Pengalaman seru dan menegangkan para penjinak ular dari SSR
"Kalau ada ular masuk rumah, tidak perlu panik. Amankan ularnya, jangan biarkan kabur lalu hubungi kami," tandas Elang.
Banyak pengalaman seru dan menegangkan dari para handler snake di Sioux Snake Rescue (SSR). Ada yang pernah digigit ular weling dan hamper sekarat. Ada yang dipatok sanca di wajahnya. Hingga yang disembur kobra dan mengakibatkan buta permanen.
SSR merupakan salah satu divisi yang dibentuk oleh yayasan Sioux Indonesia, sebuah komunitas pecinta ular. Didirikan pada tahun 2009, SSR bertugas dalam melakukan penyelamatan tindakan tidak lazim yang mengakibatkan pembunuhan pada ular. Baik itu pembunuhan karena adanya salah paradigma maupun karena eksploitasi. Karena itu mereka menawarkan jasa untuk menangkap ular secara gratis jika dibutuhkan masyarakat.
"Banyak masyarakat yang memiliki paradigma yang negatif terhadap ular. Sehingga saat ada ular mereka langsung membunuhnya. Padahal ular adalah sahabat kita yang membantu berjalannya ekosistem alam," kata Ketua Divisi SSR Erwandi Supriadi yang akrab disapa Elang.
Selain mengkampanyekan save snake, anggota SSR yang disebut muscle juga kerap harus berhadapan dengan ular-ular berbahaya. Ular dengan berbagai jenis sering muncul di tengah masyarakat. Biasanya masyarakat akan langsung membunuhnya karena dianggap berbahaya. Demi menyelamatkan sang ular dan warga sekitar, muscle harus mampu handling ular-ular tersebut. Jika tidak hati-hati maka fatal akibatnya.
Seorang muscle yang biasa disapa Iam pernah mengalami hal yang mengerikan saat ingin handling ular. Iam mendapat laporan di suatu tempat kalau ada warga yang sedang berusaha menangkap ular. Berdasarkan laporan ular yang ditangkap adalah jenis ular biasa. Tapi setelah ke TKP ternyata itu adalah jensi weling yang memiliki bisa berbahaya.
"Saya handling, ternyata karena nggak fokus. Welingnya mencatok tangan saya. Langsung lemes dan ngantuk," tutur Iam yang sudah bergabung dengan SSR sejak masih SMP.
Berdasarkan latihan, Iam sadar jika terkena bisa weling memang akan ada efek ngantuk yang sangat berat. Iam tidak boleh tertidur karena jika tertidur, maka dia akan tidur selamanya. Teman-teman muscle yang lain segera melakukan tindakan penyelamatan untuk menahan dan mengeluarkan bisa dari tubuh Iam. Mereka juga berusaha keras agar Iam tidak tertidur.
"Harus makan yang enak-enak. Dimanjain, diajak bercanda, pokoknya biar nggak tidur. Badan udah lemes, meriang, pusing, nafas sesak. Untung saja racun bisa dikeluarkan dan dua hari kemudian bisa sehat lagi," kata Iam.
Pengalaman lainnya datang dari seorang muscle wanita. Dia kena catok ular sanca di wajah saat shooting sebuah acara TV. Muscle yang sudah senior ini sebenarnya sudah biasa mengatasi sanca. Tapi rupanya dia lengah dan mulut sanca pun menganga lebar, melompat, dan mencaplok wajahnya. Darah pun mengalir dari wajahnya yang masih berada dalam cengkeraman mulut sanca. Seperti yang sudah dilatih, muscle pemberani ini berusaha agar tetap tenang dan tidak panik.
Tim muscle segera melakukan tindakan. Mereka berusaha melepas mulut sanca dari wajahnya. Satu orang menyemprotkan air ke wajah si muscle. Sedangkan yang lain perlahan-lahan menarik mulut sanca dari wajahnya. Setelah lima menit akhirnya mulut sanca bisa terlepas dari wajahnya. Tim muscle yang lain segera membersihkan luka bekas gigitan sanca dari wajahnya. Kemudian yang lain menutupi luka tersebut dengan daun pisang yang sudah dikunyah.
Di tempat lain, seperti yang diceritakan oleh Elang, pernah juga ada yang sampai buta terkena semburan kobra. Banyak pula pengalaman menegangkan dan dramatis selama tim SSR menyelamatkan ular. Salah satunya adalah saat Elang dan tim SSR menangkap seekor sanca berukuran tiga meter di rumah salah satu warga di Jakarta Barat.
"Warga telepon, katanya ada ular sanca sebesar lengan di rumahnya. Sewaktu evakuasi ke sana ternyata besarnya dua kali lengan. Waktu teman-teman lagi nongkrong dan hanya bawa alat seadanya," tutur Elang.
Sanca dengan berat 4 kilo tersebut jatuh dari atas plafon dan bersembunyi di bawah meja komputer. Sanca yang ditangani Elang dan tim SSR ini ternyata sangat agresif. Saat itu Elang dan tim SSR hanya membawa alat seadanya. Dibutuhkan waktu setengah jam lebih hingga sanca galak tersebut bisa dievakuasi.
Kini, Elang bersama komunitas Sioux berusaha mengedukasi masyarakat tentang ular. Mereka sering mengadakan penyuluhan dan pelatihan menangani ular liar yang berkeliaran. Berbagai kalangan mulai dari anak sekolah, perusahaan, kampus, hingga marinir sering meminta Elang untuk memberikan pelatihan.
"Masyarakat tidak perlu takut ular. Tidak semua ular berbahaya. Dari 400 jenis hanya 10 persen saja yang berbisa," tambah Elang.
SSR juga siap 24 jam dipanggil untuk membantu warga yang kedapatan ular di rumahnya. Elang tidak meminta bayaran alias gratis jika ada warga yang membutuhkan bantuannya.
"Kalau ada ular masuk rumah, tidak perlu panik. Amankan ularnya, jangan biarkan kabur lalu hubungi kami," tandas Elang.
-
Kapan Jalur Lingkar Barat Purwakarta dibangun? Sebelum dibangun jalan lingkar pada 2013, Kecamatan Sukasari yang berada paling ujung di Kabupaten Purwakarta aksesnya tidak layak.
-
Kapan Purnawarman meninggal? Purnawarman meninggal tahun 434 M.
-
Kapan Patung Shigir ditemukan? Patung Shigir ditemukan pada Januari 1890 di wilayah Sverdlovsk, di pinggiran barat Siberia, Rusia.
-
Kapan Atang Sendjaja meninggal? Pada 29 Juli di tahun itu menjadi hari duka bagi AURI.
-
Kapan Wibowo Wirjodiprodjo meninggal? Di akhir hidupnya, Ari dan Ira Wibowo menceritakan bahwa sang ayah pergi dengan tenang, tanpa rasa sakit, dan dikelilingi oleh keluarga tercinta.
-
Kapan P.K. Ojong meninggal? Sebulan kemudian, Ojong meninggal dunia pada 31 Mei 1980.
Baca juga:
Jika bertemu ular apa yang harus kita lakukan?
Potret pertarungan sengit anjing laut vs gurita di perairan Odgen
Beruang madu besar teror warga di Pekanbaru, rusak rumah dokter
Ini cara menangani ular sanca & kobra jika masuk rumah
Begini cara menangkap ular berbisa ala Sioux Snake Rescue