Pengakuan Bharada E, Ferdy Sambo Ikut Tembak Brigadir J saat Sudah Terjatuh
Menurut Edwin, Bharada E bercerita Ferdy Sambo menembak bagian belakang tubuh Brigadir J ketika telah tumbang dengan posisi tertelungkup.
Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) mengungkapkan, keterangan Bharada Richard Eliezer atau Bharada E soal dugaan Irjen Ferdy Sambo ikut menembak Brigadir J. Keterangan ini berbeda saat rekonstruksi karena Ferdy Sambo tidak terlihat melepaskan tembakan ke Brigadir J.
"iya (ikut menembak). Iya versinya Bharada E," kata Wakil Ketua LPSK Edwin Partogi saat dihubungi merdeka.com, Rabu (31/8).
-
Apa sanksi yang diterima Ferdy Sambo? Ferdy Sambo diganjar sanksi Pemecetan Tidak Dengan Hormat IPTDH).
-
Siapa yang memimpin Sidang Kode Etik Polri untuk Ferdy Sambo? Demikian hasil Sidang Kode Etik Polri yang dipimpin jenderal di bawah ini: As SDM Polri Irjen Wahyu Widada.
-
Siapa Brigadir Jenderal Sahirdjan? Bapak Itu Brigadir Jenderal Sahirdjan, Guru Besar Akademi Militer!
-
Bagaimana proses Sidang Kode Etik Polri untuk Ferdy Sambo? Demikian hasil Sidang Kode Etik Polri yang dipimpin jenderal di bawah ini: As SDM Polri Irjen Wahyu Widada.
-
Siapa Fredy Pratama? "Enggak (Tidak pindah-pindah) saya yakinkan dia masih Thailand. Tapi di dalam hutan," kata Direktur Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri Brigjen Mukti Juharsa, Rabu (13/3).
-
Apa yang dilakukan Fredy Pratama? Nur Utami berubah sejak menikah dengan pria berinisial S, yang dikenal sebagai kaki tangan gembong narkoba Fredy Pratama.
Edwin hadir dalam proses rekonstruksi untuk mendampingi Bharada E sebagai justice collaborator. Dia hanya melihat Ferdy Sambo menembak Brigadir J setelah tersungkur di sudut dekat tangga.
"Ya ketika Brigadir J sudah terjatuh ditembaklah sama Sambo," sebutnya.
Menurut Edwin, Bharada E bercerita Ferdy Sambo menembak bagian belakang tubuh Brigadir J ketika telah tumbang dengan posisi tertelungkup. Brigadir J juga memohon kepada Ferdy Sambo agar tidak ditembak.
"Iya dia (Brigadir J) memohon bukan kepada Bharada E, karena perintahnya kan dari Sambo. Iya dari belakang, (pas sudah telungkup) iya gitu," ucapnya
Sementara versi rekonstruksi, lanjut Edwin, Mantan Kadiv Propam itu kukuh tidak melakukan penembakan terhadap Brigadir J. Dia mengaku hanya memerintahkan Bharada E untuk menembak ajudannya tersebut.
"Ya kalau dari keterangan dia, dia tidak menembak," sebutnya.
Kemudian, Edwin melihat dari keterangan keduanya senada menyetujui reka adegan ketika Ferdy Sambo mengambil pistol dan sengaja menembak ke arah dinding atas tangga dan di tembok sisi lainnya.
"Iya," singkat Edwin membenarkan.
Misteri penembakan ke arah kepala dan dada tidak terjawab dalam rekonstruksi Brigadir J. Baik, Ferdy Sambo dan Bharada E atau Eliezer tidak terlihat melakukan adegan penembakan ke dada dan kepala Yoshua.
Direktur Tindak Pidana Umum (Dirtipidum) Bareskrim Polri, Brigjen Andi Rian Djajadi mengatakan hal itu dikarenakan adanya perbedaan pendapat di antara Ferdy Sambo dengan Bharada Eliezer, terkait penembakan Brigadir J.
"Masalah dia (Ferdy Sambo) nembak atau tidak. Makanya saya katakan tadi, masing-masing punya pendapat, punya keterangan," kata Andi kepada wartawan, Selasa (30/8).
Andi pun tidak membenarkan apakah ada tembakan yang diletuskan Ferdy Sambo ke arah Brigadir J. Dia menyerahkan terkait kebenaran itu ke majelis hakim yang memimpin persidangan nanti.
