Pemulangan jasad WNI korban Kapal Oryong 501 terhambat badai
Seluruh korban WNI belum bisa dibawa dari lokasi kapal tenggelam di Selat Bering, Rusia ke Busan, Korea Selatan.
Menteri Luar Negeri Retno Lestari Priansari Marsudi mengatakan, upaya evakuasi WNI korban Kapal Oryong 501 milik Korea Selatan yang tenggelam di Rusia terkendala cuaca. Seluruh korban WNI belum bisa dibawa dari lokasi kapal tenggelam di Selat Bering, Rusia ke Busan, Korea Selatan.
"Cuaca sangat buruk, itu belum bisa dilakukan. Jadi kemarin sampai malem saya masih berkomunikasi untuk memastikan apakah evakuasi survivors dengan korban bisa di lakukan pada kemarin. Ternyata enggak bisa karena badai dingin sekali. Nah, mereka hari ini akan mencoba hari ini seperti apa," ujarnya di Komplek Istana Negara, Senin (8/12).
Retno mengatakan, jika cuaca tak buruk jenazah WNI itu dapat sampai di Busan kemarin. Menurut Retno, korban tenggelamnya kapal Korsel itu ada 17 orang, 3 masih hidup dan 14 orang dinyatakan meninggal dunia.
"(Jasad) Udah diangkat, jadi kita survivors-nya 3, kemudian yang meninggal dunia 14. Itu semuanya ada di dua kapal Rusia, kemarin Dubes RI di Moskow sudah mengontak para kapten kapal itu, mereka memastikan korban ada di situ dan akan di transfer. Nah, itu yang belum bisa dilakukan karena badai cuaca," ujarnya.
Retno mengatakan setiap hari pihaknya akan berkomunikasi langsung dengan Menlu Korsel untuk memastikan jika cuaca bagus, jasad korban segera dikirim ke Indonesia. Sebab, para keluarga korban sangat menanti kedatangan jasad anggota keluarganya tersebut.
"Setiap hari saya langsung berkomunikasi dengan Menlu Korsel untuk memastikan kalau cuaca bagus dan memungkinkan maka evakuasi dipercepat karena disini keluarga menunggu," ujarnya.
Saat ini, ditambahkan Retno, masih ada 18 WNI lagi yang masih hilang. "Total 17 (14 tewas dan 3 hidup) dan masih 18 lagi yang masih dicari," pungkasnya.