Pemuda di Makassar Tertipu Penerimaan Akpol, Habis Rp4,9 Miliar dan Dijanjikan Bertemu Kapolri
Pelaku memaksa Gonzalo berbohong kepada keluarganya dan mengklaim telah bertemu dengan Kapolri, Jenderal Listyo Sigit Prabowo.
Seorang pemuda bernama Gonzalo Al Ghazali (19) menerima kenyataan pahit menjadi korban penipuan penerimaan Akademi Polisi (Akpol). Akibat penipuan tersebut, Gonzalo mengalami kerugian hingga Rp4,9 miliar.
Kepala Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor Kota Besar Makassar Komisaris Devi Sudjana mengatakan kasus penipuan penerimaan Akpol sebelumnya dilaporkan oleh nenek korban pada 4 September 2024. Dari laporan tersebut, polisi mengamankan seorang wanita inisial AFR.
- Kapolri Sudah Kantongi Nama Pengganti Wakapolri, Ini Bocorannya
- Polisi Penggali Kubur Langsung Ditemui Kapolri Listyo, Ditawari Sekolah Perwira Malah Minta Ini
- Kapolri Beri Penghargaan, Casis Bintara Jadi Korban Begal Sampai Jari Putus Langsung Jadi Anggota Polisi
- Kapolri Ungkap 290 Kasus TPPO Sepanjang 2023, Naik 339 Persen Dibanding 2022
"Pelaku sudah diamankan. Pelaku inisial AFR diamankan di Kabupaten Bone," kata Devi kepada wartawan, Rabu (16/10).
Gonzalo yang sebelumnya pernah dikabarkan dijodohkan dengan Fujianti Utami Putri alias Fuji itu, tertipu karena tergiur janji AFR bisa lulus menjadi taruna Akpol. Nyatanya, meski sudah menyetor hingga RP4,9 miliar, Gonzalo tetap gagal menjadi taruna Akpol.
"Pelaku ini menawar-nawarkan diri dan menjanjikan korban bisa lulus (pendidikan taruna Akpol)," tuturnya.
Devi menambahkan AFR terancam dijerat pasal 378 KUHP tentang penipuan. AFR pun terancam pidana penjara maksimal 4 tahun.
Sementara kerabat korban, Sherly (41) menjelaskan kronologi keluarganya menjadi korban penipuan penerimaan taruna Akpol berawal saat AFR datang ke kafe milik orang tua Gonzalo. Saat itu, lanjutnya, AFR disebut menawarkan diri bisa mengurus Gonzalo hingga dinyatakan lulus dalam pendidikan taruna Akpol.
"Awalnya dia (AFR) minta Rp1 miliar dulu, kemudian kita sepakat. Kemudian, naik lagi Rp1,5 miliar (akhirnya diserahkan)," ungkap Sherly.
Usai diberi uang, AFR kemudian kembali meminta dana sebesar Rp3 miliar kepada orang tua korban. AFR saat itu berdalih karena banyak pesaing.
"Jadi kita percaya, karena dia juga kasih lihat rumahnya dan mobilnya. Jadi kita percaya bilang dia orang berada," tuturnya.
Namun, saat tiba pengumuman kelulusan taruna Akpol, ternyata Gonzalo dinyatakan tidak lulus dalam seleksi. AFR pun, kata Sherly kembali menawarkan kuota jalur khusus dan menjanjikan Gonzalo pasti lulus taruna Akpol.
"Jadi dibawalah Gonzalo ke Semarang. Di sana Gonzalo disimpan. Dia bilang dipertemukan Gonzalo dengan Kapolri makan siang," ucap Sherly.
Keluarga Gonzalo mengira putra mereka sudah mengikuti pendidikan di Akpol. Namun kenyataannya, Gonzalo hanya dijadikan alat untuk memeras keluarga Gonzalo.
Bahkan, lanjut Sherly, pelaku memaksa Gonzalo berbohong kepada keluarganya dan mengklaim telah bertemu dengan Kapolri, Jenderal Listyo Sigit Prabowo.
"Gonzalo dipaksa berbohong. Pelaku mengancam bahwa jika Gonzalo tidak menurut, dia tidak akan diurus dan tidak bisa bertemu Kapolri," tandasnya.
Dia menambahkan, hingga kini AFR belum pernah mengembalikan kerugian tersebut. Sehingga pihak keluarga melaporkan kasus ini ke polisi.
"Rp4,9 Miliar, termasuk ada emas batangan tiga, emas berupa kalung. Belum (pengembalian), tidak ada sama sekali, malahan dia (AFR) bilang kalau sudah tertangkap tidak mau mengganti," ucapnya.