Pengusaha Elektronik di Depok Jadi Korban Penyekapan dan Perampokan
Pelaku diperkirakan tiga orang yang masuk ke toko. Penghuni ruko disekap dengan cara diikat kaki dan tangan serta mulut dilakban. Perampok membawa senjata tajam dan mengancam akan membunuh jika melawan.
Seorang pengusaha elektronik di Depok menjadi korban penyekapan dan perampokan yang terjadi di Jalan Raya Sawangan, Kecamatan Pancoranmas, Depok. Korban bernama Ferly Wikarta (42).
Peristiwa itu terjadi pada Selasa (1/3) sekitar pukul 03.00 WIB. Perampok datang dan lompat ke lantai empat.
-
Kapan Perang Kamang terjadi? Perang Belasting yang berlangsung di Kamang ini kemudian disebut juga dengan peristiwa Perang Kamang yang terjadi sekira tahun 1908.
-
Kapan Tangkuban Perahu buka? TWA Gunung Tangkuban Parahu, dibuka setiap hari. TWA Gunung Tangkuban Perahu buka mulai pukul 07.00 pagi hingga 17.00 sore, dengan jam terakhir masuk pukul 16.00.
-
Kapan Perang Cumbok berakhir? Konflik yang berlangsung sampai pertengahan Januari 1946 ini dimenangkan oleh kelompok PUSA yang didukung langsung oleh milisi rakyat dan Tentara Keamanan Rakyat (TKR).
-
Kapan Rampokan Macan dilakukan? Sejarah Rampokan macan dilakukan bertepatan dengan hari raya ketupat.
-
Kapan pemukiman Atlit Yam tenggelam? Tentang penyebab tenggelamnya pemukiman ini, terdapat perdebatan. Ada yang menyebut tsunami akibat runtuhnya gunung berapi, sementara yang lain mengaitkannya dengan perubahan iklim yang mengakibatkan naiknya permukaan air laut.
-
Kapan Purnawarman meninggal? Purnawarman meninggal tahun 434 M.
Pelaku diperkirakan tiga orang yang masuk ke toko. Penghuni ruko disekap dengan cara diikat kaki dan tangan serta mulut dilakban. Perampok membawa senjata tajam dan mengancam akan membunuh jika melawan.
"Dia naik dari lantai 4 dia masuk, mbak sama suster diikat dulu kaki tangan, mulut disumpel. Rencong ditaruh di sini, jadi kalau mbaknya teriak diancam dibunuh terus suruh kasih tahu di sini ada berapa orang semuanya," kata Ferly, Rabu (2/3).
Kemudian pelaku turun ke lantai bawah menuju ruang tidur korban. Penghuni rumah yang diikat pelaku sebanyak lima orang. Yaitu istri korban, suster dan karyawan.
"Semua diikat mulut disumpel, cuma kalau saya mulut enggak disumpel karena waktu diikat itu saya kerja sama ditanya kunci di mana di sini, sini. Kunci brangkas berapa saya kasih tahu. Karena saya juga diancam kalau salah saya diketok pakai linggis," paparnya.
Korban Rugi Rp390 Juta
Akibat peristiwa itu korban mengalami kerugian hingga ratusan juta. Selain itu enam jam tangan dan senilai Rp150 juta serta enam ponsel senilai Rp40 juta juga digondol.
"Kurang lebih total Rp390 juta. Uang ada di brankas, makanya waktu argumen buka brankas dia udah senang semua. Tapi yang satu ngotot masih emas tetapi dia ngomong sudah cukup enggak usah ini sudah banyak kok," ungkapnya.
Setelah menggasak harta para pelaku langsung melarikan diri. Salah satu pelaku yang mengikat Ferly tidak terlalu kencang sehingga dia bisa meminta pertolongan ketika pelaku sudah kabur.
"Ada satu yang baik, makannya sama dia saya direnggangin. Udah renggang dikit saya diem dulu. Pas udah jalan (pelaku) baru saya buka baru saya bukain pakai gunting karena itu keras. Diikat pakai kayak kain sarung. Jadi diiket semua pakai kain sarung, mulut disumpel pakai pakaian terus diiket lagi pakai lakban semua kepalanya," ceritanya.
Beruntung kedua anaknya hanya ditutupi dengan bantal oleh pelaku. "Jadi anak yang umur 4 tahun malingnya enggak ikat cuma ditutup pakai bantal gede, kalau 6 tahun mau diikat saya bilang jangan diikat bisa mati nih anak. Anak kayak gini mana bisa ngelawan si. Akhirnya enggak diikat. Disuruh tengkurep saja. Semua jadi tengkurep semua. Anak dua, 4 sama 6 tahun semua laki-laki," tukasnya.
Kasus ini sudah dilaporkan korban ke Polresta Depok. Namun penyelidikan kasus diambil alih Polda Metro Jaya.
(mdk/gil)