Pemerintah harus pikirkan nasib PSK jika Dolly ditutup
Berita Indonesia cepat, aktual, serius, unik, dan baru: Sosiolog Musni Umar menilai penutupan Dolly akan efektif, jika pemerintah memberikan solusi bagi para PSK.
Pusat lokalisasi Dolly, yang konon terbesar di Asia Tenggara, akan ditutup pada 2014 mendatang. Nantinya, kawasan lokalisasi yang sudah ada sejak zaman Belanda itu akan dijadikan pusat bisnis. Sosiolog Musni Umar menilai penutupan Dolly akan efektif, jika pemerintah memberikan solusi dan akses kepada para pelaku bisnis haram tersebut untuk mengubah jalan hidupnya.
"Jadi kalaupun nantinya hal tersebut dilakukan juga pada Dolly, saya berharap, penutupan tempat lokalisasi tersebut harus juga memberikan solusi kepada para pekerja seks komersial (PSK) yang ada. Sebetulnya mereka itu kan bisa dibina, misalnya ya menjadi pemain bisnis juga contohnya," ujar Musni Umar, saat dihubungi merdeka.com, Minggu (6/5).
Menurutnya, penutupan lokalisasi tersebut, harusnya juga dapat memberikan dampak positif kepada para Pekerja Seks Komersial (PSK). Dirinya melihat, dengan cara seperti itu, dengan sendirinya akan menutup akses para PSK tersebut untuk kembali ke dunia hitam.
"Menurut saya para PSK tersebut bisa juga diberikan akses misalnya dengan bekerja menjadi pegawai salon, atau bisa juga menjadi penjaga toko. Jadi yang penting adalah pemberdayaan kepada mereka (PSK), yang musti dilakukan setelah itu," terang Musni.
Musni mengutarakan, seharusnya Pemerintah Kota Surabaya, harus dapat mencari jalan keluarnya. "Seperti memberikan modal pelatihan, pembinaan dan hal-hal yang bisa membuat mereka berkembang," tandas Musni.
Musni mengatakan, sebetulnya para PSK itu sendiri juga tidak mau menjadi wanita penghibur. Sesungguhnya tidak ada orang yang mau menjadi PSK. Tapi mungkin hal itu terjadi karena keterpaksaan, misalnya tingkat pendidikan terbatas atau dari sisi financial para pelaku bisnis haram tersebut.
"Jadi harusnya pemerintah berkewajiban untuk mencari jalan keluar setelah tempat lokalisasi tersebut ditutup. Kalau itu dilakukan ke mereka (PSK), saya kira itu merupakan nilai positif," pungkas Musni.
(mdk/ian)