Penjual satwa langka di Facebook dengan harga murah akhirnya dibekuk
Tersangka membanderol satu ekor burung tersebut Rp 200 ribu.
Ditreskrimsus Polda Lampung beserta Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bengkulu, berhasil menangkap Muhammad Rohim (27), penjual satwa langka jenis burung elang tikus di media sosial Facebook, Senin (18/7).
Tersangka yang merupakan warga Gang Bambu, Kelurahan Enggal, Kecamatan Tanjungkarang Pusat, menjajakan satwa tersebut sekitar 20 ekor.
"Sebanyak 20 ekor satwa nyaris punah ini kami dapatkan dari seorang yang menjajakannya di Facebook," kata Direktur Reserse Kriminal Khusus (Direskrimsus) Polda Lampung, Kombes Dicky Patrianegara, di Bandar Lampung, Selasa (19/7), dikutip dari Antara.
Dicky menjelaskan, tersangka membanderol satu ekor burung tersebut Rp 200 ribu. "Modus yang digunakan tersangka yaitu menawarkan satwa langka jenis elang tikus melalui facebook dengan harga satuan Rp 200 per ekor," ujarnya.
Menurutnya, harga harga tersebut dari penangkapnya langsung. Sebab jika di pasaran harganya cukup mahal. "Untuk seekor anak elang ini bisa dibanderol sampai Rp1 juta hingga Rp2 juta," imbuh Dicky.
Dia mengatakan, berdasarkan pengakuan tersangka satwa langka itu didapatkan dari usaha menangkap langsung dengan cara menjaring.
Kepala Seksi Konservasi Wilayah III Lampung BKSDA Bengkulu, Teguh Ismail mengatakan, semua jenis elang merupakan satwa yang dilindungi oleh negara sehingga tidak boleh diperjualbelikan secara umum.
"Kami mengetahui ada orang yang menjual burung jenis elang tikus melalui Facebook, karena perbuatan itu melanggar hukum yang dapat merusak kelestarian alam, sehingga pihaknya berkoordinasi dengan pihak Polda Lampung untuk memancing dan menangkap tersangka," ucap Teguh.
Mengenai satwa langka tersebut, Teguh mengatakan, akan menempatkan 20 ekor elang tikus itu di BKSDA. "Satwa ini masih anakan, sehingga belum bisa kita lepasliarkan ke alam terbuka," kata dia.
Akibat perbuatannya, tersangka dijerat pasal 21 ayat (2) dan pasal 40 ayat (2) Undang Undang Nomor: 5/1990 tentang Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistem.
Baca juga:
Pihak Tarekot Malang berkilah soal koleksi Elang Bondol
Tak punya izin penangkaran, Elang Bondhol di Tarekot Malang disita
6 Pemuda Kalbar bunuh bekantan untuk dimasak sebagai lauk makan
Gerebek ruko di Asahan, petugas temukan 25 beo dan 2 nuri langka
Seekor lumba-lumba terdampar di perairan Cirebon
Marak kasus perdagangan satwa langka bikin para aktivis ini miris
Ganjaran pelaku perdagangan satwa liar Indonesia terlampau enteng
-
Untuk apa tulang-tulang hewan diletakkan di tempat tersebut? Tampaknya mereka berkumpul untuk melakukan ritual khusus dalam suatu kegiatan dengan cara menaruh tanduk-tanduk dan tengkorak hewan sebagai bagian dari ritual ritual ini.
-
Hewan apa yang ditemukan di sungai Desa Kebonagung? Awalnya saat sedang berburu, seorang pemuda di Desa Kebonagung Kecamatan Sulang, Rembang, memergoki adanya kucing hutan di pinggir sungai yang terletak di sebelah barat desa. Namun saat dikejar, kucing hutan itu masuk bersembunyi di dalam lubang. Karena penasaran dengan keberadaan kucing hutan, empat pemuda desa mendatangi lagi lokasi tersebut Minggu (10/9) dini hari. Saat menyusuri pinggir sungai yang mengering akibat musim kemarau, mereka justru melihat sorot mata yang mencurigakan mengambang di permukaan air Dimas Gilang Saputra, salah seorang pemuda itu, menuturkan bahwa hewan itu adalah buaya.
-
Hewan apa yang menjadi perwujudan dewi Bastet? Dewi Bastet dalam mitologi Mesir erat kaitannya dengan kucing. Di Mesir Kuno, kucing dihormati sebagai simbol penting dalam agama dan pertanian karena peran mereka dalam melindungi tanaman dan membasmi hewan pengerat, yang membantu mencegah penyakit. Orang Mesir Kuno percaya bahwa Bastet dapat berinkarnasi dalam bentuk kucing.
-
Kapan tulang hewan berisi biji henbane hitam ditemukan? Tulang tersebut berasal dari antara tahun 70 dan 100 Masehi berdasarkan model keramik dan bros kawat yang ditemukan di lubang berlumpur yang sama.
-
Hewan langka apa saja yang hidup di hutan lereng Gunung Slamet? Kawasan hutan di lereng Gunung Slamet merupakan rumah bagi banyak satwa, termasuk di antaranya satwa langka. Beberapa satwa langka itu masih dapat dijumpai walau keberadaan mereka terancam oleh para ulah pemburu liar.
-
Apa yang ditemukan petani di ladang tersebut? Penemuan tersebut meliputi tiga tongkat kerajaan, tiga belati perunggu, kapak ukuran kecil dan sedang, serta alat pahatan.