Pemerintah Imbau Hati-Hati Tangani Limbah Covid-19
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan membangun insenerator di berbagai daerah sejak tahun lalu.
Pandemi Covid-19 tidak hanya menyebabkan banyak orang terjangkit, namun juga menghasilkan limbah medis yang tergolong sebagai bahan beracun dan sangat berbahaya. Pemerintah pun mengingatkan bahwa setiap hal yang bersentuhan dengan pengidap Covid-19 harus ditetapkan sebagai benda infeksius.
"Harus dimusnahkan, dibakar," tutur pihak Direktorat Penilaian Kinerja Pengelolaan Limbah B3 dan Non B3 Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Edward Nixon Pakpahan dalam Pelatihan Penguatan Gerakan Pramuka yang diselenggarakan Kominfo dan Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), Sabtu (28/8/2021).
-
Kapan peningkatan kasus Covid-19 terjadi di Jakarta? Adapun kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Apa yang terjadi pada kasus Covid-19 di Jakarta menjelang Nataru? Kasus Covid-19 meningkat di Ibu Kota menjelang Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.
-
Bagaimana peningkatan kasus Covid-19 di Jakarta menjelang Nataru? Peningkatan kasus Covis-19 di DKI Jakarta aman dan sangat terkendali. Tidak ada kenaikan bermakna angka perawatan rumah sakit juga.
-
Apa yang menjadi tanda awal mula pandemi Covid-19 di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Kapan kasus Covid-19 pertama di Indonesia diumumkan? Presiden Jokowi mengumumkan hal ini pada 2 Maret 2020, sebagai kasus Covid-19 pertama di Indonesia.
Edward mengatakan, pihaknya mencatat ada kenaikan limbah medis hingga 30 persen per hari selama pandemi berlangsung. Sebelum pandemi, rata-rata dihasilkan 400 ton limbah medis per hari, yang artinya selama pandemi ini limbah medis meningkat menjadi 520 ton per harinya.
Untuk itu, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan membangun insenerator di berbagai daerah sejak tahun lalu. Pembangunan berbagai insinerator tambahan itu bisa memusnahkan total 150 ton limbah medis per hari.
"Covid-19 ini berbahaya, semua yang terkait harus ditangani serius. Masker, sekalipun tidak dipakai orang terpapar, harus ditangani dengan baik," jelas dia.
Menurut Edward, masker menjadi salah satu sumber limbah medis paling banyak. Sebab, masker tidak hanya dipakai di lingkungan yang ada pengidap Covid-19 saja.
"Kami berharap kawan-kawan Pramuka bisa ikut membantu menyosialisasikan cara penanganan masker yang aman. Masker yang sudah dipakai wajib dipotong dan disemprot dengan cairan disinfeksi. Setelah itu, baru dikemas secara aman sebelum dibawa ke tempat pemusnahan. Semua limbah medis harus dimusnahkan," kata Edward.
Tenaga Ahli Menteri Kominfo Donny Budi Utoyo menyampaikan, selain penanganan limbah medis ada masalah lain yang harus ditangani, yakni disinformasi Covid-19. Selama pandemi, hampir 2 ribu kabar hoaks beredar yang menyasar ke berbagai lapisan masyarakat.
"Pramuka bisa membantu memberantasnya. Jika ada berita yang tidak jelas sumber dan kebenarannya, jangan disebar ke orang lain dengan alasan bertanya atau mengonfirmasi," ujar Donny.
Dia pun mengajak anggota Pramuka dan masyarakat luas rutin memeriksa laman website covid19.go.id untuk mengetahui informasi terpercaya soal Covid-19.
"Hoaks sangat berbahaya. Banyak yang menjadi korban gara-gara percaya hoaks. Setiap kabar palsu atau hoaks bisa menyebar hingga ke ribuan orang. Setiap orang bisa terlibat memutus penyebarannya dengan memeriksa setiap informasi yang diterima. Kini, semakin banyak tempat untuk memeriksa informasi terpercaya terkait Covid-19," Donny menandaskan.
Baca juga:
Bersepeda, Jadi Siasat Baru Jaga Imun di Tengah Pandemi
Kemendikbudristek Distribusikan Bantuan Uang Kuliah untuk Mahasiswa Terdampak Pandemi
Aceh Terima Bantuan Mesin PCR dan Masker dari BNPB
Tingkat Kesembuhan Capai 91 Persen, Pemerintah Apresiasi Tenaga Kesehatan
Pemerintah Imbau Hati-Hati Tangani Limbah Covid-19