Penjelasan Polisi soal Modus & Cara Dukun Pengganda Uang di Banjarnegara Bunuh Korban
Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Tengah (Jateng) mengungkap pembunuhan yang diduga dilakukan dukun pengganda uang di Banjarnegara, Slamet Tohari.
Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Tengah (Jateng) mengungkap pembunuhan yang diduga dilakukan dukun pengganda uang di Banjarnegara, Slamet Tohari. Dari hasil identifikasi scientific crime investigation bahwa korban diminta menelan tablet yang mengandung klonidin sebelum meminum cairan sianida.
"Jadi korban dites pakai klonidin ketika ritual. Kalau tidak ngantuk berhasil dan kemudian diberi sianida itu. Itu bisa dikuatkan dengan keterangan ahli," kata Kapolda Jateng Irjen Pol Ahmad Luthfi, Kamis (6/4).
-
Bagaimana modus dukun itu dalam mengedarkan uang palsu? SR kemudian masuk ke dalam kamar dan mengganti uang tersebut dengan uang palsu. Selanjutnya SR meminta agar uang itu dilarung ke laut sebagai bentuk ritual buang sial.
-
Bagaimana cara termudah untuk menggandakan uang? Bagaimana cara termudah untuk menggandakan uang? Letakkan di depan cermin
-
Kenapa dukun itu mengedarkan uang palsu? Ia mengaku sudah menyebarkan uang palsu tersebut kepada dua orang yang di wilayah Doplang, Kabupaten Blora dan Malang.
-
Bagaimana kekuatan sebuah mata uang diukur? Namun, kekuatan sebuah mata uang sebenarnya dapat diukur melalui daya belinya terhadap barang, jasa, atau mata uang lainnya.
-
Apa saja modus penipuan keuangan yang sering terjadi? Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi dan Pelindungan Konsumen Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Friderica Widyasari Dewi mengungkapkan ada empat modus penipuan yang belakangan ini terjadi dan memakan banyak korban kerugian.
Sementara itu, Kabid Labfor Kombes Pol Slamet Iswanto mengatakan, terkait upaya scientific crime investigation yang dilakukan Polda Jateng, pihaknya mulai melakukan identifikasi jenazah tersebut di Polres Banjarnegara pada Selasa 4 April 2023.
"Hasilnya ditemukan, 2 butir serbuk apotas dan dua butir tablet warna putih. Dua butir apotas positif mengandung zat potasium sianida. Sedangkan, dua butir tablet mengandung klonidin," kata Slamet Iswanto.
Dia menjelaskan, Sianida adalah senyawa beracun dapat menyebabkan kematian pada sel-sel tubuh ketika tertelan. Sedangkan, klonidin adalah obat antihipertensi golongan penghambat reseptor alfa agonis kerja sentral.
Potasium sianida mampu merusak efek merusak sel-sel di dalam tubuh dalam rentang waktu sekitar 1 menit - 5 menit. Bila ditelan dalam jumlah yang cukup banyak, orang bisa meninggal dalam 5 menit.
"Dua belas korban itu positif mengandung sianida. Jadi bisa diambil kesimpulan korban meninggal karena sianida," tegasnya.
Dalam praktiknya pelaku menggunakan dua zat tersebut sebagai syarat dalam ritual penggandaan uang. Pelaku diminta untuk menelan dua zat tersebut.
"Penggunaan dua jenis pil itu merupakan modus dari pelaku," pungkasnya.
(mdk/ded)