Pengadaan mobil dinas di Aceh dinilai sarat korupsi
Jumlah keseluruhan paket pengadaan mobil mencapai 49 paket.
Gerakan Anti Korupsi (GeRAK) Aceh menilai pengadaan mobil di Aceh yang dilakukan oleh Dinas Pengelolaan Keuangan Aceh (DPKA) sarat dengan korupsi. Pengadaan Pemadam Kebakaran (Damkar) Rp 17,5 miliar hanya satu dari sekian banyak pengadaan aset oleh Pemerintah Aceh yang rawan korupsi.
Dugaan ini merupakan hasil dari analisa GeRAK Aceh sektor aset di DPKA sumber dana Otonomi Khusus (Otsus) Anggaran Pendapatan dan Belanja Aceh (APBA) dalam dua tahun terakhir (2013-2014).
"Kasus mobil Damkar (Pemadam Kbn) Tangga Rp 17,5 miliar hanya satu yang terungkap ke publik," kata Koordinator GeRAK Aceh, Askhalani, Senin (19/1).
Menurut Askhalani, jumlah keseluruhan paket pengadaan mobil mencapai 49 paket. Rinciannya, 43 paket tahun 2013 dan 6 paket tahun 2014. Total anggaran untuk pengadaan mobil tersebut Rp 185.851.269.117 terdiri dari Rp 163.558.205.117 tahun 2013 dan Rp 22.293.064.000 tahun 2014.
"Pengadaan mobil setiap tahun di DPKA ini, kurang mendapat pengawasan dari legislatif. Tidak jarang mobil yang diusulkan adalah mobil-mobil mewah dan tidak memiliki keterkaitan dengan upaya kebutuhan publik maupun untuk penanggulangan bencana," tegas Askhalani.
Katanya, pengadaan mobil di DPKA ini juga tidak pernah diaudit BPK-RI. Padahal jumlah paket pengadaan sarat dengan dugaan potensi korupsi. Banyak usulan pengadaan mobil ini merupakan proyek titipan dari berbagai unsur, mulai dari gubernur, kepala dinas, bupati, walikota, anggota DPRA dan pihak lain yang memiliki kepentingan.
Sehingga proses pelaksanaan pengadaan mobil di DPKA sangat berpeluang terjadi korupsi secara masif dan terencana mulai dari perusahaan pemenang, kualitas mobil, dan penyusunan Harga Perkiraan Sendiri (HPS) melebihi harga yang ditentukan (mark-up).
"Aparat penegak hukum baik kejaksaan, kepolisian agar peka dan mulai melakukan kajian mendalam terhadap dugaan tindak pidana korupsi pada pengadaan mobil yang bersumber dari APBA," imbuhnya.
Askhalani menyebutkan, kasus mobil Damkar yang kini tengah diselidiki oleh Kejaksaan Negeri (Kejari) Banda Aceh menjadi pintu masuk untuk mengusut kasus-kasus lainnya.
Pasalnya, Selain itu berdasarkan catatan GeRAK Aceh, kasus dugaan potensi korupsi pada pengadaan mobil sangat tinggi, tetapi karena kurang perhatian dari pihak aparat penegak hukum menyebabkan korupsi pada sektor pengadaan mobil ini terjadi secara masif dan sangat terstruktur.
"Buntutnya pada saat kasus korupsi Damkar Rp 17,5 miliar mencuat adalah puncak dari beberapa kasus lain yang terjadi sebelumnya tapi tidak mendapat perhatian dari banyak orang," jelasnya.
Kata Askhalani, pengusutan kasus damkar adalah ekspektasi sangat besar dari publik, GeRAK Aceh dalam hal ini mendesak Kejari Banda Aceh untuk berani mengusut aktor-aktor besar yang diduga terlibat dalam kasus dugaan tindak pidana korupsi pengadaan mobil pemadam kebakaran tersebut.
"Kita juga mendesak Kejari Banda Aceh agar berani memanggil Gubernur Aceh selaku penanggungjawab anggaran dan sejumlah pejabat terkaitnya," imbuhnya.
Baca juga:
Parkir di DPRD, 2 mobil pejabat Tangerang dipecahkan pencuri
Mobil bekas Jokowi di Solo akan dilelang
Ketua DPRD Kota Bekasi dapat mobil dinas Toyota Fortuner
Pilih naik motor, Djarot akan lelang Lexus bekas Fauzi Bowo
Pakai kendaraan anyar, Menko Sofyan berdalih mobil pinjaman
4 Eks anggota DPRD Bekasi ini belum kembalikan mobil dinas
Baru dilantik, belum kerja, DPRD DKI tetap dapat mobil dinas
-
Siapa Abu Bakar Aceh? Abu Bakar Aceh, seorang tokoh intelektual tersohor asal Aceh yang telah melahirkan banyak karya di bidang keagamaan, filsafat, dan kebudayaan.
-
Kapan Marsose resmi dikerahkan di Aceh? Satuan ini resmi diterjunkan di Aceh pada tahun 1890, tugasnya sama seperti satuan Kepolisian dan terkadang membantu tugas-tugas kemiliteran apabila dibutuhkan.
-
Apa yang dilakukan di Aceh saat Meugang? Mereka pastinya tidak ketinggalan untuk melaksanakan Meugang bersama keluarga, kerabat, bahkan yatim piatu. Tak hanya itu, hampir seluruh daerah Aceh menggelar tradisi tersebut sehingga sudah mengakar dalam masyarakatnya.
-
Kapan cengkih menjadi komoditas unggulan di Aceh? Komoditas cengkih pernah berjaya dan menjadi komoditas unggulan di Aceh pada era 1980-an.
-
Kapan Khanduri Molod di Aceh biasanya dilaksanakan? Melansir dari beberapa sumber, Khanduri Molod biasanya dilaksanakan secara gotong royong antar warga desa di musala.
-
Dimana lokasi petani di Aceh yang sedang panen cengkih? Seorang petani menunjukkan segenggam cengkih atau cengkeh yang telah dipetik setelah panen di sebuah hutan di Lhoknga, Aceh, pada 30 Januari 2024.