Pembunuh bocah di Depok minim perhatian & sering dimarahi orangtua
"Tetangganya sering dengar kalau ibunya ngomong teriak-teriak."
Selain sebagai korban broken home, Begeng ternyata memiliki masa kecil yang kelam. Dia sering dimarahi ibunya dan didik keras. Sehingga membuatnya menjadi pribadi tertutup dan misterius.
"Dia sering dididik keras sama ibunya," kata Kasat Reskrim Polresta Depok Kompol Teguh Nugroho, Kamis (11/2).
Dari penuturan tetangga, kata Teguh, tersangka kerap dibentak ibunya. Di rumah Begeng sering didengar suara teriak-teriak. "Tetangganya sering dengar kalau ibunya ngomong teriak-teriak," ungkapnya.
Pengamat Sosial Universitas Indonesia (UI) Devie Rahmawati di Polresta Depok, menuturkan, ibunda Begeng juga sikapnya acuh tak acuh terhadap Begeng. Sehingga bisa dikatakan sejak kecil pembunuh dan penculik J itu, juga tidak mendapatkan perhatian orangtuanya.
Saat ibunya kerja, dia dititipkan pada neneknya. "Perhatian orangtua dan nenek kan berbeda. Jadi dia menjadi tumbuh sebagai lelaki yang hampa saat ini," kata Devie.
Dengan masa kecil yang demikian, Devie menilai tak heran melihat tersangka saat ini menjadi pribadi yang seperti sekarang. Dan ketika melihat adanya anak-anak yang juga kurang perhatian seperti dirinya saat kecil maka Begeng bisa merasakan apa yang dirasakan J. "Dia seperti merasakan apa yang dialami korban. Jadi dia bisa memberikan perhatian pada korban," ceritanya.
Selama berbicara dengan tersangka, Devie hanya mendapatkan cerita masa lalu Begeng saja. Dirinya belum sampai pada tahap apakah Begeng seorang paedofil atau bukan. Motif penculikan pun belum sempat didengar Devie karena waktu pembicaraan sangat singkat. "Saya tarik ke masa lalunya dia. Belum sampai pada motifnya karena untuk menggalinya perlu waktu lama," ungkapnya.