Pelajar SMA di Semarang ditemukan tewas tergantung kain sarung
Ditemukan juga selembar kertas tertulis kata-kata wasiat atau pesan terakhir korban sebelum mengakhiri hidupnya.
Diduga karena masalah keluarga, remaja pria masih berstatus pelajar SMA kelas 3 di Kota Semarang, Jawa Tengah ditemukan tewas dengan kondisi leher terjerat sarung. Remaja tersebut ditemukan di dalam kamar rumah di Kecamatan Tembalang, Kota Semarang, Jawa Tengah Senin sore (10/11).
Informasi yang dihimpun merdeka.com di lokasi, kejadian tragis itu baru diketahui sekitar pukul 15.30 WIB. Korban ditemukan dalam kondisi terjerat kain sarung di kamar tergantung pada kayu bagian atap rumah (blandar). Akibatnya, kejadian itu menggemparkan warga di sekitar lokasi.
Sejumlah wartawan yang hendak meliput terpaksa dihalau oleh pihak keluarga dan warga sekitar korban tinggal di depan gang dan tidak diperkenankan mengambil gambar. Bahkan tim Inafis Polrestabes Semarang yang hendak melakukan identifikasi di lokasi kejadian sempat kesulitan masuk lokasi karena dihalang-halangi warga.
Namun setelah sempat berembuk dengan pihak perwakilan keluarga di kantor kelurahan setempat, akhirnya polisi diizinkan menuju rumah lokasi kejadian untuk melakukan proses identifikasi.
"Ada dua sarung yang tersambung dan dikaitkan di salah satu blandar di atas kamar tidur korban, ketinggiannya sekitar 3 meter. Di tepi kamar terdapat dua almari, diduga korban naik dengan cara memanjat almari tersebut kemudian nekat mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri," ujar salah seorang anggota Inafis Polrestabes Semarang, yang melakukan olah TKP, Senin (10/11).
Polisi juga tidak menemukan indikasi penganiayaan ataupun dugaan pembunuhan. Petugas tidak menemukan luka-luka di tubuh korban.
"Setelah kami lihat saat identifikasi, kami membuka jenazah yang telah dipocong, terdapat luka di leher dan lidahnya menjulur. Selain itu, kamar korban terkunci dari dalam sehingga tidak ada indikasi tewasnya korban disebabkan orang lain," kata petugas tersebut.
Selain itu, ditemukan juga selembar kertas tertulis kata-kata wasiat atau pesan terakhir korban sebelum mengakhiri hidupnya. Diduga, tulisan tersebut ditulis oleh remaja itu sebelum memilih mengakhiri hidupnya dengan cara tragis itu.
"Isinya, korban minta maaf kepada orang tuanya jika mempunyai kesalahan," imbuhnya.
Sementara itu, anggota keluarga remaja itu, NN, menyatakan sebelum mengakhiri hidupnya, pelajar yang merupakan anak ke tujuh dari tujuh bersaudara itu tidak mempunyai masalah serius baik di sekolah maupun dengan teman-temannya.
Sejak kecil remaja nahas itu hidup terpisah dari kedua orangtuanya yang menjadi anak angkat.
"Tidak ada masalah serius sebetulnya, masalahnya dia anaknya pendiam dan tertutup sehingga kita tahunya biasa-biasa saja. Makanya kita sangat kaget kenapa korban bisa berbuat nekat begitu," katanya.