Penasihat hukum kena tipu Dimas Kanjeng Taat Pribadi Rp 35 miliar
Penasihat hukum kena tipu Dimas Kanjeng Taat Pribadi Rp 35 miliar. Usai menyetor uang miliaran rupiah tersebut, korban diberi tiga koper yang diduga berisi uang palsu.
Korban penipuan penggandaan uang yang dilakukan Taat Pribadi terus bertambah. Terbaru penasihat hukum pemilik padepokan Dimas Kanjeng tersebut juga tergoda untuk menggandakan uang.
Muhammad Ali, pria asal Kudus, Jawa Tengah, yang selama ini menjadi penasihat hukum di Padepokan Dimas Kanjeng mengaku menjadi korban. Dia sudah menyetorkan uang nilai totalnya sebesar Rp 35 miliar.
"Kasus itu baru dilaporkan di Polda Jatim, Sabtu (15/10) kemarin. Korban adalah seorang pengacara yang sudah memberikan uang Rp 35 miliar, dilakukan secara bertahap sejak tahun 2014," terang Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Raden Prabowo Argo Yuwono, Rabu (19/10).
Argo menjelaskan, dari pengakuan korban, uang yang diberikan kepada tersangka Taat Pribadi sebesar Rp 35 miliar itu disebut sebagai uang talangan. Setelah memberikan uang tersebut, korban minta jaminan terhadap tersangka.
Taat Pribadi kemudian memberikan tiga koper. Tapi dari tiga koper yang diberikan Taat Pribadi untuk korban tersebut, hanya satu koper yang diperbolehkan untuk dibuka.
"Alasannya, untuk menunjukkan dan memastikan kalau yang diberikan itu adalah uang," ucap Argo. "Koper yang diperbolehkan dibuka itu berisikan 42 bendel mata uang kertas dolar Amerika," tambah Argo.
Sedangkan untuk dua koper lainnya tidak boleh dibuka. Karena atas permintaan dari Dimas Kanjeng Taat Pribadi. Waktunya sendiri, tidak bisa dipastikan dan dijelaskan kapan akan dibuka.
Tetapi setelah korban mengetahui dan melihat pemberitaan di sejumlah berita mengenai Taat Pribadi, Ali memberanikan diri untuk membuka dua koper yang dilarang tersebut.
"Dua koper yang dibuka itu berisikan mata uang asing Seperti Australia, Timur Tengah dan mata uang euro. Dan tiap koper itu berisikan 38 bandel mata uang asing. Kini semuanya dijadikan barang bukti polisi," tutur dia.
-
Siapa yang berjuang melawan penjajah di Surabaya? Mereka gugur dengan mulia sebagai pahlawan yang ingin mempertahankan tanah air.
-
Bagaimana performa Dimas Drajad di Timnas Indonesia? Sejak saat itu, ia telah tampil sebanyak 13 kali untuk Skuad Garuda dan mencetak enam gol, termasuk hattrick yang ia raih melawan Brunei Darussalam pada Oktober 2023.
-
Kapan Adi Suryanto meninggal? Kabar duka datang dari salah satu instansi pemerintah, Lembaga Administrasi Negara (LAN). Kepala LAN, Prof Dr. Adi Suryanto, meninggal dunia di Yogyakarta pada Jumat (15/12).
-
Kapan Janjang Saribu diresmikan? Tembok ini telah diresmikan oleh Bupati Agam pada tahun 2013.
-
Apa yang menjadi ciri khas oleh-oleh dari Surabaya? Sambal Bu Rudy menjadi salah satu ikon oleh-oleh khas Surabaya.
-
Apa yang dilakukan Anies dan Cak Imin di Surabaya? Baru-baru ini, Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar (Cak Imin) mengumumkan deklarasi sebagai pasangan Capres dan Cawapres 2024. Deklarasi itu diumumkan pada Sabtu, (2/9) di Hotel Majapahit, Surabaya.