Pencarian 6 korban kapal karam tak sampai lewati batas wilayah RI
Koordinasi dengan kepolisian Malaysia dan juga Konjen RI di Tawau, terus digelar intensif. Mengingat lokasi kejadian berada di perairan Malaysia, tim SAR Indonesia hanya mencari di sekitar lokasi perbatasan perairan kedua negara, yang masih berada di perairan RI.
Tim SAR gabungan baik itu Tim SAR Indonesia maupun Tim SAR Malaysia terus berupaya mencari korban hilang pasca insiden kapal karam di perairan Batu Payung, Tawau, Malaysia, Jumat pagi (10/2). Masih ada 6 korban lagi yang masih dinyatakan hilang.
Koordinasi dengan kepolisian Malaysia dan juga Konjen RI di Tawau, terus digelar intensif. Mengingat lokasi kejadian berada di perairan Malaysia, tim SAR Indonesia hanya mencari di sekitar lokasi perbatasan perairan kedua negara, yang masih berada di perairan RI.
"Jam 6.45 pagi tadi, pencarian tim SAR gabungan dilanjutkan. Pencarian tidak akan melebihi wilayah yang diperkenankan, masih di wilayah Indonesia," kata Kepala Basarnas Kaltim-Kaltara Kantor SAR Balikpapan Mujiono, seperti disampaikan Kasi Operasi Octavianto, dalam keterangan resmi, Jumat (10/2).
Tim SAR Indonesia yang melibatkan antara lain Basarnas pos SAR Nunukan, pos SAR Tarakan, TNI AL, TNI AD, Dishub Nunukan dan Konjen RI di Tawau, mencari di area perairan Ambalat, Karang Unarang, Gusung Makassar serta muara Nunukan. Selain itu, tim SAR Malaysia, juga tengah melakukan pencarian yang sama.
"Di area itu yang banyak ditemukan korban dalam pencarian Kamis (9/2) kemarin. Mudah-mudahan arah angin ke Selatan, agar memudahkan pencarian, korban terbawa arus masuk ke Indonesia," ujar Octavianto.
Sepanjang hari kedua pencarian kemarin, tim SAR baik Indonesia dan Malaysia, telah menemukan total 9 korban, 2 di antaranya selamat dan dirawat di Tawau Hospital. Sedangkan sisanya, hari ini jenazah menjani proses identifikasi tim Disaster Victim Identification (DVI) dan medis RSUD Nunukan, Kalimantan Utara.
"Tersisa yang kita cari ada 6 korban, dan ini berdasarkan informasi dari saksi 2 korban selamat yang masih dalam perawatan rumah sakit (bahwa jumlah penumpang 15 orang)," demikian Octavianto.
Diketahui, sebuah kapal speedboat yang berangkat dari Tinagat Tawau di Malaysia sekira pukul 17.15 WITA menuju Sungai Nyamuk di Sebatik Indonesia bermuatan 15 orang penumpang WNI pada Rabu (8/2) kemarin. kapal itu terbalik dan karam di perairan antara Batu Payung Malaysia dengan Sungai Melayu di Indonesia, usai dihantam gelombang tinggi.
Baca juga:
Suami istri selamat dalam insiden kapal karam di laut Malaysia
6 Jenazah korban kapal tenggelam di Tawau kembali ditemukan
Kapal tenggelam, pasutri terdampar di pesisir pantai Malaysia
Polisi cek WNI korban kapal karam di laut Malaysia TKI atau bukan
Salah satu WNI korban tewas kapal karam di Malaysia wanita hamil
Kapal ditumpangi WNI karam di laut Malaysia, 2 tewas & 11 hilang
Kapal angkut 15 WNI tenggelam di laut Malaysia, 13 orang hilang
-
Kapan kapal-kapal itu tenggelam? Kapal ini berasal dari pertengahan Dinasti Ming (1368-1644).
-
Kapan kapal itu tenggelam? Kapal yang berpenumpang 37 orang dan bermuatan ikan ini dikabarkan terbalik saat mengalami cuaca buruk di Perairan Selayar," ujarnya melalui keterangan tertulisnya, Selasa (12/3).
-
Kapan bangkai kapal tersebut tenggelam? Para arkeolog mengatakan, temuan unik ini berasal dari periode Romawi dan Mamluk sekitar 1.700 dan 600 tahun lalu.
-
Kapan bangkai kapal itu diperkirakan tenggelam? Kapal berusia 3.300 tahun dan muatannya yang terdiri dari ratusan amphorae (bejana penyimpanan) yang masih utuh itu ditemukan di dasar laut Mediterania, seperti yang dilaporkan dalam siaran pers bersama hari ini dari Otoritas Purbakala Israel (IAA) dan Energean.
-
Kapan kapal Uluburun tenggelam? Dengan usia sekitar 3.300 tahun, Uluburun tidak hanya menjadi contoh keterampilan teknik pembangunan kapal pada zamannya, tetapi juga menyimpan rahasia jaringan perdagangan global yang mengagumkan.
-
Kapan kapal Dinasti Ming tenggelam? Para arkeolog meyakini bangkai kedua kapal ini berasal dari periode yang berbeda dari Dinasti Ming, sekitar tahun 1368-1664.