Pengungsi Rohingya Masih di Perairan Aceh, TNI AL Sebut Tunggu Arahan Pemerintah
Komandan Pangkalan TNI AL (Lanal) Lhokseumawe Kolonel Marinir Dian Suryansyah, mengatakan pihaknya tidak bisa berbuat banyak selain menyekat pengungsi tetap berada di lautan. Sampai saat ini belum ada arahan apapun dari pemerintah apakah kapal yang ditumpangi pengungsi etnis Rohingya itu akan ditarik ke daratan Aceh.
Pengungsi Rohingya yang terombang-ambing dalam satu kapal kayu masih berada di perairan Bireuen, Aceh. Belum ada keputusan dari pemerintah pusat maupun daerah terkait nasib pengungsi tersebut.
Komandan Pangkalan TNI AL (Lanal) Lhokseumawe Kolonel Marinir Dian Suryansyah, mengatakan pihaknya tidak bisa berbuat banyak selain menyekat pengungsi tetap berada di lautan.
-
Apa yang dilakukan Rohingya ini? Anggota Polsek Panipahan menemukan 11 orang Rohingya dan 11 Warga Negara Indonesia (WNI) yang akan menyebrang ke Malaysia secara ilegal.
-
Di mana pengungsi Rohingya di Aceh berlabuh? Pantai di Pidie, Bireuen, Aceh Timur, dan Sabang yang menjadi tempat mereka bersandar.
-
Apa yang dilakukan oleh warga Rohingya di Pekanbaru? Mereka tiba tadi malam dan mengaku tidak tahu siapa yang membawa. Polisi mengamankan sebanyak 13 orang etnis Rohingya yang masuk wilayah Kota Pekanbaru, Riau. Mereka terlantar di jalan protokol yakni di pinggir Jalan Sudirman, Kota Pekanbaru.
-
Apa sebenarnya itu Rohingya? Etnis Rohingya adalah kelompok etnis minoritas Muslim yang mayoritas tinggal di negara bagian Rakhine di Myanmar.
-
Bagaimana situasi Rohingya di Bangladesh? Pemerintah Bangladesh telah berupaya untuk menangani masalah keamanan ini dengan meningkatkan patroli dan keamanan di sekitar kamp-kamp pengungsian.
-
Apa yang dilakukan warga terhadap pengungsi Rohingya? Ratusan pengungsi Rohingya yang berlabuh di Dusun Blang Ulam, Gampong Lamreh, Kecamatan Masjid Raya, Aceh Besar, diangkut warga menggunakan mobil ke kantor Gubernur Aceh.
"Kalau ditanya apakah mereka (pengungsi Rohingya) akan ditarik ke darat, bukan kewenangan saya menjawab. Itu kewenangan pemerintah," kata Dian kepada merdeka.com, Senin (27/12).
Dia mengaku, sampai saat ini belum ada arahan apapun dari pemerintah apakah kapal yang ditumpangi pengungsi etnis Rohingya itu akan ditarik ke daratan Aceh atau tetap dibiarkan di laut.
"Kita menunggu perintah dari pemerintah. Kalau perintahnya dimasukkan, ya akan kita bantu masukkan (ke daratan Aceh). Tapi sejauh ini belum ada arahan," ujarnya.
Namun, kata Dian Suryansyah, pihaknya tetap membantu pengungsi Rohingya itu dengan memasok logistik makanan untuk mereka supaya bisa melanjutkan perjalanan ke tempat tujuan.
"Kita hanya bantu di perbatasan laut. Tetap akan kita bantu secara kemanusiaan," ungkapnya.
Sebelumnya diberitakan, kapal yang mengangkut etnis Rohingya itu pertama sekali dilihat nelayan Aceh terombang-ambing di laut sekitar 67 mil dari daratan Kabupaten Bireuen, pada Minggu (26/12) siang.
Panglima Laot Bireuen, Badruddin Yunus, kepada merdeka.com mengatakan sejumlah kesaksian nelayan yang melihat keberadaan pengungsi Rohingya itu di laut, menyatakan bahwa kapal yang mereka tumpangi mengalami rusak mesin.
Mereka mengandalkan layar dari terpal berlogo organisasi UNHCR untuk menjalankan kapal. Nelayan Aceh lantas menolong dengan mengikat kapal pengungsi Rohingya di rumpon di tengah laut. Nelayan Aceh juga memberi makanan untuk mereka.
Badruddin menyebut, di dalam kapal banyak terdapat anak-anak, perempuan dan beberapa orang pria dewasa.
"Informasi dari nelayan kita pengungsi Rohingya itu berjumlah sekitar 120 orang," ujarnya.
Dia mengaku, banyak nelayan Aceh yang melihat langsung keberadaan pengungsi tersebut ingin menolong dengan menarik mereka ke daratan.
"Ini bagaimana ya, kalau soal kemanusiaan kita ingin sekali menarik mereka ke darat, membantu. Tapi kami ini kan masyarakat biasa (tidak bisa mengambil keputusan)," jelasnya.
"Kami kasihan lihat anak-anak banyak sekali di atas kapal Rohingya itu," kata Badruddin Yunus.
(mdk/gil)