"Nanti akan kita uji di pengadilan," ujarnya.
Pasalnya selama proses pemantauan rekonstruksi yang disiarkan langsung, terdapat dua kali adegan dalam peristiwa penembakan terhadap Brigadir J yang terjadi di rumah dinas (Rumdin), Komplek Perumahan Polri, Duren Tiga, Jakarta Selatan.
Berikut hasil catatan merdeka.com:
Versi 1:
Pada reka adegan di ruang tengah rumah dinas Ferdy Sambo ini, terdapat tiga orang saat Brigadir J atau Brigadir Yoshua dieksekusi. Ketiganya, Ferdy Sambo, Bharada Eliezer dan Brigadir J. Dalam reka adegan ini, terlihat Brigadir J memohon ampun kepada Bharada E yang saat itu menodongkan pistol ke arahnya.
Posisi Brigadir J dekat anak tangga yang menuju ke lantai atas. Sedangkan, Bharada E berada di depannya sambil menodongkan pistol. Sedangkan, Ferdy Sambo diperankan oleh pemeran pengganti yang menyuruh Bharada Eliezer segera menembak Brigadir J.
Sayangnya, siaran langsung yang disiarkan TVPolri saat peristiwa setelah itu terpotong. Tayangan pada siaran langsung malah menyorot keramaian di luar rumah dinas. Beberapa menit kemudian, tayangan siaran langsung kembali ke ruang tengah rumah dinas Sambo.
Saat kondisi ruang tengah kembali disorot kamera TVPolri, pemeran pengganti Brigadir J telah terkapar di samping anak tangga yang menuju ke lantai dua. Dugaan kuat, rekonstruksi menyentuh pada kejadian Brigadir J telah dieksekusi Bharada E.
Lantas, di samping jasad Brigadir J tepatnya dekat tangga menuju lantai dua, ada Ferdy Sambo dengan posisi setengah berjongkok. Saat itu, reka adegan ketika Ferdy Sambo memberi tembakan alibi ke arah dinding. Tembakan alibi itu bagian dari skenario Ferdy Sambo yaitu adanya aksi tembak menembak antara dua ajudannya.
Versi 2:
Sementara itu, reka adegan penembakan Brigadir J versi kedua, memperlihatkan Brigadir J berhadapan dengan Ferdy Sambo, di kantong Brigadir J ada senjata api. Di samping kiri Ferdy Sambo berdiri Bharada E yang tengah menodongkan pistol. Melihat Bharada E menodongkan senjata api, Brigadir J lantas mundur. Namun, setelah itu terlihat Eliezer dan Ferdy Sambo secara bersamaan maju menuju Brigadir J.
Tidak lama kemudian, tayangan dalam siaran langsung TVPOlri mengalami kendala. Selanjutnya, saat tayangan siaran langsung berjalan lancar kembali, reka adegan telah sampai di saat Brigadir J sudah tersungkur di samping tangga menuju ke lantai dua. Terlihat, pemeran pengganti Brigadir J telah dalam posisi tertelungkup. Sementara Bharada E masih menodongkan senjata api.
Kemudian, adegan sampai dimana Ferdy Sambo mendekati jasad Brigadir J. Ia terlihat seperti mengambil senjata api milik korban Brigadir J. Tidak lama, Ferdy Sambo memberi tembakan alibi ke arah dinding. Tepatnya dinding selurus dengan anak tangga yang menuju lantai dua.
Usai memberi tembakan alibi, Ferdy Sambo lantas mengembalikan senjata api milik Brigadir J dan meletakkannya di samping kiri tubuh Yoshua yang sudah dalam posisi tertelungkup
Jika merunut dari adegan rekonstruksi yang ditayangkan dalam siaran langsung TVPolri, tidak terlihat adegan adanya tembakan jarak dekat ke tubuh Brigadir J, tepatnya di bagian kepala.
Padahal, menurut hasil autopsi ulang disebutkan adanya dua luka fatal yang menyebabkan Brigadir J meregang nyawa.
Ialah luka tembakan di bagian kepala dan dada. Demikian diungkapkan Ketua Tim Dokter Forensik Gabungan Ade Firmansyah Sugiharto.
"Ada dua luka fatal di daerah dada dan kepala," ungkap Ade.
(mdk/ray)