Pembangunan pabrik semen di Rembang memecah kekerabatan warga
3 Desa mendukung pembangunan pabrik semen. Sedangkan 2 desa lainnya menolak dengan keras.
Selain arus gelombang penolakan terus bergulir, dampak sosial terhadap proses pembangunan pabrik semen di Rembang, Jawa Tengah oleh PT Semen Indonesia sampai saat ini terus terjadi. Salah satunya pecahnya kekerabatan antara warga yang mendukung (pro) dan yang menolak (kontra) terkait pembangunan pabrik semen tersebut.
Pecahnya kekerabatan terjadi antara kubu pro dan kontra warga di lima desa ring satu yang akan dilakukan eksplorasi tambang semen secara besar-besaran tersebut. Jika dampak sosial ini terus terjadi, maka dikhawatirkan akan ada gejolak sosial yang besar di desa yang berada di sekitar wilayah hutan yang dikelola PT Perhutani di pegunungan Kendeng Utara ini.
Salah satu contoh dampak sosial yang memprihatinkan adalah terjadi fenomena yang mencerminkan bahwa budaya gotong-royong, kekeluargaan dan persaudaraan di sekitar desa sudah hilang. Ini benar-benar terjadi, tatkala ada warga Desa Timbrangan yang pro pembangunan semen yang meninggal dunia, warga lainnya yang kontra enggan dan menolak untuk ikut menyalatkan warga pro tersebut.
"Ada salah satu mudin (tokoh agama) bercerita pada kami. Salah satu warga pro, meninggal yang kontra tidak mau ikut mensholati jenazah warga tersebut. Sebetulnya kami sangat tidak menyukai dan menginginkan hal itu. Ini masalah setuju dan tidak setuju kenapa kekerabatan pecah," kata Pimpinan Proyek (Pimpro) PT Semen Indonesia, Heru Indra Wijayanto, kepada wartawan saat berkunjung ke lokasi pembangunan pabrik semen di Rembang, Jawa Tengah, Minggu (30/11).
Sebagaimana diketahui, di ring satu pabrik PT Semen Indonesia dibangun, ada sebanyak lima desa yang tersebar di sekitar wilayah calon pabrik semen tahap pertama berdiri. Sebanyak 100 persen di tiga desa mendukung dan dua desa lainnya menyatakan menolak terhadap pembangunan pabrik semen di Rembang, yakni Desa Timbrangan dan Desa Tegal Dowo.
"Desa Timbrangan, secara dampak sangat jauh tapi justru paling militan menolak. Mulai kepala desa sampai perangkat desanya semuanya menolak semua. Yang terjadi itu di dua desa tersebut," paparnya.
Dari pantauan merdeka.com, di dua desa tersebut, Desa Timbrangan dan Desa Tegaldowo, suasana desa yang seharusnya riuh dengan penuh kegotongroyongan kini menjadi sepi. Beberapa penduduk desa usai bercocok tanam atau menggembala ternaknya langsung masuk ke rumah dan hanya duduk-duduk di depan teras rumahnya masing-masing.
Bahkan di Desa Timbrangan, salah satu pusat mata air yang dibangun oleh pihak pemerintah desa dengan membatasi tembok, tertulis pernyataan keras bahwa desa Timbrangan benar-benar secara militan menolak keras upaya pembangunan pabrik semen oleh pemerintah. Di tembok segi empat dengan panjang sisi masing-masing 5 meter tertulis dengan cat berwarna merah, "Pabrik Semen Dibangun, Rakyat Akan Mati".
Sementara itu, di Desa Tegal Dowo, sebanyak 90 persen tanah hunian warga yang rata-rata awalnya seharga di bawah Rp 25 ribu per meter ini sudah berhasil terbeli oleh PT Semen Indonesia kini. Tanah yang rata-rata berkontur padas dan kapur ini menjadi rata-rata per meter mencapai Rp 60 ribu per meter. Meski sudah terbeli, sikap masyarakat pun menolak menyerahkan tanah yang sampai saat ini masih digunakan mereka bercocok tanam.
"Lucunya, evaluasi di Tegal Dowo, 90 persen tanah mereka yang sudah dibeli, menolak. Ternyata ada oknum dan lembaga berikan penjelasan proyek semen batal, mereka akan gunakan tanah seluas-luasnya. Padahal tanah meski sudah kita beli, kita akan berikan kesempatan mereka untuk menanami dan akan kami beri kompensasi hasil panen mereka bisa dinikmati," tuturnya.
Meski dampak sosial itu terus terjadi, pihak PT Semen Indonesia masih terus berupaya melakukan pendekatan-pendekatan terhadap masyarakat. "Kami melakukan pendekatan masyarakat dari berbagai jalan. Bagaimana melakukan program CSR di ring satu, ring dua dan ring tiga dari lokasi pabrik semen dibangun," jelasnya.
Selain itu juga melakukan perekrutan pekerja dari warga desa sekitar pabrik dibangun. Meski rata-rata tingkat pendidikan para penduduk desa sangat rendah, PT Semen Indonesia tetap memberikan kompensasi terkait kapasitas dan kemampuan dalam bekerja.
"Kami gunakan tenaga kerja non skill dari warga ring satu. Para kontraktor kami paksa untuk gunakan tenaga kerja dari warga desa ring satu. Kondisi level ekonomi mereka masih kurang sehingga bagi kami yang diperlukan mereka adalah pekerjaan. Sebab, dengan berdirinya pabrik semen akan dibutuhkan tenaga kerja 3.800 baik skill maupun non skill," ungkapnya.
