pantes jadi Bupati dan Wakil Bupati," kata seorang pedagang ayam di Pasar Babelan, Riskivan (30) saat ditemui wartawan, Rabu (15/2).
Lagi pula, lanjut Riski, ia mengaku tak pernah mengikuti perkembangan tahapan Pilkada di Kabupaten Bekasi. Bahkan, warga Babelan Kota ini tak pernah membaca surat kabar atau bermain media sosial untuk mengenal pasangan calon.
"Enggak terlalu ngikutin, jadi kurang paham juga misi dan visi mereka. Lebih baik berdagang," kata pria yang sejak Subuh berada di pasar tradisional tersebut.
Indriyana (39), pedagang sayur di Pasar Babelan, juga tak menggunakan hak pilihnya. Sebab, sudah dua kali ganti kepala daerah di wilayah setempat, tak merasakan langsung perubahan.
"Kalau pemilihan presiden waktu itu nyoblos, sekarang mendingan jualan, jelas untungnya dapat uang untuk keluarga," ujar dia.
Ketua KPUD Kabupaten Bekasi, Idham Holik mengatakan, pihaknya menargetkan partisipasi pemilih di wilayah setempat mencapai 77,5 persen dari jumlah daftar pemilih sebanyak 1.974.831.
"Pilkada sebelumnya partisipasi pemilih hanya 52 persen, kami berharap kali ini meningkat, sebab warga sendiri yang akan menentukan kepala daerahnya," ujar Idham.