Pelaku penipuan haji di Malang seorang mahasiswa S-3
Pelaku juga membeli sebuah kain batik seragam haji untuk diserahkan kepada korban yang sudah menyetorkan uang.
Ternyata pelaku penipuan calon jemaah haji di Kabupaten Malang berstatus mahasiswa strata-3 (S-3). Ahmad Sufandi (32) berstatus sebagai mahasiswa Perguruan Tinggi Swasta (PTS) di Malang.
Kendati belum lulus menyelesaikan kuliah Strata-3, Sufandi mencantumkan nama berikut gelar doktornya. Ayah satu anak ini mencantumkan nama lengkap 'Dr Ahmad Sufandi SE. S.PdI., M.HI' di Buku Panduan Manasik Haji dan Pelaksanaan Haji yang disusunnya.
"Saya masih mahasiswa S-3, belum selesai," kata Sufandi menyebut nama sebuah kampus PTS, di Mapolsek Dau, Kabupaten Malang, Selasa (30/8).
-
Kenapa Pemilu penting? Pemilu merupakan sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat untuk memilih Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Anggota Dewan Perwakilan Daerah, Presiden dan Wakil Presiden serta Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.
-
Dimana saja lokasi wisata petik apel di Malang? Terletak di Jl. Abdul Gani, Ngaglik, Kec. Batu, Kota Batu, Jawa Timur, Kusuma Agrowisata menawarkan keindahan alam pegunungan yang menakjubkan.
-
Kapan kata penutup pidato penting? Seperti diketahui, bahwa ragam acara seperti seminar, perpisahan, pernikahan hingga acara formal lain membutuhkan sebuah penutup pidato yang penuh kesan yang membuat seluruh rangkaian acara berkesan.
-
Apa yang ditawarkan oleh Wisata Petik Apel Malang? Wisata petik apel memberikan pengalaman seru dan menarik. Berlibur bersama keluarga di akhir pekan tentu menjadi salah satu kegiatan menarik yang bisa dilakukan. Terutama, bagi Anda yang sehari-hari sibuk dengan aktivitas pekerjaan hingga jarang bertemu pasangan dan anak-anak.
-
Di mana Jaran Kepang di Malang biasanya dipertontonkan? Daerah seperti Kecamatan Tumpang, yang berjarak sekitar 20 kilometer dari pusat Kota Malang, dikenal punya banyak kelompok Jaran Kepang.
-
Kenapa Pemilu di Indonesia penting? Partisipasi warga negara dalam Pemilu sangat penting, karena hal ini menunjukkan dukungan dan kepercayaan terhadap sistem demokrasi yang berlaku.
Sufandi mengaku sebagai PNS Kementerian Agama (Kemenag) dan menjanjikan bisa memberangkatkan haji lebih cepat, asalnya membayar sejumlah uang. Enam orang calon jemaah haji telah menyetorkan uang sebanyak Rp 30 juta, masing-masing menyetorkan Rp 3 juta sampai Rp 7,5 juta.
Para korbannya pun semakin yakin dengan gelar yang dicantumkan itu. Buku Panduan Manasik Haji dan Pelaksanaan Haji merupakan karyanya yang juga dilengkapi nomor induk pegawai (NIP) palsu, 19720517 199711 1 001.
Sufandi juga mengenakan seragam baju dan celana khaki warna cokelat dengan nametag namanya di dada kiri. Selain itu juga melengkapi diri dengan ID Card yang menggantung di saku depan, surat tugas palsu dan tidak lupa peci warna hitam.
Pelaku juga memalsukan empat buah stempel untuk memudahkan aksinya. Pelaku juga membeli sebuah kain batik seragam haji untuk diserahkan kepada korban yang sudah menyetorkan uangnya.
"Sebagian untuk makan, sisanya untuk bayar utang. Saya kepepet bayar utang," katanya.
Sufandi sendiri mengaku sebagai seorang guru bantu di sebuah MI di Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang. Dia seminggu sekali mendapat jadwal mengajar.
Pelaku menawarkan jasa bisa mengurus pendaftaran haji, selain mempercepat urutan daftar tunggu. Ia mengaku kenal dengan orang Kemenag, yang namanya kerap dimanfaatkan.
"Saya kenal suaminya (orang Kemenag), suaminya itu teman saya," akunya.
Kapolsek Dau, Kompol HM Supari mengungkapkan, pihaknya masih melakukan pendalaman tentang keterlibatan orang lain. Pelaku mengaku selalu melakukan aksinya sendirian.
"Masih dipelajari kemungkinan keterlibatan orang lain," katanya.
Sufandi yang tercatat sebagai warga Jalan Diponegoro 7 Desa Kemantren, Kecamatan Jabung dilaporkan korbannya, SP warga Desa Tegalweru, Kecamatan Dau. Korban sudah menyetorkan sejumlah uang kepada pelaku, tetapi tetap tidak berangkat haji.