Pemilihan Rektor UI 2024-2029: Tiga Calon Dikritik, Rekam Jejak Disorot
Jabatan Prof. Ari Kuncoro sebagai Rektor UI akan berakhir pada 4 Desember 2024.
Universitas Indonesia (UI) kembali menggelar pemilihan Rektor periode 2024-2029. Jabatan Prof. Ari Kuncoro sebagai Rektor UI akan berakhir pada 4 Desember 2024.
Rangkaian kegiatan Pemilihan Rektor ini telah dimulai sejak bulan Juli, dan kini hanya tersisa tiga calon yang sedang bersaing untuk posisi tertinggi di universitas tersebut.
- Mengawali Karier dari Bawah, Rektor Universitas Asal Rembang Ini Pernah Jadi Kuli Bangunan
- Majelis Wali Amanat UI Umumkan Pendaftaran Bakal Calon Rektor UI Periode 2024-2029
- Universitas Pancasila Gelar Pemilihan Rektor di Tengah Kasus Dugaan Pelecehan
- Ketua BEM UI Nonaktif Melki Sedek Huang Terbukti Lakukan Kekerasan Seksual, Ini Sanksi dari Kampus
Tiga nama calon rektor yang masih bertahan adalah Teguh Dartanto, Ph.D dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis UI. Lalu, Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB, FINASIM, FACP, FACG dari Fakultas Kedokteran UI.
Terakhir, Prof. Dr. Ir. Heri Hermansyah, S.T., M.Eng., IPU dari Fakultas Teknik UI. Namun, proses pemiliha rektor ini kembali menuai pro dan kontra.
Perwakilan dari Serikat Mahasiswa Progresif (SEMAR) UI, Rifqi mengkritik integritas dan riwayat ketiga calon rektor yang tersisa.Teguh Dartanto misalnya.
SEMAR UI menyoroti indikasi kedekatan Teguh dengan Ketua Wali Amanat UI, Gus Yahya, di mana keduanya diketahui aktif di Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).
Rifqi juga menyebut dugaan keterlibatan Teguh dalam penulisan artikel bersama Menteri ESDM Bahlil Lahadalia, yang diduga dipublikasikan di jurnal predator.
"Ini menjadi hal yang sensitif, apalagi bagi seorang calon rektor yang harus menjaga reputasi akademiknya," ujar Rifqi.
Bagaimana Dua Calon Rektor Lainnya?
Sementara itu, nama Prof. Ari Fahrial Syam, menurut Rifqi, memiliki jejak digital kontroversial. Dalam unggahan di Facebook pribadinya, Prof. Ari diketahui mendukung Gerakan 212, yang pada saat itu menuntut agar Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) ditahan atas tuduhan penistaan agama.
"Dukungan pada aksi ini punya dampak besar terhadap polarisasi politik dan sosial di Indonesia, dan kami khawatir seorang calon pemimpin akademik yang terlibat dalam isu semacam ini dapat mempengaruhi integritas sosial di lingkungan kampus," ujar Rifqi.
Nama terakhir, Prof. Heri Hermansyah, kata Rifqi, selama menjabat sebagai Dekan Fakultas Teknik UI, menjalin kerjasama dengan sejumlah perusahaan tambang.
"Perusahaan tersebut dikenal masuk dalam daftar 'Dirty 30' oleh Toxic Bond Initiative, dan dianggap berkontribusi besar terhadap kerusakan lingkungan dan Prof Heri punya hubungan dengan mereka," jelas Rifqi.
SEMAR UI, melalui kritik mereka, mempertanyakan integritas calon-calon ini dan mengajak civitas akademika untuk lebih kritis dalam menyikapi Pemilihan Rektor UI 2024-2029.
"Kami tidak mendukung satu calon tertentu, tetapi kami merasa penting untuk menyampaikan fakta-fakta ini agar semua pihak dapat lebih waspada terhadap kepemimpinan yang akan datang," pungkas Rifqi.