Pembagian sembako di Balai Kota Solo ricuh, warga tak kebagian marah
Seorang anak sempat menangis mencari orangtuanya yang turut berdesak-desakan mengantri.
Pembagian paket sembako gratis yang berlangsung di Pendapi Gede Balai Kota Solo, Kamis (30/6) pagi berlangsung ricuh. Pada awalnya Pemerintah Kota Solo membagikan sebanyak 2.600 paket beras kepada masyarakat kurang mampu. Namun akibat tak adanya pengaturan kupon yang jelas, masyarakat yang datang melebihi kuota yang ditetapkan.
Aksi saling dorong untuk mendapatkan beras gratis sebanyak 5 kg tersebut tak terhindarkan. Bahkan seorang anak sempat menangis mencari orangtuanya yang turut berdesak-desakan mengantri. Tak sedikit para ibu rumahtangga yang berteriak kesakitan karena terjepit. Diantara mereka bahkan banyak yang nekat membawa anaknya yang masih kecil.
Petugas keamanan yang mencoba untuk menertibkan warga kuwalahan, aksi saling dorong dan berdesakan masih saja terjadi. Kericuhan dipicu saat beberapa warga yang hanya bermodal KTP dan tidak memiliki kupon ikut mengantri. Akibatnya warga yang membawa kupon dan sudah mengantri sejak pagi tidak mendapatkan jatah beras.
Wakil Wali Kota Solo, Achmad Purnomo mengatakan kericuhan disebabkan adanya kesalahan yang terjadi sejak di pintu gerbang balai kota. Menurut dia, seharusnya saat di pintu gerbang petugas sudah membagikan kupon. Sehingga yang diperbolehkan masuk hanya yang mempunyai kupon saja. Namun, sambung Purnomo, semua diperbolehkan masuk, sehingga banyak warga yang tak mendapatkan beras.
"Kesalahan terjadi di gerbang masuk. Kalau kuponnya habis seharusnya sudah tidak ada yang boleh masuk. Ini akan kami jadikan evaluasi untuk tahun depan," ujarnya.
Akibat kejadian tersebut banyak warga yang terlihat marah, karena tidak mendapatkan paket zakat gratis. Karena jumlah paket beras tidak seimbang dengan warga yang datang.
Kepala Bagian (Kabag) Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Setda Kota Solo, Siti Anggraini Purwanti menjelaskan paket beras gratis tersebut murni zakat dari PNS (pegawai negeri sipil) yang dikumpulkan melalui pemkot, bukan dari APBD. Menurut dia, sesuai dengan ketentuan agama Islam, tiap orang berzakat 2,5 kilogram beras.
"Ini bukan uang APBD, murni zakat PNS yang kita kumpulkan. Tahun ini ada 5.200 orang PNS berpartisipasi dalam program zakat Pemkot Solo," jelasnya.