Penjelasan BRIN soal Munculnya Angin Tornado Pertama di Rancaekek Bandung
Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menegaskan upaya rekonstruksi dan investigasi angin tornado yang melanda Rancaekek Bandung.
Bencana angin tornado menerjang Kecamatan Rancaekek di Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat.
Penjelasan BRIN soal Munculnya Angin Tornado Pertama di Rancaekek Bandung
Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menegaskan upaya rekonstruksi dan investigasi angin tornado yang melanda kawasan Rancaekek di Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat.
- Angin Berputar di Rancaekek Puting Beliung atau Tornado? Ini Penjelasan Ilmiah BMKG
- Sejarah Angin Puting Beliung Mirip Tornado di Bandung
- Membandingkan Kecepatan Angin Tornado dan Puting Beliung, Mana Paling Cepat?
- BRIN Sebut Angin Tornado Pertama Muncul di Rancaekek, Ini Bedanya dengan Puting Beliung
"Kronologi foto-foto dan video dari masyarakat dan media sangat membantu periset dalam mendokumentasikan extreme event yang tercatat sebagai tornado pertama ini,"
kata Peneliti Pusat Riset Iklim dan Atmosfer BRIN Erma Yulihastin dikutip merdeka.com, Rabu (22/2).
merdeka.com
Apa itu Tornado?
Erma menjelaskan tornado memiliki skala kekuatan angin yang lebih tinggi dan radius lebih luas. Angin tornado minimal kecepatan angin mencapai 70 kilometer per jam.
Berdasarkan kajian BRIN, angin puting beliung terkuat yang pernah tercatat memiliki kecepatan 56 kilometer per jam.
Menurut Erma, kasus puting beliung yang biasa terjadi di Indonesia hanya berlangsung sekitar 5 sampai 10 menit itu pun sudah sangat lama.
"Hanya ada satu kasus yang tidak biasa ketika puting beliung terjadi dalam durasi 20 menit di Cimenyan pada 2021," paparnya.
merdeka.com
Lebih lanjut, Erma mengungkapkan bahwa BRIN melalui Kajian Awal Musim Jangka Madya Wilayah Indonesia (KAMAJAYA) sudah memprediksi peristiwa cuaca ekstrem yang terjadi di Indonesia pada 21 Februari 2024.
Bencana angin tornado menerjang Kecamatan Rancaekek di Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Barat mendata berbagai bangunan yang terdampak bencana tersebut, di antaranya PT Kwalram, Kawasan Industri Dwipapuri, Borma Rancaekek, Asrama Brimob Polda Jabar, hingga minimarket di Kecamatan Jatinangor juga mengalami kerusakan.