Pemerintah diminta tegas tangani kasus tenggelamnya KM Sinar Bangun
KM Sinar Bangun tenggelam di perairan Danau Toba pada Senin (18/6) lalu.
Partai Solidaritas Indonesia (PSI) meminta pemerintah bertindak tegas mengingat adanya dugaan bahwa kecelakaan dan jatuhnya korban dalam musibah tenggelamnya KM Sinar Bangun terkait dengan diabaikannya aspek legalitas dan aspek perlindungan keselamatan para penumpang. KM Sinar Bangun tenggelam di perairan Danau Toba pada Senin (18/6) lalu.
"Kami sangat bersedih dengan peristiwa yang memakan korban ini. Namun kami tidak bisa hanya bersedih. Kita harus bersama mendesak agar pemerintah serius melindungi nasib warga yang menggunakan transportasi umum. Dari yang saya tahu, kapal berjalan tanpa manifest penumpang, dan jumlah penumpang jauh melampaui kapasitas seharusnya," ujar Dara Adinda Kesuma Nasution, Juru Bicara PSI melalui keterangan tertulis, Rabu (20/6).
-
Kapan bangkai kapal tersebut tenggelam? Para arkeolog mengatakan, temuan unik ini berasal dari periode Romawi dan Mamluk sekitar 1.700 dan 600 tahun lalu.
-
Kapan kapal itu tenggelam? Kapal yang berpenumpang 37 orang dan bermuatan ikan ini dikabarkan terbalik saat mengalami cuaca buruk di Perairan Selayar," ujarnya melalui keterangan tertulisnya, Selasa (12/3).
-
Kapan kapal Uluburun tenggelam? Dengan usia sekitar 3.300 tahun, Uluburun tidak hanya menjadi contoh keterampilan teknik pembangunan kapal pada zamannya, tetapi juga menyimpan rahasia jaringan perdagangan global yang mengagumkan.
-
Kapan Danau Toba terbentuk? Danau ini terbentuk akibat letusan gunung berapi super Toba sekitar 74.000 tahun yang lalu. Kejadian ini juga dianggap sebagai salah satu letusan gunung berapi terbesar dalam sejarah.
-
Kapan bangkai kapal SS Tobol ditemukan? Sebuah kapal tua bekas Perang Dunia 1 ditemukan di lepas pantai timur laut Skotlandia pada Agustus 2024.
-
Kapan kapal yang membawa artefak tersebut tenggelam? Lempengan-lempengan yang diukir dari marmer Purbeck ini merupakan muatan kapal karam bersejarah tertua di Inggris yang tenggelam di lepas pantai Dorset pada masa pemerintahan Henry III di abad ke-13, seperti dikutip dari Ancient Origins, Jumat (14/6).
"Saya juga mendengar bahwa di kapal tersebut tidak ada jaket pengaman dan tidak ada perahu karet untuk menyelamatkan penumpang," sambungnya.
Dara juga mengapresiasi tim SAR, kepolisian, dan masyarakat yang hingga kini terus melakukan pencarian korban. "Kita harus terus bahu-membahu mencari korban yang belum ditemukan," kata Dara yang merupakan caleg DPR RI PSI untuk dapil Sumatera Utara III ini.
Menurut Dara, faktor keselamatan penumpang adalah yang terpenting. "Pemerintah harus bertindak ekstra tegas," katanya.
"Perusahaan penyedia jasa transportasi tentu perlu mencari untung. Namun tidak boleh sedikit pun mengabaikan keselamatan para penumpang."
Menurut data Komite Nasional Keselamatan Transportasi, sebanyak 48 % kecelakaan kapal laut terjadi akibat faktor sarana. Adapun, persentase faktor kesalahan manusia sebesar 40 %.
Sementara itu, faktor alam seperti ombak tinggi dan angin kencang disebut KNKT hanya menjadi faktor sebesar 12% pada insiden kapal yang pernah terjadi di Indonesia.
"Nyawa manusia tidak boleh dijadikan sekadar mainan. Pemerintah harus menindak tegas siapapun yang bertanggungjawab atas tragedi ini. Evaluasi dan tindak tegas penting agar kejadian ini tidak terulang kembali."
Sejauh ini berbagai ketidakpastian menyelimuti peristiwa tenggelamnya kapal wisata tersebut. Dikabarkan, sudah ada dua penumpang diketahui tewas, sementara 18 berhasil diselamatkan.
Namun angka ini bisa saja terus berubah karena tidak ada yang tahu pasti berapa jumlah penumpang sebenarnya, sementara proses pencarian korban sempat dihentikan karena cuaca buruk. Sampai kemarin, ada sekitar 200 orang dilaporkan hilang oleh keluarga.
Tenggelamnya kapal tersebut terjadi sekitar dua kilometer setelah kapal meninggalkan pelabuhan Tiga Ras, Danau Toba. Kapal sedang berlayar dari pelabuhan di Kabupaten Simalungun menuju Simanindo. Menurut pemberitaan sejumlah media, kapal wisata itu penuh sesak oleh penumpang dan kendaraan roda dua.
Diperkirakan lebih dari 100 penumpang termasuk anak-anak dan sejumlah kendaraan bermotor berada di atas kapal. Ini yang menyebabkan kapal sulit dikendalikan ketika angin kencang dan ombak besar datang akibat cuaca buruk.
Para penumpang ternyata tak bisa memperoleh jaket pengaman ataupun perahu karet yang seharusnya tersedia di setiap kapal.
Baca juga:
Menhub sebut kapasitas KM Sinar Bangun hanya sekitar 43 penumpang
Deretan tragedi di Danau Toba
Bamsoet minta polisi usut tuntas insiden tenggelamnya KM Sinar Bangun di Danau Toba
3 Korban tewas KM Sinar Bangun teridentifikasi perempuan
Menhub tegaskan Kapal KM Sinar Bangun di Danau Toba pegang izin resmi