Pentingnya komunikasi antar umat beragama cegah ideologi menyimpang
Menurut Khofifah, banyak manfaat jika komunikasi intensif dari segala lapisan umat beragama dengan pemerintah dapat dilakukan. Dampaknya akan membuat rasa saling percaya, saling mengerti, dan saling menghargai akan terbangun dengan kokoh yang dapat menepis paham radikalisme berbalut agama.
Banyaknya aksi terorisme yang menjadikan aparat kepolisian sebagai target sasaran dari kelompok-kelompok ekstrim berbalut agama membuat situasi saat ini kurang kondusif, khususnya di kota-kota besar seperti Jakarta.
Menteri Sosial Khofifaf Indar Parawansa mengatakan, perlunya komunikasi secara subtantif di internal umat beragama dan antar umat beragama dalam menekan ideologi-ideologi yang menyimpang.
"Ucapan dari pelaku yang menyebut ini kafir, thogut, ini anti pancasila dan sebutan itu di masjid ditujukan kepada mereka yang justru sedang melaksanakan salat dan baru selesai mereka sedang berdoa. Artinya hal seperti ini harus dibangun komunikasi secara substantif," ujarnya di RS Polri, Kramatjati, Jakarta Timur, Senin (3/7).
"Interen umat beragama dan antar umat beragama, serta antar tokoh agama dengan pemerintah," tambahnya.
Menurut Khofifah, banyak manfaat jika komunikasi intensif dari segala lapisan umat beragama dengan pemerintah dapat dilakukan. Dampaknya akan membuat rasa saling percaya, saling mengerti, dan saling menghargai akan terbangun dengan kokoh yang dapat menepis paham radikalisme berbalut agama.
"Bangunan komunikasi ini akan bisa memberikan, muncul trust (saling percaya) antara satu dengan yang lain. Interen, antar, dan antar tokoh agama dengan pemerintah ada muncul understanding (saling mengerti), muncul respect (saling menghargai), ini harus kita bangun," jelas Khofifah.
"Ketiga hal ini bisa kita bangun ketika memang sudah membangun komunikasi yang baik. Sehingga tidak melakukan punishment dari apa yang tidak kita dialogkan," tambahnya.
Khofifah dalam kesempatanya, juga menekankan bahwa sudah menjadi tugas dari setiap lapisan masyarakat untuk menjaga keutuhan NKRI. Kata dia, semua peristiwa dan semua aksi teror yang terjadi harus menjadi pembelajaran bagi semua agar senantiasa berjabat tangan menjaga perdamaian.
"Peristiwa demi peristiwa yang terjadi di negeri ini, mudah-mudahan bisa menjadi koreksi dan refleksi kita agar bisa kritis lagi bagaimana bersama bergandeng tangan menjaga NKRI," tandasnya.
Baca juga:
Mengubah pemahaman radikal dengan pengetahuan agama yang benar
Spanyol siap bantu Indonesia dalam penanggulangan terorisme
Deteksi kelompok radikal, polisi data identitas warga Labuan Bajo
Gus Ipul minta NU dan Muhammadiyah bantu upaya deradikalisasi
Tingkatkan spirit toleransi untuk hilangkan kebencian
Situasi sosial politik tanah air dinilai sedang memprihatinkan
RS diamankan Densus, Polda DIY waspadai gerakan radikal di sekolah
-
Siapa yang terlibat dalam penerapan pengendalian sosial? Pengendalian sosial adalah cara-cara atau metode yang digunakan untuk mendorong seseorang agar berperilaku selaras dengan kehendak kelompok atau masyarakat luas tertentu.
-
Kapan Hari Lahir Pancasila diperingati? Hari Lahir Pancasila, yang diperingati setiap tanggal 1 Juni, adalah momen penting dalam sejarah Indonesia.
-
Bagaimana Raden Ario Soerjo meninggal? Lalu mereka disuruh turun kemudian dibawa ke hutan dan dihabisi nyawanya oleh PKI.
-
Kapan Purnawarman meninggal? Purnawarman meninggal tahun 434 M.
-
Siapa yang hadir dalam sosialisasi Kemendag? Sosialisasi digelar secara hibrida yang dihadiri para eksportir dan pemangku kepentingan.
-
Siapa sosok penemu ransum TNI? Pencipta ransum TNI ternyata bukanlah seorang tentara, melainkan seorang dokter.