Peluit Si Kembar Eksentrik
Keduanya mengenakan topi fedora menutup rambut yang terurai sebahu. Busana mereka, kemeja flannel atau jaket jeans. Aksesori rantai menggantung di leher serta jadi bagian ikat pinggang, lengkap dengan celana jeans belel dan sepatu boots.
Dua saudara kembar, Yanto dan Yono, menjadi sukarelawan pengatur lalu lintas di pertigaan pasar Patikraja, Kecamatan Patikraja, Kabupaten Banyumas. Gaya keduanya eksentrik membantu memperlancar arus kendaraan di jalur tersebut.
Keduanya mengenakan topi fedora menutup rambut yang terurai sebahu. Busana mereka, kemeja flannel atau jaket jeans. Aksesori rantai menggantung di leher serta jadi bagian ikat pinggang, lengkap dengan celana jeans belel dan sepatu boots.
-
Di mana situs Banten Girang berada? Lalu, ada juga situs Banten Girang yang berbentuk gua dan merupakan peninggalan Kerajaan Sunda saat masih menguasai Banten, sebelum berdirinya Kesultanan Surosowan tahun 932 dan 1030 masehi.
-
Kapan Ganjar Pranowo bertemu dengan pelaku UMKM di Banyumas? Capres nomor urut 3, Ganjar Pranowo menghadiri silaturahmi bersama Asosiasi Pengusaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Selasa (9/1/2024).
-
Siapa yang Ganjar Pranowo temui di Banyumas? Capres nomor urut 3, Ganjar Pranowo menghadiri silaturahmi bersama Asosiasi Pengusaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Selasa (9/1/2024).
-
Mengapa para petani di Banyumas khawatir akan gagal panen? Adanya El Nino membuat para petani terancam gagal panen. Terkait hal tersebut, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Dinpertan KP) Kabupaten Banyumas optimistis sebagian besar tanaman padi di wilayahnya selamat dari kekeringan.
-
Apa yang terjadi pada jembatan kaca di Banyumas? Pecahnya wahana jembatan kaca di kawasan wisata Hutan Pinus Limpakuwus pada Rabu (25/10) mengundang perhatian banyak pihak.
-
Apa yang ditekankan Ganjar Pranowo kepada pelaku UMKM di Banyumas? Di depan para pelaku usaha, Ganjar menekankan pentingnya pelatihan-pelatihan secara rutin bagi UMKM agar dapat lebih maju.
Di bawah terik matahari siang, di tengah jalan raya, keduanya bagai sepasang konduktor. Peluit ditiup, isyarat tangan mereka mengatur laju dan henti kendaraan.
Di jalanan, Yanto akrab disapa dengan panggilan Mengko. Sedang Yono menyandang nama alias Tomblho. Usia mereka 40 Tahun.
“Sudah 3 tahun saya jadi pengatur lalu lintas,” kata Yanto pada merdeka.com.
Dulu Yanto pernah merantau jadi kuli tambang di Kalimantan selama 8 tahun. Pulang ke kampung halaman di desa Patikraja, ia menganggur. Berdiam di dalam rumah membuat ia tak betah. Ia lantas bergabung jadi sukarelawan pengatur lalu lintas.
“Gaya saya memang seperti ini sehari-hari. Saya nyaman saja. Mungkin karena saya sejak dulu mengagumi Axl vokalis Guns N’ Roses,” kata Yanto.
Sedang Yono, merantau ke Nusa Tenggara Timur selama 3 tahun. Hidup jauh di seberang lautan juga membuat ia tak betah. Yono pun lebih memilih mengikuti jejak Yanto.
“Saya baru 6 bulanan ikut Yanto mengatur lalu lintas,” kata Yono.
Penghibur Jalanan
Arus kendaraan di pertigaan pasar Patikraja yang jadi jalan penghubung ke perkotaan Purwokerto atau Cilacap acapkali semrawut karena banyak kendaraan yang tidak mau kalah. Di situasi ini, sikap santun dan senyum jadi strategi Yono dan Yanto memperlancar arus kendaraan agar pengendara tak saling berebut.
Menjadi sukarelawan pengatur lalu lintas dengan busana eksentrik, Yanto dan Yono memecah perhatian pengendara yang saling tak mau kalah. Melakukan buka tutup arus lalu lintas dengan isyarat tangan serta bunyi peluit, keduanya memposisikan diri jadi sempalan hiburan di jalanan.
Tak jarang pengendara lalu tersenyum saat menatap keduanya. Acapkali pula, saat situasi macet Yono dan Yanto mendapati dirinya difoto atau direkam oleh penumpang kendaraan. Yanto dan Yono merasa diapresiasi oleh pengendara saat kegiatannya mengatur lalu lintas diabadikan atau disebar ke media sosial.
“Pernah ada pengendara truk lewat lalu komentar kalau kami ini rocker,” kata Yono sembari tertawa.
Yanto dan Yono saban hari beroperasi sebagai sukarelawan pengatur lalu lintas di pertigaan pasar Patikraja selama 4 jam. Mereka membantu memperlancar arus kendaraan dari pukul 12.00 sampai 16.00 WIB. Peluit si kembar eksentrik ini, telah jadi bagian khas dari kesibukan jalanan di jalur tersebut.
(mdk/gil)