"Kita mengajak para entrepreneur yang punya PT/CV untuk pekerjaan-pekerjaan di Rembang. Sama dengan yang kami lakukan di Tuban. Tidak ada satu pun policy lakukan diskriminasi pada yang pihak bekerja," paparnya lagi.
PT Semen Indonesia mengakui kesulitan dan banyak kendala pada saat proses perekrutan warga untuk bekerja. Sebabnya, rata-rata mereka tidak memiliki pendidikan yang cukup memadai. Bahkan, sangat banyak warga yang dalam kondisi putus sekolah.
"Masyarakat di situ banyak yang putus sekolah, bukan karena tidak mampu tapi untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi tidak ada kemauan. Misalnya, lulus SMP menikah atau mereka memilih cari duit. Makanya kami melakukan beberapa program-program pendidikan kejar paket," ujarnya.
Dengan melakukan program kejar paket ini, diharapkan warga sekitar pembangunan pabrik semen bisa dilibatkan dalam pekerjaan proyek penambangan semen di Rembang.
"Ke depan, ada upaya dengan melakukan kejar paket, saat pembentukan 68 orang untuk tenaga sekuriti atau keamanan. Meski hanya ada lima pemuda berijazah SMA. Khusus di Rembang, lulusan SD pun kami memberikan kompensasi untuk bisa masuk sebagai sekuriti. Padahal untuk yang lain tidak mungkin lulusan SD jadi Satpam. Sampai-sampai di Polres Rembang mengungkapkan baru kali ini, Garda Pratama untuk pendidikan satpam berijazah SD," kata Heru menutup perbincangan.
Baca juga:
Ibu-ibu pendemo pabrik semen Rembang mengaku diintimidasi polisi
Menteri BUMN bantah bos Semen Indonesia jadi Dirut Pertamina
Ibu-ibu blokir jalan masuk PT Semen Indonesia di Rembang
Proyek di Rembang digugat, Semen Indonesia akan dekati Gus Mus
Kasus warga vs PTSI, Ganjar curhat soal Mbah Rono pada Buyung
Jelang sidang gugatan Semen Rembang, Adnan Buyung datangi Ganjar
-
Kapan Pabrik Semen Indarung I didirikan? Pabrik semen pertama di Indonesia terletak desa Indarung kecamatan Lubuk Kilangan, Kota Padang, Sumatera Barat. Semen merupakan salah satu bahan penting dalam proses sebuah pembangunan baik itu perumahan dan gedung-gedung besar. Mungkin tidak banyak yang tahu jika pabrik semen pertama di Indonesia berada di Pusat Kota Padang, Sumbar.Pabrik tersebut bernama Indarung I yang sudah didirikan sejak 18 Maret 1910 oleh seorang Perwira Belanda Carl Christophus Lau, dengan nama pabriknya NV Nederlandsch Indische Portland Cement Maatschappij (NV NIPCM).
-
Kenapa petani Kendeng menolak pembangunan pabrik semen? Mereka memprotes pembangunan pabrik tersebut karena dibangun di wilayah karst yang berfungsi untuk menyerap air. Selain itu Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) yang dilakukan pihak terkait dinilai tidak transparan.
-
Dimana pabrik semen pertama di Indonesia terletak? Pabrik semen pertama di Indonesia terletak desa Indarung kecamatan Lubuk Kilangan, Kota Padang, Sumatera Barat. Semen merupakan salah satu bahan penting dalam proses sebuah pembangunan baik itu perumahan dan gedung-gedung besar. Mungkin tidak banyak yang tahu jika pabrik semen pertama di Indonesia berada di Pusat Kota Padang, Sumbar.Pabrik tersebut bernama Indarung I yang sudah didirikan sejak 18 Maret 1910 oleh seorang Perwira Belanda Carl Christophus Lau, dengan nama pabriknya NV Nederlandsch Indische Portland Cement Maatschappij (NV NIPCM).
-
Bagaimana proses pembangunan pabrik semen pertama di Indonesia? Dalam proses pembangunan, Carl menggandeng beberapa perusahaan seperti Firma Gebroeders Veth, Fa.Dunlop, dan Fa.Varman & Soon. NV NIPCM sendiri memiliki kantor pusat di Belanda, akan tetapi pabrik yang didirikan di Kota Padang ini masih bagian dari cabangnya.
-
Siapa yang mendirikan Pabrik Semen Indarung I? Pabrik semen pertama di Indonesia terletak desa Indarung kecamatan Lubuk Kilangan, Kota Padang, Sumatera Barat. Semen merupakan salah satu bahan penting dalam proses sebuah pembangunan baik itu perumahan dan gedung-gedung besar. Mungkin tidak banyak yang tahu jika pabrik semen pertama di Indonesia berada di Pusat Kota Padang, Sumbar.Pabrik tersebut bernama Indarung I yang sudah didirikan sejak 18 Maret 1910 oleh seorang Perwira Belanda Carl Christophus Lau, dengan nama pabriknya NV Nederlandsch Indische Portland Cement Maatschappij (NV NIPCM).
-
Kenapa Wamentan meminta kualitas semen beku ditingkatkan? Wamen meminta agar kualitas produksi semen beku terus ditingkatkan dalam memenuhi kebutuhan daging sapi nasional serta menekan tingginya angka impor.