Pelaku penculikan di Depok awalnya mengintai korban dari kios akik
Korban diintai sejak pulang sekolah.
JA (35) pelaku penculikan terhadap J, siswa SD asal Beji Depok akhirnya ditangkap. JA ditangkap tak lama setelah terungkapnya laporan atas tewasnya korban. Pelaku dibawa ke ruang penyidik di Satreskrim Polresta Depok.
Kapolres Depok, Kombes Dwiyono mengatakan pelaku tenyata telah mengintai korban saat pulang sekolah dari kios batu akik tempat teman pelaku, D. D diketahui berjualan batu akik di dekat sekolah korban di Beji, Depok.
"Benar pelaku telah memperhatikan korban," kata Dwiyono saat dihubungi merdeka.com, Minggu (7/2).
Dwiyono mengungkapkan pihaknya akan memanggil D dan para saksi yang melihat pelaku membawa J untuk pengembangan kasus ini.
"Yang terkait permasalahan ini, suapa yang melihat akan dimintai keterangan termasuk teman pelaku, D," terangnya.
Seperti diketahui, kejadian penculikan ini bermula setelah orangtua korban melaporkan hilangnya J ke Polres Depok karena korban tidak kunjung pulang hingga malam hari.
Pelaku diketahui mengajak korban ke rumahnya di Jalan Al Baido, Lubang Buaya, Jakarta Timur pada Sabtu (6/2) siang. Di rumahnya, pelaku membunuh korban. J ditemukan tewas di kamar mandi pelaku pada pada Minggu (7/2) dini hari tadi.
Terpisah JA membantah dirinya telah membunuh Jamal. Dia berkelit jika dirinya yang telah membunuh siswa kelas satu SD itu. "Bukan saya (yang nyulik dan bunuh). Saya hanya dititipin sama orang dan saya enggak kenal," katanya.
Dia mengaku pada Sabtu (6/2) ditelepon orang tak dikenal. Dia mengaku diancam oleh orang itu. "Kalau saya nggak ikutin dia ngancam akan membunuh. Dia katanya ngaku tahu di mana saya berada," tandasnya.
Ditambahkannya, Sabtu siang, JA diminta menemui seseorang di belakang UI. Kemudian dia membawa Jamal ke rumahnya di Lubang Buaya. Di rumah itu hanya ada dia dan korban. "Pas mau tengah malam ada dua orang masuk dan saya enggak tahu dia (korban) diapain," kelitnya.
JA juga mengaku tak mengenal dua orang itu. Ketika ditanya mengapa membiarkan dua orang itu masuk ke rumahnya. Lanjut JA, dia mendapatkan ancaman. "Yang satu tinggi. Saya nggak tahu anak itu diapain di kamar saya," klaimnya saat ditemui.